Di rumah sakit Adit hanya diam dan menatap kedepan dengan kosong. "Dit, kita ke UGD yuk bersihin luka kamu," tawar Suho.
"Yang jaga Dara disini siapa entar, Ho?" tanya Adit lemas.
"Udah, kita rawat luka kamu dulu, Dara kan ada perawat." Suho menarik lengan Adit dan membawanya ke UGD.
Adit hanya melamun entah kemana pikirannya, Suho hanya melihat tatapan kosong dari mata Adit
"Mas ini di pelipis ada yang sobek, dijahit aja ya?" tanya perawat kepada Adit, namun Adit tidak menanggapi apapun. "Lakukan yang terbaik aja, Mbak" ujar Suho.
Saat Adit selesai ditindak, salah satu perawat masuk ke ruang UGD "Disini ada keluarga dari pasien Ladiana Darazaniya?" Adit langsung beranjak duduk "Saya, Mbak."
"Dokter katanya mau ketemu di ruangannya." jelas perawat. Adit mengangguk dan segera turun dari brankar dibantu Suho.
"Pasien mengalami cedera tulang tengkorak, cederanya lumayan parah jadi terdapat sobekan di selaput otak. Tadi juga sempat keluar cairan dari hidung dan telinga. Pendarahan juga cukup banyak, kemungkinan koma sangat besar." jelas dokter.
Adit merasa linglung, "Tapi masih bisa diselamatkan, kan dok?" tanya Suho.
"Bisa, tapi pasien kemungkinan akan mengalami amnesia." Suho menghela nafas menatap Adit yang sudah terlihat kacau.
Sekeluarnya dari ruangan dokter Adit berjalan sempoyongan, Suho membantunya berjalan namun baru beberapa langkah Adit pingsan.
Untung saja saat itu sedang ada perawat yang baru keluar dari ruangan dokter. Adit segera dibawa ke UGD.
"Halo, Bin? Dimana?"
"Apartemen, Ho? Kenapa?"
"Bisa ke Rumah Sakit Airlangga? Dara kecelakaan, Adit pingsan."
"Ha??? Oke aku kesana sekarang sama Risa."
"Oke makasih ya. Sorry pagi-pagi ganggu."
"Nggak, santai aja"
Setelah menelepon Hanbin, Suho kembali ke ICU tempat Dara ditindak. Disana sudah ada Kai, Sehun, Lay, dan Chanyeol yang duduk jauh terpisah.
"Mas, gimana Mbak Dara? Apa kata dokter?" tanya Sehun begitu melihat Suho datang.
Suho menjelaskan panjang lebar kepada Sehun dan yang lain. Semua langsung lemas. "Mas Adit mana, mas?" tanya Sehun.
"Adit ada jahitan di pelipisnya, juga sempet pingsan karena syok tadi." jawab Suho."Puas, Mas? Puas liat Mbak Dara kayak gini?" bentak Sehun pada Chanyeol. "Hun, udah ini rumah sakit." ujar Lay.
Kai menenangkan Sehun yang matanya berkaca-kaca akibat luapan emosi dan sedih.
"Kamu pulang aja, Ho. Istirahat. Kita tau kamu belum tidur." ujar Lay.
Suho mengangguk "Aku pulang ya, ntar Hanbin sama Risa kesini, kok" jelas Suho."Ayo, Chan, kamu pulang juga. Ada kamu disini situasi makin panas nanti kalau ketemu Hanbin." ajak Suho.
Chanyeol mengangguk dan Sehun hanya tersenyum sinis sambil melihat kepergian Chanyeol.
30 menit kemudian Hanbin dan Risa datang. Hanbin segera menemui Adit di UGD dan Risa menemani Lay, Kai, dan Sehun di depan ICU. "Aku nggak ngerti loh kenapa Chanyeol bisa kayak gitu ke Dara."
Risa menghela nafas, "Kalian belum sarapan, kan? Kita sarapan dulu yuk, aku traktir. Aku tau Kai sama Sehun pasti nggak punya uang hahahaahhahahaahah. Kalau Mas Lay nggak usah ditanya, RS ini bisa dibeli sama dia hahaahahahahhaha kalau gitu Mas Lay aja yang traktir hahahahahahha" ucap Risa.
Sambil merangkul Sehun, Kai berbisik, "Mbak Risa kayak gini masih bisa songong ya, mentang-mentang rumah sakit punya keluarga dia." sementara Lay dibelakang mereka hanya geleng-geleng kepala.
Di UGD Adit sudah siuman dan menceritakan semua kejadian pada Hanbin, "Aku udah telepon Bunda tadi, katanya ntar sore flightnya." jelas Hanbin.
Adit mengangguk "Kesini sama siapa Bin? tanya Adit "Sama Risa, katanya lagi di kantin sarapan." jelas Hanbin.
"Aku pesenin kamu makan ya?" tawar Hanbin namun Adit hanya menggeleng sebagai tanda penolakan "Nggak, Bin. Aku gini ini nggak nafsu makan. Aku kepikiran Dara terus. Aku mau liat Dara, Bin" ujar Adit sambil mencoba bangun, namun Hanbin menghalangi, "Kamu istirahat dulu aja, aku pesen makan. Kalau kamu udah enakan baru kita liat Dara, oke?" usul Hanbin. Adit mengangguk dan kembali berbaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE OTHER "YOU"
FanfictionDara, seorang gadis yang bekerja sebagai asisten Manager grup EXO menjalin cinta dengan salah satu personilnya. Namun sayang, takdir berkata lain. Dia tidak hanya kehilangan cintanya namun juga nyawanya. Ini adalah kisah yang salah.