#43 Rahasia

45 6 2
                                    

Jira pov.

Diantara semua pelajaran, gue paling suka Matematika.
Kenawhy, karena bagi gue matematika itu simple dan menyenangkan. Walaupun yah, makin kesini makin penuh dengan kebohongan.

Tapi gue suka kok. Gimana cara matematika itu sendiri menjebak kita dengan soalnya yang berbelit-belit.

Gue emang hobi menghitung, tapi gak itung-itungan. Bahkan, gue tipe orang yang boros. Heheh.

Walaupun gue suka matematika, gue masih cari aman dengan masuk kelas IPS. Gue gak kuat bersaing sama anak Ipa yang rata-rata punya otak yang brilian banget.

Yah mending bersaing sama anak Ips, yang lebih menguasai pelajaran lain bukan?, dan juga yang jago matematika dikelas ini, itu gak lebih dari lima orang. Cakepkan?!

...Jira!panggil Bunda.

Gue paling gak suka diganggu pas lagi konsen sama sesuatu.

"Jira!panggil Bunda lagi.

Dengan setengah kesal, gue menuju sumber suara.

"Iya Bunda.. jawabku.

"Gak ikhlas bangetsih kamu jawab panggilan bunda!;

"Habisnya, aku lagi nguras waktu dan tenaga buat nyakar soal mtk bunda ganggu!curhatku.

"Iya deh, maaf!Bunda nyengir.

Hmm!

"Terus, tujuan bunda manggil aku kenawhy?tanyaku.

"Mau nyuruh beli garam diwarungnya pak Onar!kata bunda.

Gue mutar bola mata, malas.

"Bi Iren kemana?;

"Lagi shalat Isya!;
... emang kayak kamu, shalat aja jarang!sindir Bunda.

"Cihh, kek Bunda rajin aja!;

"Udah ah, jangan banyak alasan. Mending kamu beli sekarang, keburu warungnya tutup!perintah Bunda.

"Kak Rendy aja yah Bun, nanggung kalo prku gak kukerjakan secepatnya!jawabku. Nice.

"Hushh.. jangan ganggu kakakmu. Dia lagi sibuk ujian!;

"Kan sama aja, aku juga lagi sibuk belajar!kataku.

"Ngeles aja kamu. Udah beli sana!;

Dengan setengah kesal, guepun terpaksa kewarung pak Onar, yang letaknya cuma tinggal nyebrang kedepan aja.

Dengan baju tidur, dan rambut panjang yang gue biarkan terurai, gue terpaksa mutar keluar komplek.

Warung pak Onar, udah tutup. Tumben banget, biasanya sampe jam sebelas baru tutup. Tahu gini, gue pake motor aja tadi.

Kebetulan diujung komplek ada warung yang masih buka, dan itu tepat disamping rumah Elina.

Habis beli garam, niatnya gue mau langsung pulang. Tapi kok ada yang aneh ya.

Tepatnya didepan gerbang rumah Elina, ada sebuah motor yang familiar bagi gue.

Gue coba ingat.. motor merah, gede, plat kek gitu....

Hmm?

Gue terkejut pas ingat siapa pemiliknya.
Untuk memastikan apa yang gue pikirin benar, gue berjalan mendekati rumah Elina.

Dari gerbang, gue bisa liat Elina diteras rumahnya lagi ngobrol, ralat, lebih tepatnya kek lagi kerja kelompok gitu sama seseorang.

Gue perhatikan dengan seksama, takut salah lihat.
Sayangnya, gue gak bisa dengar apa yang mereka omongin dengan jelas.

Semakin lama gue pantau, semakin jelas siapa orang itu.





















Tapi kenapa?



































Tapi kenapa malam ini?
Niko? Dirumah Elina?
Gak mungkin mereka backstreet kan?

Gue mematahkan argumen itu dengan positive thingking, mungkin Niko beneran lagi kerja kelompok bareng Elina.

Tapi Elina itu pelit banget kalo soal nilai.
Juga Niko, diakan jago matematika?































Apa mereka beneran backstreet?
















Sains OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang