Di Balik Senja

658 150 62
                                    

I'm back 🤗


Happy reading!^^



~°~°~



Suatu keajaiban bahwa tidak satu pun orang menyadari identitas Jun dan (Y/n) ketika mereka sampai di tujuan pertama—butik di dekat pusat perbelanjaan.

Keduanya memilih butik paling biasa supaya tidak mencolok. Memilih satu pakaian dengan cepat supaya (Y/n) bisa mengganti pakaian. Mereka sepakat tidak mau melihat berita “Model Wanita yang Pertama Kali Muncul di Depan Publik Sebagai Rekan Pemotretan Wen Junhui Terlihat Berkeliling Pusat Perbelanjaan Bersama Model Tampan Tersebut Dengan Pakaian Pria. Apakah Hubungan Mereka?”.

Setelah mengganti jaket dan training Jun dengan dress kuning selutut, Jung (Y/n) pergi ke toko sepatu seorang diri. Ia tidak ingin Jun membelikannya terlalu banyak sepatu. Menurutnya satu saja cukup karena ia tidak berniat sering jalan-jalan selama pelarian ini. Toh mungkin saja sebentar lagi ia sanggup pulang. Jadi, wanita itu memilik high heels perak dengan hiasan kupu-kupu di bagian tali—warna yang cocok untuk pakaian apa saja.

Ia akhirnya kembali bertemu dengan Wen Junhui di pintu depan pusat perbelanjaan. Keduanya tidak banyak bicara dan memilih untuk pergi ke tempat selanjutnya untuk mencari pakaian rumah. Namun, sebelum tiba di tempat, Jun tiba-tiba menarik wanita itu ke luar jalur.

“Ehh! Kita mau ke mana?” tanya wanita itu bingung.

Jun tersenyum di balik masker hitamnya. “Lihatlah dirimu. Sudah modis dengan dress dan high heels. Aku adalah pria yang bertanggung jawab. Jadi, aku tak kan membiarkanmu keliling sepolos ini. Aku ingin dunia tahu kalau wanita di sampingku ini sangat menakjubkan.”

Belum sempat menjawab, Jun sudah menariknya dengan lembut ke toko perhiasan.

“Jun, kau tidak perlu membeli—”

“Aku ingin lihat kalung,” ucap Jun memotong.

Wanita itu memutar bola mata. Penjaga toko tersenyum kemudian mengarahkan mereka ke sebuah sisi di mana berbagai liontin kalung terpajang. Jun langsung saja mengelilingi bagian itu unuk melihat-lihat.

“Bisa lihat yang itu?” tanya Jun sambil menunjuk sebuah kalung di dalam etalase.

Wanita itu memutuskan untuk menunggu saja. Toh kelihatannya Jun tidak membutuhkan pendapatnya.

Setelah menunggu beberapa saat, Jun menghampirinya dengan sebuah kalung perak di tangan. Liontin berbentuk kupu-kupu berwarna putih keunguan menggantung dengan cantik.

“Berbaliklah,” ucap Jun.

Wanita itu mau tak mau tersenyum. Ia memutar tubuh dan memegangi rambutnya agar Jun bisa memasang kalung tersebut.

Diam-diam, pria itu tersenyum. Ia menatap bagian belakang kepala (Y/n) sejenak. Mengagumi kecantikan yang masih terpancar sekalipun Jun tak melihat wajahnya. Kemudian barulah ia memasang kalung itu.

“Ayo jalan,” ucap Jun kemudian menggandeng tangannya keluar dari toko. Namun, baru beberapa langkah pergi, pria itu berhenti.

“Ada yang tertinggal?” tanya wanita itu memastikan.

Jun merogoh saku dalam jas yang dipakainya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil. Ia membuka kotak itu, memperlihatkan sepasang anting melingkar yang dihiasi bunga-bunga kecil.

“Kurasa kau tidak membeli anting barusan,” ucap wanita itu bingung.

Tak langsung menjawab, Jun memasangkan anting tersebut di telinga polos wanita itu. “Aku sudah menyimpannya terlalu lama. Kurasa ini waktu yang tepat untuk ....”

Khianat [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang