Setelah dirawat 4 hari, Kencana sudah mulai membaik. Gadis itu sudah bisa pergi ke kamar mandi sendiri setelah sebelumnya harus di temani orang lain sebab luka yang berada di perutnya sedikit menyusahkannya untuk bergerak.
Selama itulah banyak kerabat hingga teman-temannya yang datang untuk menjenguknya.
"Gue kaget banget denger lo terluka Na waktu tugas. Gue sempet mau langsung cus ke Jakarta. Tapi lo tau sendiri kan kalau komandan gue yang baru ini sangklek banget."
Secara khusus juga Rika, sahabat Kencana sejak zaman taruni menjenguk dirinya. Rika yang bertugas di Bandung rela menjenguk Kencana yang berada di ibu kota. Dan seperti biasa, Rika si gadis rempong itu pun selalu ngoceh jika bertemu dengan Kencana.
"Emang siapa komandan lo sekarang?" Tanya Kencana penasaran. Setelah Kencana di pindah tugas, dengar-dengar di tempat Kencana kerja di Bandung terjadi pergantian anggota secara besar-besaran. Namun sayang, Rika tidak ikut di dalamnya sebab gadis itu masih stay tugas di Bandung.
"Namanya IPTU Galih Anjar Wicaksono. Ganteng sih orangnya, cuma kakunya itu loh Na ngalahin kanebo yang udah kering pake banget. Udah kayak kulit sapi yang mau di buat sambel goreng." Kencana tertawa mendengar gerutuan sahabatnya itu.
"Nggak papa. Lo 'kan pakar jinakin orang. Jinakin granat aja bisa masa jinakin si Galih-Galih itu nggak bisa."
Rika cemberut mendengar penuturan Kencana. Ia kesal lantaran Kencana malah menyuruhnya untuk menaklukan komandannya itu.
"Ck! Lo belum tau sih orangnya kek gimana." Kemudian Rika memilih mengambil jeruk yang berada di atas nakas.
"Eh main ambil lo!" Cibir Kencana melihat kelakuan Rika yang sedari dulu tak pernah berubah.
"Ya ampun, Na. Gue lagi misqueen ini. Tanggal tua." Kencana hanya menggelengkan kepalanya. Sudah hafal betul dengan Rika.
"Dih.. mintanya gratisan." Cibir Kencana lagi.
Kemudian terdengar suara pintu dibuka. Ibu datang dengan membawa sebuah kresek warna putih.
"Eh ada Rika. Kapan kamu datang nduk?" Rika langsung bangkit dan mencium punggung tangan ibu.
"Setengah jam yang lalu, bu."
Rika memang memanggil Ibu Kencana dengan panggilan Ibu. Ibu yang secara khusus meminta Rika memanggilnya Ibu sebab perempuan itu sudah menganggap Rika seperti anaknya sendiri.
"Pasti capek ya kamu dari Bandung kesini." Rika terkekeh.
"Emang sahabatmu ini suka bikin orang jantungan kan nduk." Ucap ibu yang bermaksud menyindir Kencana.
Rika tertawa mendengar ucapan Ibu, sedangkan Kencana sudah cemberut. Selalu saja Ibunya itu memberi kode-kode yang langsung menusuk hati.
"Gini-gini kesayangan ibu kok. Kalau nggak pulang pasti di cariin." Sahut Rika dengan menatap geli sahabatnya itu.
Ibu mengiyakan ucapan Rika. "Habis ini juga Ibu mau nikahin dia Rik. Ibu nggak sanggup liat dia tugas berat-berat lagi."
Kencana melotot mendengar ucapan ibunya. Rika sudah kembali tertawa melihat Kencana yang menjadi bahan ledekan kali ini.
"Nah betul tuh Bu. Nikahin aja biar galaknya berkurang." Kompor Rika.
"Ibu juga sudah ada calonnya kok."
Kencana dan Rika sama-sama terkejut. Namun bedanya, Rika tersenyum senang sedangkan Kencana sudah memasang wajah masam.
"Ibu pikir kalau Nana nikah bakal tugasnya berkurang? Ini kan tuntutan pekerjaan Bu." Sanggah Kencana. Bagaimanapun juga ia belum berminat untuk menikah dalam waktu dekat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Abdinegara
General FictionDi umur 24 tahun, Kencana enggan memikirkan perihal pernikahan. Baginya, umur 24 tahun adalah umur produktif untuk menaikkan karirnya. Tetapi, takdir membawanya bertemu dengan jodohnya. Jodoh yang telah di atur oleh para orang tua. Cerita ini hanyal...