Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan

60.7K 4.2K 163
                                    

KOREKSI KALAU TYPO YA, MAKASIH

Saat ini Kencana dan Damar sedang berada di rumah dinas milik orang tua Damar. Hari ini ada pertemuan keluarga Damar dari pihak Papanya sehingga semua sanak keluarga di undang. Kencana dengan setelan dress di bawah lutut berwarna nude, membuatnya terlihat semakin cantik apalagi perempuan itu mengenakan riasan yang cukup simple tapi membuatnya terkesan lebih cantik daripada biasanya.

"Duh menantu Mama sudah datang. Sini masuk nduk." Mama langsung menggiring menantu kesayangannya itu untuk bergabung dengan yang lain. Kencana agak canggung sebab ia tak terlalu mengenal keluarga Damar. Ia hanya mengenal beberapa sanak saudara sebab saudara dari pihak suaminya itu sangat banyak, mungkin bisa satu desa jika di kumpulkan semuanya.

Beberapa sanak keluarga yang mengenal baik Kencana menyapa dan beberapa mereka yang kurang mengenal Kencana hanya melihat sambil melemparkan tatapan menilai.

"Haduh-haduh keponakan tante ini memang cantik sekali. Sini sayang." Tante Heni, adik dari papa Damar yang memang sangat menyukai Kencana sejak awal langsung antusias begitu melihat Kencana datang di acara keluarga mereka.

Sedangkan Mama tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat sang ipar yang begitu antusias melihat Kencana. Ia tak menyangka jika iparnya yang sentimen terhadap menantu di keluarga mereka langsung tertarik dan menganggap Kencana seperti anaknya sendiri. Padahal menantunya sendiri tak diperlakukan seperti Kencana hal itu juga yang membuat beberapa orang di keluarga mereka kurang menyukai sosok Kencana yang pintar mencuri perhatian.

Mereka berkumpul sambil tertawa ketika salah satu diantar mereka melontarkan guyon. Sepupu-sepupu Damar yang sudah bekerja dan menyebar di seluruh Indonesia kini hadir, bahkan melebihi antusiasme ketika lebaran tiba. Ajang perkumpulan keluarga ini memang sangat efektif, terbukti Kencana langsung berbaur dengan lainnya.

"Nok, sudah isi belum?" celetukan pertanyaan tadi menghentikan pembicaraan Kencana dengan sepupu perempuan Damar yang sudah bekerja di pertambangan. Perempuan cantik itu sontak menoleh ke arah sang tante atau merupakan kakak perempuan tertua dari papa mertuanya.

Kencana tersenyum kecil. Tiba-tiba perasannya tidak enak. Bahkan Mama yang sedang berbicara dengan Tante Heni terhenti. Kebetulan juga sepupu Damar yang berbicara dengan Kencana tadi langsung memberi kode kepada sang Mama menggunakan kedipan agar sang Budhe tidak beraksi lagi.

"Pengantin baru biar pacaran dulu tho mbak. Masalah anak nanti juga kalau rezeki di kasih sama Yang Maha Kuasa." Jawab Mama Endang. Beliau sudah tau tabiat iparnya itu.

Budhe Tanti tersenyum sambil mendengus pelan, "Risa saja yang baru menikah 3 bulan lalu sudah hamil 2 bulan. Kalian sudah menikah 6 bulan lebih loh, nggak baik nunda momongan."

Kencana tersenyum kecut. Ia paling sensitif jika menyinggung masalah anak. Bukannya ia tak ingin memiliki anak, tetapi hubungannya dengan Damar baru saja membaik dan dekat. Hal itu tentu butuh waktu untuk membicarakan bab anak.

Orang-orang yang mengerti keadaan disana hanya mampu diam. Budhe Tanti memang memiliki sifat yang asal ceplos dan sering kali ucapannya menyakitkan hati, tetapi mereka tak banyak melawan sebab beliau orang yang dituakan di keluarga besar Papa Damar.

"Do'akan saja Budhe. Saya juga sedang ikhtiar untuk mendapatkan momongan." Ucap Kencana dengan tersenyum di akhir kalimat. Perempuan yang mampu mengendalikan emosi itu tetap terlihat tenang dan tidak marah ketika disinggung mengenai masalah anak. Tapi yang namanya hati tidak ada yang tau.

Tetapi masalahnya, Mama Endang terlihat tak suka dengan pernyataan Budhe Tanti. "Semua sudah ada yang ngatur Mbak, jodoh, rezeki sama maut. Jadi jangan sama ratakan dengan semuanya." Ucap Mama Endang dengan nada yang terlihat ngegas, hal itu memicu suasana menjadi canggung dan tidak sehangat tadi lagi.

Cinta AbdinegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang