Bencana

104 4 0
                                    

"Ini cowok yang tadi pagi, kan?" gumam Adit.

TITTTT!!

Chanyeol masuk, semua menoleh pada Chanyeol. Adit segera menghampiri Chanyeol dan mencengkeram kerahnya. "Apaan sih, Dit?" tanya Chanyeol menghempaskan tangan Adit.
"Kenapa kamu pacarin Dara kalau akhirnya kamu nyakitin dia dengan cara kayak gitu?" bentak Adit. Chanyeol hanya tersenyum sinis.

TIITTTT!!

Lay masuk sambil membopong Dara yang masuk, semua terkejut dan berdiri.
"Mbak Daraaa," Sehun menghampiri Dara membantunya berjalan.

Dara berjalan menghampiri Adit dan Chanyeol, Dara menghambur sempoyongan ke Adit "Kakakkuuu, kenapa disini, udah malem, pulang yuk?" Adit hanya mengusap-usap kepala Dara tersenyum, Dara menoleh pada Chanyeol, "Eh, ada calon manten jugaaaa hahahah."

BRUKK!!

Dara terjatuh, Adit segera menggendong Dara. "Ho, aku pinjem kamar Mas Shindong," ijin Adit. Suho mengangguk dan segera menemani Adit membawa Dara ke atas.

"Aku kecewa sama Mas Chan," kata Sehun sambil berjalan menghampiri Lay dan lainnya yang sedang duduk di sofa.
Chanyeol yang tidak terima segera menyusul Sehun, "Kecewa kenapa sih, Hun?",

"Mas nggak liat? Mas nggak ngaca? Mas udah bohongin Mbak Dara?!" bentak Sehun.

Lay yang disampingnya hanya mencoba menenangkan Sehun. "Kamu tuh tau apa sih, Hun?" jawab Chanyeol ketus.

"Aku tuh nggak suka liat Mbak Dara sedih, aku juga nggak suka ngeliat Mas Chan jadi pembohong dan pecundang kayak gini!! Kalau Mas emang maunya nikah sama Mbak Rose, nggak usah pacarin Mbak Dara lah!!"

Kai menghampiri Sehun, "Udah, Hun. Kita nengok Mbak Dara aja." ajak Kai sambil menarik lengan Sehun.

Chanyeol hanya menggeleng-gelengkan kepala. Bersandar pada sofa dan memijat pelipisnya.

"Kayaknya kamu kudu tegas deh, Chan. Kamu pilih Rose apa Dara." Lay menepuk bahu sambil berjalan menuju tangga.

"Mas berharap aku pilih Rose, kan?" sindir Chanyeol.

Lay berbalik "Maksud kamu apa?"

Chanyeol tersenyum sinis, "Mas kira aku nggak tau kalau selama ini Mas suka sama Dara?" Lay membeku, Xiumin dan yang lainnya terkejut.

"Mas, selalu muncul waktu Dara lagi butuh bantuan, Mas selalu ada disamping Dara waktu dia nangis, Mas selalu .."

BUGG!

"Mas!!" Baekhyun, Chen, dan Dio bersahutan. Xiumin segera bangun dari sofa dan menahan Lay.

Ya, Lay menonjok pipi Chanyeol.

"Kamu masih bisa nyalahin orang lain sedangkan kamu sendiri nyakitin Dara kayak gitu, Chan?" tanya Xiumin.

Chanyeol berdiri lalu pergi. "Mau kemana Chan?" tanya Dio.

"Ke minimarket, cari angin."



Di kamar Shindong

"Kamu tahan emosi, Dit. Kasian Dara." ujar Suho. Sedangkan Kai dan Sehun hanya duduk sambil memandangi Dara Iba. "Aku sama Sehun beli susu beruang yaa, Mas buat Mbak Dara kalau ntar bangun." usul Kai, Adit dan Suho mengangguk.

"Aku ke kamar yaa, Dit. Udah jam segini. Kamu kalau mau tidur sini ke kamarku aja." pamit Suho, Adit mengangguk.
"Ra, aku nggak akan pernah biarin siapapun nyakitin kamu," Adit membelai rambut Dara.

