Assalamu'alaikum...
Selamat datang di ceritaku😁Ditunggu kritik dan sarannya ya teman-teman💞
Happy reading💙
Awas typo!
Seperti hingar-bingar dunia yang menyesatkan, lampu disko berputar, mengajak berlenggok-lenggok kesana kemari. Malam semakin pekat, tetapi dunia seakan belum mau usai. Rokok, alkohol, dan wanita, adalah bagian penting dari malam ini.
"Lo mau harga berapa?" Bibir merah menggodanya tersungging manis.
Rambutnya di semir blonde, ujungnya di catok keriting alias curly sehingga terlihat berkelas.
"Kalo boleh 5 juta."
Perempuan dengan rambut panjang dan ujungnya yang disemir ungu menjawab dengan yakin. Senyuman dari bibir yang dipoles warna nude terlihat seksi.
"5 juta? Apa jaminannya?" Tanya perempuan bergincu merah.
Pandangannya terlihat meremehkan.
"Gue. Maksudnya kita masih perawan." Jawab perempuan itu lagi sambil melirik temannya yang hanya diam dan seperti menikmati lakon malam ini.Perempuan bergincu merah tergelak, "Wow. Gue terkejut masih ada perawan di tengah kota begini."
Perempuan pemilik senyum seksi tersenyum manis, "Jadi bagaimana?"
"Nampaknya kalian sangat bersemangat sekali. Saya suka semangat kalian." Ucap perempuan bergincu merah itu senang.
"Hidup ini kejam. Jadi gue semangat buat matahin kekejaman itu." Sahut perempuan yang sedari tadi diam.
Wajahnya manis dengan mata sipit. Terlihat anggun dengan gaun merah yang elegan.
Perempuan bergincu merah itu tersenyum kembali, "Saya suka sekali jawabanmu anak muda. Semoga betah dan selamat bersenang-senang."
Lalu dengan senyum liciknya, perempuan itu dengan gerakan anggun mengambil rokok dan menyelipkankannya di bibir merah menggodanya.
Perempuan bergincu merah itu menyodorkan rokoknya, "Mau?" Kedua perempuan di depannya serempak menggeleng.
"Silahkan nikmati Mami saja." Perempuan bergincu merah itu tertawa, "Sungguh hatiku senang malam ini. Semoga kalian membawa berkah. Mami senang." Gumamnya di akhir kalimat.
Kemudian laki-laki bertubuh tinggi dengan wajah bak preman mendekati ketiga perempuan tersebut.
"Pelanggan sudah datang, Mami." Senyum yang tersungging di bibirnya kian merekah.
"Siapa? Emas atau batubara." Pria tersebut mendekat dan membisikkan sesuatu.
Tak lama kemudian perempuan bergincu merah tersebut langsung tertawa lepas. Sungguh rezeki nomplok malam ini.
"Aku rasa habis ini akan mengganti jenis skin care ku." Gumamnya sambil memainkan rokoknya di udara.
"Nona-nona, kalian siap?"
.........
Perempuan berambut panjang dengan semir ungu di ujung rambutnya tersenyum manis. Wajah khas jawanya justru terlihat seksi malam ini, apalagi gaun biru yang membungkus badan rampingnya.
"Kalian sudah berapa lama bekerja disini?" Tanyanya kepada 5 perempuan yang masih terlihat sangat belia.
Kelima perempuan tersebut memilih bungkam. "Kenalin, gue Rere, baru hari ini gue masuk sini." Ucapnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abdinegara
General FictionDi umur 24 tahun, Kencana enggan memikirkan perihal pernikahan. Baginya, umur 24 tahun adalah umur produktif untuk menaikkan karirnya. Tetapi, takdir membawanya bertemu dengan jodohnya. Jodoh yang telah di atur oleh para orang tua. Cerita ini hanyal...