Jadi, sebulan lebih setelah peristiwa siumannya Dara, Pak Ariyo dan Pak Baskoro mengatur pertemuan. Tanpa Lay dan Dara pastinya.
Mereka termasuk para Ibu dan Adit, membahas perkembangan perusahaan mereka yang akan segera digabung. "Aku nggak nyangka, ternyata perusahaan yang mau gabung sama UBart itu punyamu toh, Yo? Adit kok nggak pernah bilang kalau yang punya Zhang Entertainment itu om Ariyo?" ucap Pak Baskoro.
"Yah, Adit aja baru tau kalau UBart punya Om BImo dan mau dikasih ke Dara, Adit bener-bener dikejutkan sama banyak hal akhir-akhir ini." Adit menggeleng, para orangtua tertawa.
"Jadi gini, Yo, Bimo dulu pesen sama aku, kalau UBart bakal dikasih Dara kalau Dara nikah, karena yang mengelola harus suaminya. Dulu mau dikasih ke Adit, tapi aku sama istriku Rana, nggak mau. Akhirnya dibuatlah kesepakatan seperti itu. Dan kok ya kebetulan, calon suaminya anakmu dewe, hahahha."
"Itu dia, Bas. Lay itu nggak pernah cerita sama siapa kerjasama, tau-tau beres aja. Lha kok kebetulan banget Zhang sama UBart mau merger."
Adit dan para Ibu yang sedari tadi hanya memperhatikan lambat laun mengerti bagaimana rencana kedepan.
"Yawes, ini kan Dara masih ada terapi rutin sekitar 2 mingguan, untuk masalah pernikahan bagaimana?" tanya Pak Baskoro.
Adit yang mendengar seketika tersedak, "Yah, Dara aja baru sadar, masak mau ninggalin Adit sih? Adit masih kangen, masih pengen kesana sini sama Dara." para orangtua terkekeh mendengar celotehan Adit.
"Ya, nanti kita omongin lagi aja sama Dara sama Lay juga. Mau mereka gimana." sambung Pak Ariyo.
Sementara itu di RS, Lay sedang menemani Dara terapi. Lay sangat senang mengetahui bahwa Dara akan dijodohkan dengannya.
Walaupun Dara tidak mengingat sama sekali siapa Lay, dia dengan sabar dan telaten menemani Dara.
"Mas, aku dulu kenal sama Mas gimana?" tanya Dara saat kembali menuju kamarnya. Lay menceritakan panjang lebar tentang awal pertemuan mereka sambil mendorong kursi roda Dara.
"EXO? Aku sering lihat mereka tapi aku nggak inget kalau pernah kenal sama mereka."
"Iya, Ra. Nanti kalau kamu udah sembuh total kita ketemu mereka ya." Dara tersenyum dan mengangguk.
Sesampainya di kamar sudah ada Suho, Lay yang melihat Dara kebingungan segera menjelaskan, "Ini Suho, dia anak EXO juga, RS ini punya dia, dia juga yang bawa kamu kesini sama Adit." Dara bersalaman dengan Suho,
"Maaf ya, aku nggak bisa inget sama sekali." Suho mengangguk "Gapapa, Ra. Liat kamu siuman aja aku udah seneng," jawab Suho sambil mengacak rambut Dara.
"Pagi Daraaaa," muncullah dua reptil Risa dan Hanbin, Dara yang sudah terbiasa dengan kehadiran Risa dan Hanbin pun melambaikan tangan.
"Nih, aku bawain pie susu sama ayam betutu, kita baru aja liburan ke Bali." kata Hanbin sambil melempar kotak berisi kue dan makanan.
"Makasiiih. Aku makan nanti ya, aku habis terapi, takut mual." Risa dan Hanbin mengangguk.
"Yaudah, Ra kamu tidur dulu ya, nanti sore ada terapi lagi." ucap Lay sambil menurunkan kepala ranjang dan menaikkan selimut.
Saat Dara tertidur, mereka berempat menuju kantin Rumah Sakit.
"Ini udah hampir dua bulan loh, Lay. Sampai kapan kabar siumannya Dara dirahasiain?" tanya Suho
"Iya, Mas. Mas nggak kasian apa?" sahut Risa.
"Bukan gitu, rek. Dara itu masih belum bisa nerima banyak info, pelan-pelan. Nanti waktu pulang ke Indonesia pasti semua kita kabarin." jawab Lay.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OTHER "YOU"
FanfictionDara, seorang gadis yang bekerja sebagai asisten Manager grup EXO menjalin cinta dengan salah satu personilnya. Namun sayang, takdir berkata lain. Dia tidak hanya kehilangan cintanya namun juga nyawanya. Ini adalah kisah yang salah.