Kejutan Manis

990 188 102
                                    

Aku kembali setelah sekian lama hilang dari lapak ini 😶


Happy reading!^^



~°~°~



Jung (Y/n) terburu-buru turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah. Ia bahkan tak punya waktu untuk menutup pagar. Ia melepas alas kakinya sembarangan kemudian melangkahkan kaki memasuki rumah.

Kepalanya terus melirik ke kanan dan ke kiri. Mencari keberadaan pria yang mengeluhkan kondisinya sejak sore tadi. Sungguh jantungnya berdebar-debar karena tak biasanya pria itu mengeluhkan sakit.



Ceklek ....


Langkahnya terhenti ketika mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Ia langsung menoleh dan mendapati pria yang dicarinya keluar dari kamar mandi dengan celana pendek dan handuk tersampir di leher. Rambutnya masih basah bahkan meneteskan air.

“Ohh .... Kau sudah pulang?” tanya Jeonghan terkejut. “Kupikir kau akan pulang terlambat.”

Oppa ....” Wanita itu langsung mendekat. Ia menyentuh lengan pria itu. Kedua bola matanya terbuka lebar ketika merasakan sensasi dingin. “Hya .... Kenapa kau mandi air dingin dalam kondisi sakit seperti ini? Kau mau memperparah keadaan?!”

Jeonghan mengerjap pelan. Mendadak ia menyesali kebodohan yang telah ia lakukan—mengeluh untuk membuat wanita itu cepat pulang. Lebih bodohnya lagi, ia cepat-cepat mandi begitu sampai di rumah. Padahal harusnya ia menunggu (Y/n) pulang dan menunjukkan raut kelelahan terlebih dahulu.

Gagal.

Jeonghan mengembuskan napas berat. “Mianhae, eoh?” ucap Jeonghan seraya mengusap kepala wanita itu. “Oppa tidak sakit. Aku hanya ingin kau cepat pulang. Jadi, kupikir itu akan bekerja ....”

Oppa, itu sama sekali tidak lucu! Apa kau tidak tahu kalau aku pulang buru-buru tanpa membantu yang lain merapikan setting lalu mengemudi seperti orang gila karena khawatir padamu?! Kau juga tidak membalas satu pun pesanku, bagaimana bisa aku tidak khawatir?!”

Wanita itu mendecak kemudian memutar tubuh. Jujur ia merasa tidak enak berteriak seperti itu pada Jeonghan. Namun karena sudah terlanjur, ia memutuskan untuk mendinginkan kepala di kamar.



Ceklek ....


Baru saja satu kali melangkah, wanita itu terpaku di tempat. Tangannya bahkan masih berada di kenop pintu.

Wae? Apa kau tidak menyukainya?” tanya Jeonghan yang berdiri di belakang wanita itu, tak bisa masuk karena terhalang.

Di dinding belakang ranjang terdapat balon-balon merah berterbangan di langit-langit kamar. Tepat di atas kepala ranjang, menempel balon bertuliskan I ❤️ U.

“Aku tahu belakangan ini kita sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kadang sampai lupa bertukar kabar. Aku juga jadi kurang memperhatikan keadaanmu,” ucap Jeonghan sehingga wanita itu memutar tubuh. “Aku ingin meminta maaf. Aku sadar sekarang ini aku sangat membosankan. Aku juga tidak punya banyak waktu untukmu. Jadi ....”

“Jadi?”

Jeonghan mengembuskan napas. “Aku mengambil cuti selama tiga hari. Aku akan punya waktu lima hari termasuk weekend untuk dihabiskan denganmu. Kuharap kau mau beristirahat juga. Aku ingin kita pulang ke Gimpo untuk mengunjungi orang tua kita. Ohh ya, Mingyu juga sempat meneleponku. Katanya tadi siang berangkat ke Seoul untuk mengurus pameran. Besok sore kita sama-sama kembali ke Gimpo.”

Khianat [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang