episode 44 🌳

127 12 17
                                    

Sambungan....

"Om kok dari tadi kita gak ngeliat bunga pelangi itu sih?".

"Ya mana aku tau, seharusnya bunga itu ada disini sekarang tapi aku heran juga kemana bunga itu pergi? Apa dia sudah berpindah tempat?" tanya rudi sambil mengangkat tangan kanannya untuk memperbaiki rambutnya yang sedikit terlihat berantakan.

Ramzi yang mendengar ucapan rudi langsung melirik rudi dengan tatapan setajam silet "kau kira bunga itu punya kaki sampai bisa berpindah tempat sendiri?" Tanya ramzi datar tanpa ekspresi.

"Ya mungkin saja kan?" Tanya rudi kembali.

"Aahh kalau aku terus mendengar omongan mu yang konyol itu, itu sama saja gilanya aku dengan mu" ucap ramzi yang langsung mengarahkan kembali matanya kedepan.

"Apa baru saja kau mengatakan kalau aku gila?" Tanya rudi mengantung meminta penjelasan.

"Apa kau kira tadi aku mengatakan itu?" Tanya ramzi balik.

"Ya, tadi kau mengatakan bahwa aku gila!".

"Sepertinya pendengaran mu harus cepat diperiksa oleh tabib emoy takutnya nanti pendengaran mu bisa semakin menjadi". Setelah mengatakan kalimat itu ramzi langsung berjalan kedepan meninggalkan rudi yang tengah berpikir maksud dari perkataannya barusan. Disaat ramzi membelakangi rudi tanpa sepengetahuan rudi ramzi tersenyum penuh kemenangan.

"Emang nya enak kukerjain" gumam ramzi dan langsung meneruskan langkahnya kedepan.

Rudi langsung memegang pinggang nya dengan kedua tangannya serta kaki kanan sedikit dimajukan "Sebenarnya ini pendengaran ku yang salah apa anak ingusan itu yang sedang mencoba mempermainkan ku" pikir rudi.

"OM, OM MASIH MAU TETAP DISITU ATAU IKUT AKU MENCARI BUNGA ITU LAGI" teriak ramzi dari ujung sana karena merasa rudi masih mematung ditempat tanpa pergerakan sedikit pun.

Merasa namanya diteriaki, rudi langsung menoleh ke sumber suara "IYA IKUT LAH NGAPAIN JUGA DISINI, YAUDAH TUNGGU". Rudi langsung melesat ketempat ramzi berdiri sekarang.

"Lama" sindir ramzi.

Karena tak ingin berdebat lagi rudi lebih memilih diam lagi pula ia harus mengalah dengan anak yang masih bau ingusan. Malu dengan umur.

Rudi dan ramzi terus melanjutkan pencarian mereka dengan misi harus menemukan bunga itu tepat waktu atau kalau tidak semuanya bisa kacau.

Ditengah - tengah pencarian mereka tiba - tiba ramzi merdengar suara yang aneh.

"Om berhenti sebentar, apa om mendengar suara itu?".

Ouaahh eemmpp aarrgghhh
Aaarrrgghh eemmpp

"Iya aku juga mendengarnya tapi suara apa itu?".

"Yee om gimana sih kalau aku tau gak mungkin aku tanyak tadi sama om" jawab ramzi malas.

"Hehe maaf lupa" jawab rudi polos.

"Yaudah om dari pada penasaran mending kita cek aja".

"Yaudah yok".

Rudi dan ramzi mulai menyusuri arah sumber suara aneh tadi dan setelah berhasil menemukan sumber dari suara aneh itu betapa terkejutnya rudi dan ramzi saat melihat bunga yang begitu besar bisa dikatakan bunga raksasa dengan bentuk yang terlihat sedikit tertutup hampir mirip dengan bunga yang belum mekar tapi bedanya di bunga raksasa itu terdapat gigi - gigi yang tajam dan eehh... seekor rusa yang dimakan hidup - hidup, sungguh mengerikan.

"Apa kau melihat itu ramzi?" Tanya rudi dengan menegang.

"Ya aku lihat itu, aku lihat bunga yang begitu besar dengan gigi - gigi tajam sedang mengobral tubuh rusa itu" jawab ramzi tak kalah tegangnya.

cantikku dibalik kacamataku.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang