Sains One

#7 Gara-gara PR

Malam ini dikamar, Gue lagi nonton MV Exo-Promise.
Lagunya enak banget, apalagi pas bagian Chen oppa.

Disaat gue lagi asyik-asyiknya nonton, chat dari Jira masuk.

"Udah ngerjain PR Sejarah? By Jira

Udah, daritadi sore.

Tumben amat!;

Gue mau berubah;

Jadi power rangers;

Ihh, serius!;

Hmm;

Lo udah;

Udahlah;

Tujuan lo chat gue apa;

Pen nanya aja. Takut lu lupa. Lo kan ratunya pikun;

Anjay lo;

Lo lebih lagi;

^_^

Habis itu gue ketiduran.

06.32
Kelas XI Ips I

Seperti kemarin-kemarin. Kalau ada PR pasti dikerjain disekolah. Buktinya makhluk-makhluk dikelas ini pada sibuk ngerjain.

"Ehh, Aurel, lo udah ngerjain PR?: Tanya Nafar.

"Udah!"kataku

"Gua boleh nyontek gak?tanyanya dengan ekspresi sedih.

"Enak aja, gue capek-capek lo tinggal nyontek!kataku.

"Sekali-kali napa, demi keamanan bersama lo wajib membantu sesama yang membutuhkan!" Si komandan,
Kambuh lagi jiwa politik absurdnya

"Kalau gue gak mau!"

"Lo akan dikenakan pasal 23 tentang pelanggaran hak dan kewajiban!:

"Bodo amat. Gue gak peduli!:

"Lo kan baik!" Rayunya.

"Bodo amat!"

Tiba-tiba Nafar, narik paksa buku gue. Terus lari.

"Wooiii!balikin!" gue teriak, tapi gak mengejarnya. Toh, gue ini adalah pelari yang buruk.

Nafar Bayu Laskar. Cowok terabsurd dikelas ini. Hobinya main bola. Cita-citanya jadi pelatih timnas.
Perkataannya mengandung politik semua. Heran deh, dia tergolong makhluk jenis astral atau abnormal?

Walaupun begitu dia adalah kapten bola diSman Garuda. And you know?
Fansnya itu melebihi fansnya Ratno. Secara fisik masih lebih unggul Ratno, tapi secara tak kasat mata, Nafar lebih unggul lagi.

Bel masuk berbunyi nyaring..
Masuk bu Masiska. Guru yang terkenal killer disekolah ini.

"Siapa yang tidak mengerjakan PR, maju kedepan! Katanya tegas
Gue nelan ludah berkali-kali. Ngeliat matanya aja gak berani gue. Apalagi kalo sampe dihukum.

Tiba-tiba maju seorang cowok.

NIKO!

"Luar biasa. Apa alasanmu tidak buat PR?tanya bu Masiska

Niko gak jawab, cuma nunduk.

"Kamu bisu atau tuli?"

Seisi kelas heninh.

"Jawab saya, atau kamu tidak diperkenankan untuk hadir dipelajaran saya selanjutnya!tegas bu Masiska.

"Buku PR saya hilang bu! Jawab Niko akirnya.

"Alasan basi!masih muda udah pikun".

Gue nelan ludah kasar.
Takut sama bu Masiska. Juga takut dengan hukuman yang akan Niko dapat.

"Siapa lagi dikelas ini yang sudah pikun!"
Bu Masiska tiba-tiba bertanya,

Sontak saja seisi kelas nyebut nama gue.

"ADWIRAH AURELLIA, BU!"

Bangsat..

Gue maki dalam hati karena kesal,  Tapi rasa kesal itu berubah menjadi penghargaan ketika bu Masiska ngomong,

"Niko memang cocok dengan Adwirah. Nanti kalau lulus, menikah saja!"

Gue tahu dia ngucapin itu buat mempermalukan Niko. Tapi, tanpa sengaja dia menjadi guru pertama yang mendoakan hubungan kami.

Dalam hati, gue benar-benar mengaminkan ucapan bu Masiska.