.
"Apa kau ada waktu malam ini?"
Menelepon padamu, sekarang
Aku mengenakan musk favoritku
Dan rahasia manisku.
Mafu mengambil ponselnya dan menelpon Soraru. Dia menunggu Soraru menerima panggilannya.
"Nee, Soraru-san? Kau ada waktu malam ini?" Tanyanya. Dan setelah tahu jawabannya, Mafu pun tersenyum manis.
"Kalau begitu, malam ini, ayo kita lakukan lagi seperti biasa.".
Aku telah menunggu
Malam akhir pekan ini
Aku akan menjadikan malam ini milikku sendiri
Dengan semua yang ku miliki.
Beberapa saat kemudian, Mafu sampai di kediaman Soraru. Ia menempelkan badannya ke badan Soraru.
"Mau menggodaku, hmm?" Yang ditanya hanya terkekeh pelan.
"Aku kan sudah menunggu malam akhir pekan ini~" Ujarnya dengan suara menggoda. Tentu saja Soraru tahu apa yang Mafu maksud, bukan?"Aku mau di atas, Soraru-san."
"Selama aku masih menjadi seme."
"Iya, iya~ aku mengerti~ aku akan bergerak sendiri~"Soraru hanya tersenyum tipis dan langsung saja menutup dan mengunci pintunya.
.
Libido ku meluap
Ah, betapa aku menyukai dorongan itu
Kalau begitu, perhatikan saja jalan terakhirku menjadi jalur cepat menuju kesuksesan
"Ahh… aku mungkin sedikit mabuk ♡".
"Nee, Soraru-san~ cepatlah~" Mafu masih saja menggunakan suara yang menggoda.
"Dasar tidak sabaran.." Soraru melepaskan pakaian yang dikenakan Mafu.
"Tidak adil. Masa hanya aku yang telanjang?" Dan Mafu pun melepaskan kancing kemeja Soraru satu per satu. Soraru hanya terkekeh pelan.
Dikecupnya bibir Mafu.
"Huh? Hanya kecupan saja?" Ujar Mafu kecewa.
"Memangnya kau mau apa?"
"Soraru-san, jangan pura-pura tidak mengerti dong!" Dan lagi, Soraru hanya terkekeh pelan. Lalu Soraru pun mencubit pipi Mafu pelan.
"Mafu, ku masukkan jariku, ya?"
"Unn.."Tiga jari masuk sekaligus.
"A-ahh!"
"Sakit?"
"Ti-.. Tidak, aku menyukainya.." Ujar Mafu sambil tersenyum.
"Begitu ya..." Ia pun menggerakkan ketiga jarinya tersebut.
"Ngh... Nnhh.. So-.. Soraru-san...".
Aku melihat semuanya
Jangan tunjukkan padaku fasad ketenangan
Aku melihat sifat sebenarnya dari semuanya
Biar ku lakukan sesukaku.
"Soraru-san~"
"Apa lagi, Mafu?" Mafu hanya tersenyum lalu mengecup bibir Soraru.
"Huh? Apa maksud dari kecupan itu?"
"Maa, tidak ada maksud kok~ aah! So-.. Soraru-san?! J-.. Jarinya kok dimasukkan lagi?"
"Kau perlu dihukum sepertinya, ya." Soraru mempercepat gerakam jarinya.
"A-aahh! J-jangan disitu!"
"Kau tidak bisa memerintahku."
"Ahhnn! Ahh! Mmnn!"