chapter 33

525 94 9
                                    

Vote dulu sebanyak banyaknya,ada hadiah:)

Eunbi bersandar pada Jungkook,posisi mereka sudah terbaring,mata mereka sama sama sembab dan Jungkook yang terus memeluk Eunbi agar tak bisa menjauh darinya, namja itu masih saja menangis. "apa oppa tak sadar".  Eunbi tiba tiba bersuara membuat Jungkook menoleh.

"Aku sangat membenci oppa,aku tak pernah mencintai oppa". Eunbi memejamkan matanya,semua perkataannya itu bohong. Jungkook tampak terkejut, "aku tak memiliki perasaan apapun,tapi kenapa rasanya sakit sekali". Eunbi tertawa miris, "aku sangat senang oppa memiliki kekasih,kenapa tak dari dulu saja?aku senang,senang sekali oppa".

"Jangan katakan itu, jebal". Isak Jungkook. Eunbi tersenyum tipis.

"Aku bangga pada oppa,aku sangat bangga,terima kasih sudah membuatku senang begini sampai sampai hatiku ini hancur,ini hadiah terindah bagiku..aku tak akan melupakannya". Eunbi kembali meneteskan air matanya, Jungkook langsung membalikkan tubuh Eunbi dan memeluknya erat,
"kumohon jangan katakan itu, aku tak suka mendengarnya". Masih memeluk Eunbi dengan erat sambil terus menangis, cobaan yang begitu berat baginya. Hukuman dari apa yang sudah dilakukannya. Dia benar benar menyesal, tidak ada lagi yang bisa dilakukannya selain menangis. Takut akan hal yang lebih buruk lagi terjadi padanya, seperti kehilangan salah satu atau bisa saja kehilangan semuanya, istri dan anaknya.

Jungkook mengusap air matanya yang terus saja tumpah "kumohon maafkan aku. Aku menyesal. Sangat sangat menyesal". Eunbi tampak berbicara di dalam dekapan Jungkook, "tak perlu menyesal ataupun meminta maaf,aku senang sekali dengan apa yang kau lakukan"

Jungkook menggelengkan kepalanya. Dia sangat tidak menyukai itu, "bisakah oppa tidur di luar saja?aku ingin tidur sendiri sekali kali". Eunbi melepaskan pelukannya dan mengusir suaminya secara halus. Jungkook kembali menggelengkan kepalanya, "aku tidak mau"

Eunbi menghela nafas kasar lagi, "kalau begitu biar aku saja". Eunbi duduk dan secepat mungkin menahan lengan Eunbi, dia menghela nafasnya. Dengan berat hati dia mengalah.
"biar oppa saja". Eunbi menatap Jungkook, kenapa rasanya sakit sekali.

"tidurlah..pasti kau lelah". Jungkook membaringkan Eunbi dan membelai rambutnya dengan perasaan tulus, "aku lelaki brengsek yang sama sekali tidak tau caranya berterima kasih padamu. Bahkan aku tidak tau apa yang bisa menebus semua kesalahanku padamu. Kata maaf saja tidak--"
"bukankah kau ingin keluar?"
Jungkook diam, "maaf". lalu kembali menyeka air matanya dan mengecup kening Eunbi cukup lama lalu pergi dari kamar meninggalkan Eunbi.

Eunbi menatap punggung Jungkook yang baru saja keluar dari kamar. Tangisannya semakin menjadi.
Dia harus pintar menutupi ini semua dari Eunha,dia tak mau anaknya kecewa apalagi membenci Jungkook, Eunbi memaksa menutup matanya walau air matanya terus turun dengan deras.
.
.
.

Jungkook bersandar pada sofa, memikirkan betapa kasihannya Eunbi karena kebrengsekannya.
"Kumohon jangan pisahkan kami ya Tuhan", Jungkook menghapus air matanya.
"aku harus mengatakannya!". Jungkook beranjak setelah memikirkan sebuah keputusan demi keluarga kecilnya. Jungkook berjalan dan menuju kamar Eunbi, dia terdiam sebentar, "Eunbi sudah tidur belum ya?". Jungkook terdiam diposisinya, "semoga sudah tidur". Jungkook berjalan lagi dan masuk ke dalam kamar,membuka pintunya dengan hati hati.

Dia melihat Eunbi sudah tertidur memunggungi posisinya,mendekat dan mengambil kunci mobil di atas nakas,"maaf sudah membuatmu membuang air matamu yang berharga". Jungkook cukup lama memerhatikan Eunbi,dia tak mau pergi dari sana dan di posisi yang sama,Eunbi mati matian menahan isakannya keluar dari bilah bibirnya.

"Aku pergi dulu,selamat malam,aku sangat mencintaimu Eunbi,sangat sangat". Jungkook dengan mata berkaca kaca melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana.

Saat pintu tertutup, "aku lebih mencintaimu,mencintai namja yang sudah menyakitiku". Eunbi meremat selimutnya,isakannya keluar setelah ia tahan sejak Jungkook berada di kamarnya.

"Dia pasti ingin menemui kekasihnya". Eunbi bergumam sambil meringkuk,miris memang.

•••

"Istrinya sudah tahu tentang hubunganku dengan Jungkook,appa tenang saja...sebentar lagi aku akan menyingkirkan Eunbi itu dari rumah Jungkook". Yoori tertawa senang bersama namja yang ditelponnya,mengusap perutnya yang masih rata.

"...."

"Tenang saja appa,aku tak akan menggugurkan kandunganku,aku akan terus mendesak Jungkook untuk menikahiku"

Yoori mengeluarkan smirknya, "walaupun Jungkook menyuruhku menggugurkan kandungannya". Yoori menegakkan badannya, "aku tak akan menyerah,lihat saja"

"..."

Yoori tersenyum, "aku juga kesal pada anaknya itu,kalau saja bukan anak dari Jungkook,sudah ku bunuh dia sejak lama,dia sudah mengambil hati Hyejin ku,Hyejin kini hanya membutuhkanku saat dia terluka,ah..dia sudah menjadi kekasih Eunha sekarang kan?tapi aku masih senang atas ekspresinya saat aku sedang berpelukan dengan Hyejin". Yoori menyisir rambutnya menggunakan jari jarinya.

"...."

Pip

Yoori mengangkat sebelah alisnya dan tertawa remeh, "kita lihat Eunha,aku dan appa akan sama sama untung,aku akan senang atas penderitaanmu,dan appa ku akan senang atas penderitaan istri dari Jeon Jungkook,tak perlu khawatir, Jeon Jungkook juga akan mendapat balasan yang setimpal"


TBC

Ingin double up kawan???
Vote+comment dulu
( ͡° ͜ʖ ͡°)

'MWOMA' 07 Mei 19

"My Wife or My Affair?"[JJK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang