#28 Perang Dingin

77 7 0
                                        


01.20
Sman Garuda

Didalam kelas sana, masih ada Ichal yang setia dengan kata-kata kasarnya, gue gak nyangka, kalo Ichal bisa segalak ini kalo marah.

Juga Muhdin, yang tetap melawan kata-kata Ichal, seolah menantang, seolah ingin berkelahi, padahal pasti dia tahu, kalo dia tentu saja akan kalah.

Terdengar juga suara Niko,Ratno, Nafar,Yuko,Rian, sama yang lain berusaha mendamaikan.

Sampai kapan ini akan terus berlanjut?!

Gue gak tahu, tepatnya sudah berapa puluh menit berlalu sejak kami semua, para cewek kelas ini menunggu diluar.

Akhirnya, terdengar pintuk kelas diketuk dari dalam.

Jira yang berdiri tepat didepan pintu segera membukanya.

Terlihat, Muhdin keluar kelas dengan muka yang babak belur, akibat ditonjok Ichal dua kali tadi. Mungkin lebih.

"Gimana?" tanya Jira langsung ke Ratno

Ratno gak ngomong apapun.

Semuanya kompak bungkam.

Gue melirik ke Niko tapi dia menghindar.

Sedangkan Ichal, wajahnya masih terlihat menahan amarah.

"Yuko, kenapa?" pancing Jira

Yuko diam.

"Kenapa diam, biasanya lo yang paling banyak bicara? Kenapa diam?"

"Ichal, kenapa?" tanya Jira tanpa berputus asa.

"Halik, kenapa?" ulang Jira pada siswa baru itu.

Semuanya buang muka.

"Pengecut!"

Sedangkan kami yang lain cuma pada diam, diantara kami Jira-lah yang paling berani.

"Maksud lo apa?" Nafar ngegas.

Ahh, Jebal, tidak lagi!

"Giliran dibilangin kek gitu malah bicara, suara lo tadi ngilang kemana?" Jira nyibir.

"Lo itu gak tahu apa-apa!"

"Makanha gue nanya!"

"Jira. Udahlah jangan memperkeruh suasana!" Ratno yang ngomong.

"Lo juga kenapa dari tadi diam aja?"

Ratno bungkam.

"Diam aja terus" Jira emosi.



Lalu,

Bel pulang berbunyi.

Tapi bel pulang kali ini, tidak semenyenangkan kemarin.

Ichal segera menarik tasnya dengan keras lalu keluar kelas. Disusul Jira.

Lalu perlahan, kami semua pulang kerumah masing-masing.

...
Gue menyandarkan kepalaku dibahu ranjang, menunggu chat dari Niko, tapi nihil.

Jangankan chat, onlinepun dia enggak.

Gue lagi asyik-asyiknya mendengarkan musik EXO ketika ada chat dari kak Rendy yang menyuruhku keluar.

"Sudah kamu lakuin?" Tanya kak Rendy to the point begitu gue keluar gerbang.

Kalo ke kak Rendy, gue ngomongnya pake Aku-kamu, soalnya gak enak pake lo-gue.

"Iya kak!"

"Terus dia bilang apa?"

"Dia bilang salam balik!"

Kak Rendy tersenyum senang.

Sains OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang