Reuni (Lagi?)

74 5 0
                                    

Setelah dua hari yang lalu anak-anak EXO menjenguk Dara, kini Lay sudah mempunyai waktu untuk menjenguk Dara. Lay datang bersama orangtuanya.

 Lay datang bersama orangtuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dit, ini Bapak Ibu aku. Pak Bu, ini temen Mas, kakaknya Dara." Adit dan orangtua Lay berkenalan.

"Jadi ini, Dara yang Mas ceritain ke Ibu Bapak?" tanya Ayah Lay. Lay mengangguk namun masih malu-malu, Adit mengernyitkan dahi, bingung.

 Lay mengangguk namun masih malu-malu, Adit mengernyitkan dahi, bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lay bilang sama Bapak sama Ibu kalau suka sama Dara." Ibu Lay menjelaskan pada Adit. Adit yang sudah beberapa kali terkena kejutan hanya bisa tersenyum menanggapi.

Adit dan orangtua Lay berbincang-bincang, sedangkan Lay duduk di samping ranjang Dara hanya menatap Dara sambil menggenggam tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adit dan orangtua Lay berbincang-bincang, sedangkan Lay duduk di samping ranjang Dara hanya menatap Dara sambil menggenggam tangannya.

"Kemarin temen-temen EXO nya Lay, juga dari sini Pak, Bu," ucap adit.
"Iya kemarin juga sempet ketemu di hotel, baru bisa kesini soalnya lagi ada cara keluarga 2 hari ini." jawab Ayah Lay.

"Mas Adit sendirian aja jaga Mbak Dara?" tanya Ibu Lay.

"Nggak, Bu. Biasanya sama Ayah Bunda, cuma lagi ada urusan mungkin nanti kesini."

"Kata Lay, Dara udah setahun yaa koma?" lanjut Ibu
"Iya, Bu. Gara-gara jatuh di tangga waktu di apartemen EXO", Adit menghela nafas,
"Ayah sama Bunda juga udah ikhlasin Dara. Minggu depan rencaan alat bantu mau dilepas semua."

Ibu dan Ayah Lay merasa iba, Ayah Lay hanya menatap Lay yang sedang menggenggam tangan Dara dan mengajak Dara berbicara walaupun tidak ada respon.

Lay memandangi wajah Dara yang tenang, membelai rambutnya sambil mengajaknya bicara.

"Ra, cepet sembuh ya, aku kangen kamu. Aku kangen kamu nangis didepan aku, aku kangen kamu ngomel-ngomel nggak jelas." Lay mulai terisak.

"Aku sayang kamu, Ra. Aku harap aku masih punya kesempatan,"

Lay terkejut tetiba telunjuk Dara bergerak, Lay terdiam.
Tanpa mengalihkan pandangannya dari Dara, Lay memanggil Adit, "Dit, Dit, Dit, jari Dara tadi gerak, Dit."

Adit segera memencet bel untuk memanggil dokter.

Tak lama kemudia dokter datang, Adit, Lay, dan orangtuanya menunggu didepan kamar.

"Semoga ada keajaiban yaa, Mas Adit," ujar Ibu Lay yang melihat Adit gelisah didepan kamar. Lay tidak berhenti berdoa untuk kepulihan Dara.

Dokter keluar dari kamar Dara, "Pak Adit, Mbak Dara sudah siuman, mungkin mau ketemu dulu?" Adit langsung bergegas masuk kamar mengikuti dokter, disusul Lay dan orangtuanya.

"Daraaaa.." panggil Adit,
"Dit, aku kelamaan tidur ya?" tanya Dara. Adit hanya mengangguk sambil menggenggam tangan Dara. Adit tersenyum haru.

"Dit, Ayah sama Bunda mana? Ada tamu siapa, Dit?" tanya Dara saat melihat keluarga Lay.

Adit melotot, bingung, "Itu Lay sama Ayah Ibunya, Lay temen kita" jawab Adit, Dara menggeleng sambil berusaha senyum menyapa keluarga Lay.

"Lay? Aku nggak kenal kayaknya, Dit?",

"Dara, kamu udah sadar?" tiba-tiba Risa dan Hanbin masuk, Dara menoleh pada Adit menunggu penjelasan "Dia Risa, sahabat kamu, itu Hanbin, pacarnya, sahabat aku juga, kita sering main bareng, Ra." jelas Adit.

Risa dan Hanbin kebingungan, begitu juga dengan Lay.

"Mbak Dara sepertinya terkena amnesia karena benturan waktu jatuh," ucap dokter. "tapi, dia masih inget saya, dok." sela Adit

"Mbak Dara terkena amnesia retrogade, jadi Mbak Dara tidak bisa ingat apa yang terjadi di masa lalu, namun masih bisa mengingat sebagian orang terdekatnya."

Ayah Bunda Adit tak lama kemudian datang, Ayah Adit bingung melihat Dara yang sudah siuman dan keluarga Lay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayah Bunda Adit tak lama kemudian datang, Ayah Adit bingung melihat Dara yang sudah siuman dan keluarga Lay.

Setelah menyapa Dara dan berpelukan, dokter menjelaskan lagi apa yang dialami Dara. Orangtua Adit merasa bahagia dan lega karena anak perempuan mereka sudah siuman.

Setelah itu dokter beranjak keluar kamar Dara yang diantar oleh ayah Adit.

Ayah Adit langsung teringat akan orangtua Lay yang masih disana, Ayah Adit berbalik dan memeluk Ayah Lay.

"Gimana kabarmu, Bas?" tanya Ayah Adit, "Baik, Yo, udah lama banget dan nggak nyangka kita ketemu disini," sahut Ayah Lay. Mereka berpelukan sampai menitikkan airmata haru.

Mereka semua merasa kebingungan bagaimana bisa Ayah Lay dan Adit saling mengenal.

"Jadi, Ariyo ini temen Ayah, sahabat Ayah sama Papanya Dara, Om Bimo," jelas Ayah Adit.
"Iya, Baskoro ini sahabat Bapak yang sempet Bapak ceritain tempo hari,"

"Ternyata, Lay ini anak kamu to, Yo?" tanya Ayah Adit. Pak Ariyo mengangguk. Pak Baskoro mengangguk dan tersenyum sumringah pada istrinya.

"Dara, ini Lay, calon suami kamu," ucap Ibu Adit sambil tersenyum. Risa, Hanbin, Lay dan tentunya Adit terkejut.

Adit masih tak habis pikir mengapa beberapa waktu ini dia mendapat banyak kejutan.

"Kok bisa?" bisik Risa dan Hanbin pada Adit, Adit menggeleng sambil memijat pelipisnya.

"Maksudnya gimana, Pak?" tanya Lay pada Pak Ariyo. Ariyo dan Baskoro menjelaskan perkara bagaimana persahabatan mereka dengan Ayah Dara, Bimo dulu.
Juga perjanjian untuk menjodohkan Dara dan Lay. Tak lupa juga mengenai perusahaan Bimo yang diamanatkan pada Baskoro, UBart.

Dara yang baru siuman dan masih merasa lemas hanya bisa diam tidak memberi tanggapan apa-apa.

THE OTHER "YOU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang