Pria Misterius

1.4K 256 56
                                    

Aku kembali setelah satu bulan 😂

Maafkan :') banyak komen aku cepet update deh buat yang ini :"


Happy reading!^^



~°~°~



Jun menjatuhkan dirinya pada sofa begitu sampai di apartemennya. Ia menyandarkan punggung dan kepalanya pada sandaran sofa, matanya terpejam. Ia masih tak habis pikir pada apa yang baru saja ia lakukan beberapa waktu lalu.

Bayangan kejadian itu terputar dalam otaknya seperti sebuah film pendek. Ia ingat dengan jelas bagaimana ia pergi ke mall untuk menemui temannya tetapi malah melihat wanita yang pernah ia seret untuk menjadi rekan pemotretannya dan justru mengikuti wanita itu. Lebih anehnya lagi, ia melihat betapa wanita itu meyukai sebuah sepatu dan membelikannya begitu saja tanpa berpikir. Ia tidak tahu kenapa tubuhnya beraksi begitu saja.

Wen Junhui ... apa yang telah kau lakukan? Melibatkan diri pada orang lain? batinnya. Jun mencebik. Kepala dan hatinya tidak sejalan.

“Ucapan terima kasih? Apa-apaan itu?” gumamnya ketus. Sungguh, hal seperti itu tidak biasa ia lakukan. Mungkinkah ia merasa bersalah karena melibatkan orang lain seenaknya?

Ohh tidak ... ia bukan tipe orang seperti itu.



Ting Tong Ting Tong


“Aish ....” Mendengar suara bell berbunyi, Jun segera membuka mata. Pandangannya langsung tertuju pada pintu depan. Mau tak mau, tubuhnya harus meninggalkan sofa nyaman dan memeriksa siapa yang datang.



Ceklek ...


Jun langsung membulatkan matanya ketika menemukan seseorang yang tak asing di depan pintu. Namun, belum sempat bereaksi lebih lanjut, orang yang berdiri di depan pintu itu menarik tangannya dan menyerahkan sesuatu. Tepatnya sebuah tas karton.

Jeongmal kamsahaeyo. Tapi, aku tidak bisa menerimanya begitu saja.”

Jun menyipitkan matanya. Ia melirik tas karton berisi sepatu wanita yang baru saja dibelinya beberapa waktu lalu. Sedetik kemudian, ia menarik tangan wanita yang berdiri di depannya dan melakukan hal yang persis sama. “Aku sudah membelinya. Jadi, bawa saja ke rumahmu, okay?”

Jung (y/n) ... wanita itu menghela napas kasar, terlihat sedikit sinis. “Aku tidak bisa, kau tidak dengar ya? Aku bahkan tidak tahu kenapa kau tiba-tiba ada di sana dan membeli sepatu ini untukku.”

“Bukankah aku sudah mengatakannya?” protes Jun. Sungguh, belum juga ia mendapat jawaban atas pertanyaan mengenai sikapnya beberapa waktu lalu, kini sepatu yang telah ia beli dikembalikan begitu saja.

Diakah yang salah karena membelinya begitu saja?

Atau wanita yang ada di depannya ini memang keras kepala?

“Ucapan terima kasih, ya?” (y/n) bertanya dengan nada sinis. Entah kenapa ia merasa pria di depannya ini sangat menyebalkan sampai-sampai kepalanya berdenyut. “Aku tidak merasa butuh rasa terima kasih darimu. Jadi, ambil saja.”

Wanita itu mengembalikan tas karton kepada Jun kemudian berlalu pergi. Mulanya Jun hanya diam saja, tapi kemudian mengejarnya. Entahlah, pria itu juga tidak tahu kenapa ia ingin mengejar wanita keras kepala itu. Hanya saja ia merasa perlu memberi sepatu itu.

Sial ... ia tak sempat menaiki lift yang sudah membawa wanita itu pergi sebelum ia sampai. Mau tak mau ia menuruni anak tangga. Beruntung, tempatnya hanya berada di lantai tiga sehingga menggunakan tangga masih masuk akal.

Khianat [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang