A/n :
Lanjutan dari Weird Story bakal di update sekitar beberapa hari lagi. Author lagi inget-inget momen pahit dan momen manisnya biar readers dapet feel nya~ //paan seh//
Btw, daku rencananya mau bikin cerita baru tentang SoraMafu.
Gimana menurut kalian? Minta pendapatnya, ya~Ngomong-ngomong, di chapter kali ini daku jadiin Len berperan sebagai anaknya SoraMafu.
Iya, Kagamine Len. Kalian gak salah kok~
Cuman biar mirip kayak anaknya mereka, penampilan Len disini itu yang pas module strange dark. Soalnya ada barcode sama kayak Mafu. Terus sifatnya kayak Soraru :v #digampar#Well, bagi kalian yang gak tahu gambaran module strange dark Len bisa lihat gambar di bawah ini.
//Art isn't mine//Well, enjoy!
Di chapter ini mengandung M-preg eaa~.
.
"Kamu bukan anaknya Mafu-san dan Soraru-san. Lagian kamu gak mirip sama mereka berdua. Jangan-jangan kamu bukan anak yang lahir dari Mafu-san, hahaha!" Seperti biasa, ada beberapa teman sekelasnya yang mengolok-olok Len kalau dia bukan anak dari Soraru dan Mafu dikarenakan adanya beberapa perbedaan.
"Tapi ada sih kesamaannya, yaitu aneh!" Lanjut orang-orang itu sambil tertawa.
Len hanya menanggapi orang yang mengoloknya dengan tatapan datar seperti biasanya. Dia masih berada di tempatnya berdiri mengingat ayahnya akan menjemputnya sebentar lagi.Lalu beberapa saat kemudian, Soraru datang dengan menggunakan mobilnya dan memarkirkannya.
Ia keluar dari mobil dan bergegas menghampiri Len yang sedang diolok-olok oleh temannya.
Teman-teman sekelas Len langsung berlarian untuk menghindar agar mereka tidak ketahuan oleh Soraru.Soraru melangkahkan kakinya menuju Len dengan perlahan-lahan.
"Lagi-lagi mereka mengolok-olok dirimu?" Tanya Soraru setelah ia berada di hadapan Len. Len hanya bisa mengangguk pelan dalam diam.
"Jika mereka terus-menerus seperti ini, aku akan melaporkan hal ini kepada kepala sekolah." Mendengar itu mata Len langsung terbelalak.
"J-jangan, papa... Kasihan mereka." Mata Len terlihat seperti sedang memelas.
"Tapi anak seperti mereka harus diberi pelajaran. Mereka juga sudah keterlaluan"
"Biarkan saja, papa. Lagipula bagaimanapun, mereka adalah teman-temanku" Len tersenyum tipis. Itu membuat Soraru teringat akan Mafu. Mafu pernah di bully oleh beberapa siswa saat ia masih sekolah dan Soraru yang selalu menyelamatkannya. Tapi walau Mafu sering di bully, Mafu dengan entengnya mengatakan seperti apa yang Len katakan barusan. Itu membuat Soraru jadi tertarik pada Mafu. Ah, Soraru jadi mengingat masa lalunya bersama Mafu sebelum menikah.
"Papa? Ada apa?" Tanya Len membuyarkan lamunan Soraru.
"A-ah, tidak apa-apa. Ayo pulang" Ajak Soraru lalu membukakan pintu mobil untuk Len. Len segera masuk kedalam mobil dan Soraru menutup pintunya. Soraru masuk dari sisi lain dan bersiap untuk mengemudikan mobilnya..
.
Ting tong~
"Ha'i, chotto matte...." Mafu menyudahi aktivitas memasaknya di dapur untuk membukakan pintu. Dilihatnya Soraru yang sedang menuntun Len.
"Tadaima, anata" Soraru tersenyum tipis.
"O-.. Oka.. Eri.." Mafu gelapan, wajahnya memerah.
"Mama kenapa, sih? Setiap melihat papa pulang reaksinya begitu terus" Protes Len.
"Mungkin mama mu jatuh cinta pada papa untuk kedua kalinya" Senyum jahil terlukis pada wajah Soraru, membuat Mafu jadi cemberut.
"A-apaan sih ah, Soraru-san!"
"Hayoo, ngaku aja. Kamu jatuh cinta lagi padaku, kan?"
"E-enggak kok!"
"Hmm, sepertinya tsundere ku jadi menempel padamu. Pantas tsundere ku sembuh" Ujar Soraru sambil terkekeh dengan tingkah laku istrinya yang satu ini.
"G-gak lucu, Soraru-san!" Mafu memukul-mukul Soraru pelan. Dan aksi pukul-pukulan Mafu berakhir karena Soraru mencengkram kedua tangan Mafu dengan salah satu tangannya lalu memojokkan Mafu di dinding alias kabedon. Seketika kokoro Mafu menjadi doki-doki.
Ah, sepertinya mereka tidak ingat kalau Len sedang memperhatikan mereka saat ini.
Maklum, pasutri yang satu ini suka gak ingat alam dunia kalau lagi bermesraan.