sambungan....
Di pagi yang cerah violin langsung bersiap - siap untuk bergegas memulai pertualangan baru nya bersama ramzi.
"Ah aku hampir saja lupa membawa ini" ucap violin sambil mengambil sepatu boots yang terletak di atas lemari.
"Ya ampun sampai berdebu gini sepatunya" ucap violin yang langsung membersihkan debu yang menempel di sepatu boots nya. Setelah bersih ia langsung memakai nya tak lupa ia juga sudah memasukkan semua perlengkapan ke dalam tas yang kira - kira ia butuhkan saat diperjalanan nanti. Violin langsung memakai tas nya dan pergi dengan sangat cepat tapi cukup berhati - hati agar tidak ada yang melihat kepergiannya.
Dilain sisi ramzi juga melakukan hal yang dilakukan violin. Setelah semuanya dipastikan beres ramzi langsung bergegas menuju danau tempat perjanjian mereka kemarin.
"Hai apa kamu sudah lama menunggu??" tanya ramzi saat sampai di tepi danau dan satu - satunya orang yang ia liat disana adalah violin.
"Menurut mu??" Tanya violin balik. Tentunya dengan wajah yang jengkel.
"Hahaa ya menurut ku seperti itu" ucap ramzi santai.
"Hari ini kamu beruntung karena aku lagi gak mood buat berantem sama kamu tapi ingat lain waktu awas kamu. Yaudah tunggu apa lagi ayo berangkat, perjalanan kita masih panjang".
"Iya - iya bawel".
"Apa kamu bilang?" tanya violin sadis sambil berkacak pinggang.
"Tadi ada yang ngomong lagi gak mood berantem tapi siapa ya?? Kok aku lupa ya??" Ucap ramzi kayak anak goblok.
"BACOT LOE" ucap violin ketus dan langsung meninggalkan ramzi sendirian tanpa ekspresi.
"Sejak kapan tu anak ngomong loe??" Tanya ramzi pada angin yang pastinya tidak akan pernah ia dapatkan jawabannya.
"Eh tapi bentar bukannya kalau mau ke tempat raja marga arahnya ke kiri lah ini kok dia malah jalan ke arah kanan??" Tanya ramzi lagi dengan sedikit kebinggungan. Lagi - lagi ia berbicara pada angin.
"WOI KAMU MAU KEMANA TU? KAMU SALAH JALAN KALAU MAU KETEMPAT RAJA MARGA HARUSNYA KAMU JALAN KE ARAH KIRI BUKAN KANAN" teriak ramzi sekeras yang ia bisa agar violin yang sudah jalan jauh ke kanan bisa mendengar teriakan nya.
Seketika violin langsung berhenti mendadak "ini orang maunya apaan sih napa gak ngomong dari tadi coba?" Ucap violin kesal pada dirinya sendiri.
"KENAPA GAK NGOMONG DARI TADI SIH" teriak violin kesal dan langsung memutar badan dan berjalan kearah kiri tentunya ia harus melewati ramzi lagi.
Setelah violin sudah hampir dekat di posisi ramzi berdiri, ramzi pun tidak tinggal diam
"lah emang yang jalan deluan siapa?? Pake acara ngambek segala lagi. Makanya besok - besok dengerin dulu arahan dari aku baru kamu jalan" ucap ramzi penuh kemenangan."Berisik kamu, yaudah ayo jalan" ucap violin masih dalam keadaan penuh emosi dan langsung berjalan melalui ramzi begitu saja.
"Tungguuu" panggil ramzi memanggil dan langsung menyamakan langkah nya dengan violin.
Setelah hampir kurang lebih 20 menit berjalan tak ada yang memulai percakapan. Baik itu violin maupun ramzi. Mereka berdua sama - sama gengsi untuk memulai sebuah percakapan.
"Duh ini sebenarnya perjalanannya masih jauh apa gak sih. Ni orang bukannya ngomong malah diam terus dari tadi" batin violin kesal.
"Perjalanannya masih jauh, kamu sabar aja nanti nyampe sendiri kok" jawab ramzi melalui batinnya. Ia tau apa yang dikatakan violin di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
cantikku dibalik kacamataku.
VampireFollow dulu sebelum baca!! Nama ku adalah violin Madara risty, aku biasa di panggil dengan sebutan violin tapi sebutan itu tidak untuk sekolah karena disekolah orang - orang hanya menyebut nama ku dengan sebutan 'cupu'. Jujur aku sangat tersiksa dan...