Chika Renatasya Pov.
Sekarang lagi musimnya ulangan.
Dimana semua perhatian gue tersita sepenuhnya pada belajar dan belajar.Selama seminggu penuh ini gue gak bakalan ada waktu luang, pulang dari sekolah ada les, habis les gue ada kesibukan sebagai "Remaja Masjid", tentunya itu menyita waktu minimal sampe jam delapan malam.
Pulangnya gue harus belajar, dan tidur dijam sebelas terus bangun dijam tiga sampe pagi.
Sibuk banget.
Capek banget.Ditambah lagi sama satu masalah yang belum terselesaikan ini.
Ratno Wijaya.
Sampe sekarang gue belum juga ngasih kepastian kedia.
Yah gimana ya, gue masih bingung aja gitu.Ratno itu baik, tipe boyfriend goals banget, but, He's not my type.
Gue sukanya cowok yang lebih dewasa dan bijak, yang bisa kalem dan cool disaat bersamaan.
Dan bagi gue, Ratno itu kekanak-kanakan.Yah, gue gak bisa bohong kalau gue sempat baper sama dia.
Gue sempat kagum sama cara dia ketika mendamaikan kelas yang berisik. Gue sempat kagum sama sikapnya yang bertanggung jawab sebagai ketua kelas.Tapi, rasanya susah banget, mengubah rasa kagum itu menjadi rasa suka lebih dari teman.
Itu susah.Cepat atau lambat, gue tetap harus memberi kepastian ke Ratno.
Dan berkat memikirkan hal itu, gue jadi gak konsentrasi sama buku yang harusnya sudah kuhafal sebagian isinya sedari tadi.
Ahh, Ratno ngeselin.
Sosiologi kamprett!!
Gue keluar kelas dengan wajah murung, mungkin orang akan menilai kalau gue keliatan lesu gitu karena efek puasa, tapi bukan itu alasannya.
Diantara 10 nomor Sosiologi essay test, gue gak bisa jawab dua nomor. Dua nomor guys, bayangkan.
Kalau misalkan Olla atau Elina atau Aurel gak bisa jawab cuma satu nomor, bisa dipastikan gue mampus!
Nilai gue akan menurun.
Ini semua gegara Ratno.
"Ratno! Panggilku.
Kebetulan tuh cowok udah keluar.
Dia noleh kegue, terus senyum.
Koridor masih sepi, karena yang lain juga masih sibuk ngejawab dikelas.
Dan sejauh ini, yang udah selesai baru gue sama Ratno doang."Tanggung jawab Lo!seruku ketika Ratno sudah didepanku.
Ratno mengernyitkan alis.
Ekhm!
Gue segera berdehem menyadari perkataanku yang ambigu."Gara-gara Kamu, aku gak bisa jawab 8 nomor tadi!kataku mendramastis
"Ck, Kamu masih mending. Daripada aku, satupun gak ada yang ditahu!jawabnya enteng
Gak nanya tuh!
"Bodo amat. Pokoknya kalau sampai aku remed Sosiologi, kamu gak bakal aku maafin!;
"Cahh, emang hubungannya sama aku apa?;
"Yah gara-gara aku mikirin 'jawaban' buat kamu, aku jadi gak konsen belajarnya! Jawabku jujur.
"Kamu mikirin jawabannya? Udah nemu dong? Pancing Ratno
Seketika gue mati kutu.
Pintar amat dia nyimak nya.
"Terus apa jawabannya?tanya Ratno berusaha memancingku.
Apa gue harus ngasih jawabannya sekarang?
Kalau disuruh nunggu lagikan kelamaan.
Udah hampir tiga bulan dia gue gantungin. Kan kasian.
Sementara gue tenggelam dalam pikiran gue, Ratno menatapku intens.
"Lama banget mikirnya! Cibirnya pelan
"Ratno.. nada bicaraku mulai menurun.
Oke, mode serius.
"Aku..., gak tahu mesti ngejawab apa dan kenapa! Kataku pelan, Ratno setia mendengarkan
..Seenggaknya, dalam senggang waktu yang kamu berikan, aku udah mencoba untuk menyukai Kamu!
Perkataanku tertahan.
Ratno masih setia menyimak perkataanku, dapat kulihat raut wajahnya berubah, tidak seceria barusan.
Dia terlihat cemas.
Gue menghela napas dalam.
..Gak peduli, seberapapun aku berusaha buat suka sama kamu, buat nerima kamu. Aku tetap aja gak bisa.
Aku cuma kagum ke kamu sebagai teman aja, gak bisa lebih, meskipun aku juga pengen lebih dari teman!;Hening sejenak.
Aku nunduk gak berani natap mata dia. Aku takut kasihan.
..kamu baik, ramah.
Tapi gak tahu kenapa sulit aja buat aku suka sama kamu...Maaf, aku udah membuatmu kecewa.
Maaf udah gantungin kamu lebih dari sebulan...Maaf, tapi aku benar-benar gak bisa nganggap kamu lebih dari teman.
Aku makin menunduk, takut nangis, dan juga takut melihat Ratno.
Gimana ekpresinya?
Apa dia marah?
Tiba-tiba gue merasakan kepalaku ditepuk dua kali.
Refleks aku mendongak.Terlihat Ratno dengan senyumannya.
Ahh, topeng!
"Ck, gak usah merasa bersalah gitu juga kali.
Udahlah, kalau gak bisa suka ya udah. Gak usah dipaksain! Nanti kamu yang bakal sakit sendiri.Ratno diam sejenak sebelum melanjutkan,
..Meskipun aku kecewa sama jawaban kamu. Tapi aku senang kok, kamu udah mau terus terang sama aku...Aku senang kamu udah mau jujur tentang perasaanmu ke aku.
..Untuk sekarang, mungkin kita lebih baik berteman aja dulu.
Ratno memperdalam senyumannya.
"Kalau kamu butuh sesuatu, jangan sungkan mencariku yah! Aku selalu ada kok buat kamu!
..Meskipun aku gak bisa jadi pacar kamu. Setidaknya aku bisa jadi sahabat ataupun abang buat kamu!
Aku mengangguk, ada perasaan sedih dan lega didalam hatiku.
"Tapi aku ada satu permintaan! Lanjutnya
"Apa?
"Biarkan anak-anak yang lain tahunya kita emang beneran pacaran!;
aku tersenyum mengiyakan.
"Oh, ada satu lagi! Bisakah kita tetap memakai aku-kamu?tanyanya pelan
Aku terdiam beberapa lama sebelum mengangguk.
"Tentu saja. Kenapa tidak?!kataku
Ratno tersenyum, akupun ikut menghangat karenanya.
Aku baru sadar, kalau Ratno bisa sedewasa ini.
Lebih sakit mana?
Kejebak Friendzone atau digantungin?

KAMU SEDANG MEMBACA
Sains One
No Ficción🤟TOGETHER WILL BE BETTER IF WITH FRIENDS 1 IPS CLASS❤🤟 🙂Kebersamaan itu Indah, guys👑 #pencarian jati diri. DALAM PROSES REVISI.