Sambungan.....
Violin berjalan menyusuri koridor sekolah berniat sehabis dari kantin ia ingin pergi ke perpustakaan tapi di perjalananya ia bertemu dengan roy beserta dengan mirza dan reza.
"Roy itu cupu bukan ya??" tanya reza tak yakin dengan penglihatannya.
"Ya mana gue tau mending kita samperin aja tu orang" ucap roy.
"Eh loe si cupu kan??" Tanya roy sambil nunjuk - nunjuk ke wajah violin.
"Aku violin" Ucap violin santai.
"masak sih kok gue masih gak percaya ya" ucap mirza sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.
"Wah rupanya ni cewek kalau gak pake kacamata cantik banget bahkan lebih cantik ni cewek di banding pacar gue sendiri, kok gue jadi ngomong ngelantur gitu ya, halu ni gue" batin roy.
"Widihhh cantik buangeett ni cewek kayak bidadari jatuh dari kayangan" batin reza.
"Wow is amazing, sempurna, very beautiful" batin mirza.
Akhirnya roy, mirza, dan reza sibuk ngelamun dengan pemikiran mereka masing - masing tentang penilaian diri violin yang justru membuat violin merasa risih plus gak enak kalau di liatin sama yang lain apa lagi kalau sampek yang liat mia sama temen - temen nya pasti dia bisa jadi korban bulian lagi.
"Maaf, kalian kok ngelamun?" Tanya violin akhirnya, ia mulai merasa ada yang aneh dari ekspresi mereka bertiga.
"OHH HA APA?" tanya roy, mirza, dan reza bersamaan dalam kondisi gelagapan.
"Eng..engak jadi, maaf kalau gitu aku mau ke perpustakaan dulu ya, permisi". Violin langsung melangkahkan kaki nya tapi baru dua langkah violin berjalan roy memanggil violin kembali.
"Eee tunggu" cegah roy.
"I..iya ada apa?". Jujur violin mulai merasa risih terhadap pandangan mereka bertiga dan ingin cepat - cepat pergi dari hadapan mereka.
"Malam ini loe datang kan ke acara party gue?" Tanya roy sedikit berharap kalau violin akan menjawab iya. Ada apa dengan roy?.
"Ohh insya allah aku datang" ucap violin sambil menundukkan kepalanya.
"Loe pergi ke party gue sama siapa?" Tanya roy lagi.
"A..aku pergi sama abel oh maksud aku nabel".
"Oh ya gue baru ingat mana ni si nabel gue mau buat perhitungan sama dia" ucap roy tiba - tiba ke violin tapi lebih tepat nya ke teman - temannya.
"Iya roy, dari tadi pagi sampek sekarang tu orang belum kelihatan batang hidung nya Sama sekali" ucap mirza.
"Roy, mirza, reza aku minta maaf ke kalian tapi tolong jangan bawa - bawa nabel ke dalam masalah aku, nabel gak tau apa - apa jadi tolong jangan libatin dia, aku mohon roy" violin mulai memelas, ia tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri kalau sampai nabel kenapa - napa dan itu semua demi nolongin dirinya.
Entah ada apa dengan roy tapi mendengar ucapan violin barusan, dia seperti terhipnotis akan ucapan violin dan dengan gampang nya iya menjawab "iya" ke violin bahkan hal itu membuat mirza dan reza menjadi heran dengan sikap bos nya itu yang dengan mudah nya menjawab "iya".
"Woi roy gue gak salah denger ni barusan loe bilang 'iya' gampang banget ke si cupu?" tanya mirza masih terheran - heran.
"Ha emang nya barusan gue ngomong apa?" tanya roy seperti orang linglung.
"Kayaknya bos kita sakit ni" umpat reza yang sekaligus mendapatkan jitakan kasar dari roy.
"Apa barusan loe ngomong bisa diulang gak?" tanya roy dengan tatapan siap menerkam mangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
cantikku dibalik kacamataku.
VampireFollow dulu sebelum baca!! Nama ku adalah violin Madara risty, aku biasa di panggil dengan sebutan violin tapi sebutan itu tidak untuk sekolah karena disekolah orang - orang hanya menyebut nama ku dengan sebutan 'cupu'. Jujur aku sangat tersiksa dan...