I'm back~
Happy reading!^^
~°~°~
“Jeonghan Samchon!”
“Aigoo Nina-ya!”
“Aaaaaaa!”
Seruan antusias membuat hangat suasana di halaman rumah bernuansa merah muda tersebut. Jeonghan berlari pelan ke arah gadis kecil dengan rambut ikal yang terikat satu di bagian belakang. Gadis kecil itu ikut berlari, menyambut hangat Jeonghan dengan sebuah pelukan.
“Samchon jahat! Kenapa baru datang sekarang? Nina, kan, ulang tahunnya minggu lalu,” rengek anak tersebut begitu sampai di gendongan Jeonghan.
Pria itu membuat mimik sedih yang terlampau dibuat-buat. “Mianhae, eoh? Samchon terlambat, tapi tidak lupa bawa hadiah. Nina bisa minta pada (Y/n) Imo ya.”
“Ehh? (Y/n) Imo di mana?” tanya Nina bingung. Gadis kecil itu memutar tubuh untuk mencari keberadaan bibi kesukaannya tersebut.
Jeonghan pura-pura berpikir. “Hmm ... ke mana ya? Hilang mungkin.”
“Yang benar?” tanya Nina polos. Gadis kecil itu menatap Jeonghan sambil mengerjap pelan. Berusaha mencari tahu apakah pamannya serius mengenai hal tersebut.
“DORRR!”
“Waaaaa!”
Nina menjerit ketika sepasang tangan tiba-tiba menyentuh bahunya dari belakang. Suara tawa seorang wanita pecah setelahnya. Jeonghan bahkan ikut tertawa.
Di belakang sana, wanita yang dicari-cari berdiri. Berencana mengejutkan Nina sejak awal.
“Imo curang!!!!” seru Nina. “Pasti lewat pintu belakang ya?”
Jung (Y/n) terkekeh geli. “Iya, dong! Imo, kan, bawa kejutan.”
“Mana kejutannya?!” tanya anak itu antusias.
(Y/n) tersenyum. Ia menunjuk rumah dengan dagu, mengisyaratkan bahwa hadiahnya ada di dalam sana. Dengan semangat, Nina berlari ke arah rumah setelah turun dari gendongan Jeonghan.
“Kejutan, aku datang!”
Jeonghan terkekeh geli. Ia melangkah menuju sang istri yang sibuk menatap punggung Nina. Ia tersenyum kemudian meraih tangannya dengan lembut. Membuat wanita itu menoleh.
“Ayo masuk,” ajak Jeonghan. “Noona-ku pasti sudah menunggu.”
“Dia membuat masakan kesukaan kita banyak sekali,” balas wanita itu. “Aku masih tidak bisa membayangkan menghabiskan semuanya sekaligus.”
“Dia pasti sangat merindukan kita,” ucap Jeonghan sambil mulai melangkah.
Gelak tawa terdengar begitu mereka memasuki rumah. Nina berada di ruang tengah dalam gendongan Mingyu yang turut hadir. Mereka berputar-putar dengan riang. Yua, adik Nina yang berusia dua tahun lebih muda berlari-lari di sekitar mereka.
Setelah lelah berputar-putar, Mingyu menurunkan Nina. Gadis kecil itu memutar tubuh dan berlari ke arah (Y/n).
“Kejutannya Mingyu Oppa ya? Asyik! Nina senang sekali!” ucap Nina seraya memeluk kaki wanita dewasa di depannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Khianat [Seventeen Imagine Series]
Cerita PendekHighest rank - #114 on short story 211109 Dikhianati pasangan mungkin menjadi hal yang biasa. Tapi, bagaimana jadinya jika kedua belah pihak saling mengkhianati satu sama lain ketika mereka terikat dengan sebuah ikatan sakral yang mereka pilih sendi...