Dara menggeliat, "Adittt, duuh pusing" Adit menyentil jidat Dara "Makanya jangan mabuk-mabukan, alay." Dara cemberut.

"Adit, sini disebelahku, mau peluk" Dara menepuk sisi kosong disebelahnya sambil duduk di sandaran kasur.

Dara memeluk Adit, "Dit, aku mau dibacain cerita, kayak dulu tiap mau tidur," rengek Dara.

"Udah ah, kamu ini mabuk, tidur aja." tolak Adit.

"Yah mati lampu, Dit." ujar Dara. "Yaudah makanya ayok tidur" kata Adit sambil mengusap punggung Dara.

Dara yang dibawah pengaruh alkohol berceloteh tanpa henti sedangkan Adit hanya menganggapi dengan "Hmm" atau "Iyaa".

"Dit, jangan pernah tinggalin Dara ya," Dara mendongak, Adit menoleh sambil tersenyum dan mengangguk.

Keduanya terdiam dan saling memandang. Adit tersenyum dan mengusapkan hidungnya pada hidung Dara.

"Nggak akan, Ra." Dara tersenyum, Dara memejamkan matanya dan menempelkan bibirnya pada bibir Adit.

Karena terbawa suasana, mereka berciuman.

"AAAKKKHH!" teriak Dara saat Chanyeol menarik tangannya menuju ke depan kamar, Adit terkejut.

"KALIAN BERDUA UDAH GILAA!!! DARA KAMU APA-APAAN SIH!!" bentak Chanyeol,

PLAKK!! Chanyeol menampar Dara, Adit naik pitam,

"BANGSAAATTT!!" Adit memukul Chanyeol bertubi-tubi. "KAMU YANG BANGSAT!!" Chanyeol balas memukul.

Kai dan Sehun yang mendengar ribut-ribut segera membangunkan Xiumin dan Dio.

Dara menangis histeris dan berusaha melerai keduanya, namun lengan Chanyeol tidak sengaja menyikut Dara sehingga Dara terhempas jatuh menggelinding di tangga.

"AKHHHHH!!" Dara berteriak, Adit dan Chanyeol segera berlari menolong Dara.

"Mbak Daraaaaa....!!!!" teriak Kai, "Huuuuuunnnnn, toloooonggggg huuuuuunnn!!! Mas Adiiiitttttt!!! Kepala Mbak Dara berdaraaaaaahh!!!!!" Kai berteriak histeris sambil setengah menangis.

Sehun yang sedang membangunkan Xiumin segera berlari ke Kai. "Daraaa, Daraaa, bangun Ra, tahan Ra." Adit panik.

"Hun, kamu telponin ambulans, tolong." pinta Chanyeol.

Mendengar teriakan Kai tadi semua yang tidur segera keluar kamar dan terkejut melihat Adit memangku Dara disofa dengan kepalanya bersimbah darah.


"Ambulansnya belum dateng, Hun?" tanya Baekhyun.
Sehun menggeleng, "RSnya ribet, Mas." jawab Sehun sambil tetap telepon.

"Helikopter papaku 5 menit lagi dateng, kita bawa Dara ke rooftop, Dit." ujar Suho.

Adit mengangguk, dia sudah tidak mempedulikan lagi keadaan wajahnya yang babak belur ditambah lagi dengan airmata yang terus mengalir karena melihat Dara terluka.
Suho dan Adit segera pergi ke rooftop.

Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit Adit hanya menangis, Suho berusaha menenangkan. "Ra kamu kuat, Ra.." ujar Suho sambil mengusap-usap tangan Dara.

Di apartemen

"Kamu apa-apaan sih, Chan?! Mabuk, pulang-pulang bikin keributan?!" bentak Xiumin.

Chanyeol hanya menunduk diam.
"Kalau ada apa-apa sama Mbak Aku nggak bakal maafin Mas Chan." Sehun mengambil jaket dan pergi.

"Mau kemana?" tanya Kai,
"ke RS, kalau ikut ayo." jawab Sehun.

"Pakai mobilku aja, berangkat bareng kita" ujar Lay sambil menenteng kunci mobilnya.

THE OTHER "YOU"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang