Acara pertunangan Lay dan Dara berlangsung sederhana. Hanya orang-orang terdekat saja yang datang.
"Bapak Baskoro Wiraguna, Ibu Rana Utami, dan Mas Abimana Rakadita, saya Malayaka Hermansyah, meminta restu untuk bertunangan dengan Ladiana Darazaniya," tutur Lay
"Saya selaku kakak Ladiana Darazaniya, mewakili orangtua saya, memberikan restu kepada kamu untuk bertunangan dengan Ladiana."
Dara pun muncul dengan didampingi Risa, Lay tersenyum bahagia.
Hanbin membawakan cincin pertunangan mereka.
Lay hendak memasangkan cincin Dara, "Ladiana Darazaniya, maukah kamu menikah dengan saya?"Mata Dara berkaca-kaca, "Iya, saya bersedia."
Lay pun memasangkan cincin di jari manis Dara. Setelah Lay memasangkan cincin di jari manis Dara, giliran Dara yang memasangkan cincin pada Lay.Lay dan Dara resmi bertunangan,
"Mas Lay, untuk acara pernikahan bisa ditetapkan kapan?" tanya Pak Baskoro.
Lay menoleh pada Dara, "Mungkin setelah urusan kantor selesai, kira-kira tahun depan."Lay pun pamit untuk menghampiri keluarga yang lain, Risa datang menghampir Dara.
"Dianaaa, selamat yaaaa. Ih aku aneh banget loh manggil kamu Diana, biasanya Dara." keluh Risa,
"Hahaha habisnya kayak manggil burung, udah sana aku mau ke Mas Lay dulu,"Dara yang hendak menghampiri Lay tiba-tiba dihadang para saudara. Mau tak mau Dara pun meladeni mereka. Berbincang ini itu hingga tak terasa sudah 3 jam lamanya.
Dara yang tiba-tiba merasa tak enak badan pun pamit untuk mencari Lay.
"Mas," panggil Dara,
"Iya Na, ada apa?"
"Aku boleh istirahat dikamar dulu nggak? Aku agak pusing," keluh Dara"Kamu kenapa, Na? Kecapekan ya? Aku anter aja yaa, yuk." Lay pun memapah Dara.
"Dit, aku ke kamar dulu, Diana nggak enak badan," Adit terlihat khawatir, namun dia sadar kini Dara adalah tanggung jawab Lay."Loh, yang tunangan mana?" tanya Suho
"Lagi dikamar, Diana sakit, kecapekan mungkin," tutur Adit sambil menyendok makanannyaLay mengantar Dara ke kamar, "kamu ganti baju dulu trus rebahan yaa, pesen room service, nanti aku suruh sekretaris aku beli obat. Aku ke bawah bentar nemuin tamu-tamu habis itu kesini lagi."
Dara mengangguk, dia tidak bisa merespon apa-apa lagi karena sangat lelah.30 menit kemudian Lay kembali ke kamar, dia melihat Dara sedang tertidur. Lay melihat piring bekas makanan dan juga bekas bungkus obat.
Lay berganti baju, lalu merebahkan diri di samping Dara.Lay membelai rambut Dara.
Dara terbangun, "Mas, udah balik?"
"Iya udah, udah kamu tidur lagi, Na." ucap Lay sambil menaikkan selimut Dara."Mas, peluk." pinta Dara.
Lay memeluk Dara, parfum Lay tercium, Dara mengeratkan pelukannya."Cepet sembuh ya, Na. Lusa kita ke Malang loh, nanti aku ajak kamu ke tempat makan bakso yang enak banget,"
Dara tak menjawab, dia hanya mengeratkan pelukannya pada Lay.
"Mas, aku kok kayak deja vu ya?"
"Deja vu apa, Na?"
"Aku dipeluk Mas gini, kayak aku ngrasa duluuuu banget aku udah pernah dipeluk, Mas.""Lah, Na, kamu kan sering aku peluk, to?"
"Ih, ini beda, Mas. Kayak kita udah dari dulu banget ketemu,"Lay tersenyum, "Dulu, kamu pernah nangis, Na. Trus aku peluk kamu, kamu nggak bilang apa-apa, cuma nangis aja."
"Masa sih?" tanya Dara sambil tenggelam dalam pelukan Lay.
"Iya beneran, kenapa? malu yaaa?"
"Ih apa sih? Udah ah, aku ngantuk."
Lay semakin tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OTHER "YOU"
FanfictionDara, seorang gadis yang bekerja sebagai asisten Manager grup EXO menjalin cinta dengan salah satu personilnya. Namun sayang, takdir berkata lain. Dia tidak hanya kehilangan cintanya namun juga nyawanya. Ini adalah kisah yang salah.