Warning! M-preg
.
.
"Soraru-san? Soraru-san mau kemana?"
"Aku akan pergi jauh untuk berlatih dan mendapatkan kekuatan."
"Eh? T-tapi aku tidak bisa hidup tanpamu berada disisiku, Soraru-san! Terlebih lagi... Aku mengandung anakmu.."
"......"
"Soraru-san... Onegai... Ikanaide..."
"Aku akan kembali setelah mendapatkan kekuatan."
"Janji ya??"
"Iya... Aku akan datang ke tempat ini lagi jika kembali. Lalu, aku akan....."
"Soraru-san... Tunggu... Soraru-saaann!!!".
Mafu terbangun dari tidurnya. Keringat dingin bercucuran.
"Mimpi itu lagi..." Ia perlahan turun dari kasurnya. Ia menatapi foto dirinya dengan Soraru yang disimpan di meja."Sudah sepuluh tahun lamanya Soraru-san pergi. Tapi ia masih belum kembali." Gumamnya pelan.
"Apa Soraru-san masih ingat dengan janji yang dibuat saat itu?" Mafu hanya menghela nafas. Yang ia lakukan selama ini hanya menunggu kembalinya Soraru. Hutan adalah tempat terakhir kali mereka bertemu. Mafu selalu menunggu di sana. Berharap Soraru segera kembali. Tapi nihil. Soraru tidak pernah kembali."Mama, kapan papa pulang??" Ujar seorang anak menyadarkan lamunan Mafu. Mafu hanya tersenyum tipis dan mengelus kepala anak tersebut.
"Mungkin sebentar lagi.."
"Tapi papa tidak pernah pulang-pulang..." Senyuman Mafu pudar. Mafu tahu anaknya sangat ingin bertemu dengan ayahnya. Ia juga merindukan Soraru. Sangat."Papa pasti pulang kok. Sekarang Sou-kun harus berangkat sekolah, kan?"
"Ah iya juga. Kalau gitu, Sou berangkat sekolah dulu ya, mama."
"Iya, hati-hati." Mafu memperhatikan kepergian Sou. Setelah Sou sudah sangat jauh, ia pun pergi ke hutan seperti biasa..
Saat tiba di hutan, tiba-tiba Mafu dikepung para bandit.
"Kalian lagi.... Kalian lagi...."
"Ooh, sendirian? Terakhir kali kau dilindungi. Tapi baguslah."
"Apa mau kalian?" Mafu melihat sekelilingnya.
"Serahkan kalung itu pada kami dan kau bisa pergi." Mafu menggenggam kalungnya.
'Ini kalung pemberian Soraru-san saat terakhir kali kami merayakan ulang tahunku. Mana mungkin aku menyerahkannya pada mereka.'"Kalian tidak akan pernah bisa mendapatkan kalung ini!" Mafu pun berlari sekencang-kencangnya.
"Kejar dia!" Para bandit itu pun langsung mengejar Mafu..
Mafu terus berlari sambil menggenggam kalungnya.
"Waaahh, kalungnya indah, Soraru-san!"
Mafu terus berlari sekencang mungkin, tapi ia mulai kehabisan tenaganya.
"Itu bukan kalung biasa, lho. Itu kalung spesial."
Mafu berusaha untuk kembali berlari, karena para bandit itu sudah mulai dekat.
"Eh? Apa yang membuatnya spesial??"
Mafu terjatuh. Para bandit pun mengepungnya.
"Hehehe, mau kemana kau? Sekarang kau tidak bisa melarikan diri kemanapun.""Jika kau sedang kesulitan, cukup genggam kalung ini dan panggil aku. Aku akan datang untuk menolongmu."
Mafu memejamkan matanya kuat-kuat sambil menggenggam kalungnya.
"Soraru-san, tatsukete..." Lirih Mafu pelan."Tidak ada gunanya meminta pertolongan." Ujar salah satu bandit sambil menghampiri Mafu.
"Kami harus mengambil kalung itu. Karena cara baik-baik tidak ampuh, maka kami harus menggunakan cara kekerasan." Bandit itu menodongkan pistol ke arah Mafu. Mafu masih tidak berani untuk membuka matanya."Aku akan melindungimu..."
Mafu mendengar teriakan para bandit itu. Perlahan, ia membuka matanya.
"Sepertinya aku datang tepat waktu, ya..." Mafu terbelalak.
Suara itu..."Soraru.... -san?"
"Mafu... Kau baik-baik saja?" Soraru menarik Mafu kedalam pelukannya. Mafu terisak.
"Soraru-san.. Baka...! Baka...! Hiks.."
"Maafkan aku..." Soraru mengelus kepala Mafu.
"Tapi aku sudah menempati dua janjiku sekaligus." Ujar Soraru.
"Dua janji...?" Mafu bertanya-tanya.
"Kau tidak ingat? Waktu itu aku berjanji akan kembali. Dan aku akan selalu melindungimu." Soraru tersenyum tipis.
"S-.. Souka..." Mafu ingat sekarang.
"Kau tahu? Aku sangat merindukanmu. Aku ingin merawat anak kita bersama, melihatnya tumbuh." Soraru masih mengelus kepala Mafu.
"Aku juga sangat merindukanmu, Soraru-san. Anak kita sangat ingin bertemu denganmu." Soraru hanya terkekeh.
"Mulai sekarang aku akan selalu berada disampingmu sampai akhir hayatku. Aku akan melindungi kalian berdua." Soraru mengecup kening Mafu..
"Tadaimaa~" Sou membuka pintu rumah, dan terkejut melihat Soraru.
"Okaeri, Sou-kun~" Ujar Mafu sambil meletakkan makanan di meja.
"Mama... Dia... Siapa??"
"Huh? Apa maksudmu? Aku ini ayahmu, lho. Oh iya juga. Kau belum pernah bertemu denganku." Ujar Soraru."Papa?!" Sou langsung menghampiri Soraru.
"Papa kok gak pernah pulang-pulang sih? Kasian mama tau. Tiap hari nangis terus." Ujar Sou.
"Souka? Wah, aku harus banyak bersama mama mu ya."
"Un! Tentu saja!" Mafu hanya tersenyum melihat interaksi Sou dan Soraru.
"Udah, udah. Kita makan makanannya dulu yuk." Ujar Mafu.
"Aku makan kamu aja, boleh?"
"So-.. Soraru-san! Mou!!" Wajah Mafu langsung memerah. Soraru hanya terkekeh.Mafu yakin, kehidupan mereka bertiga sebagai keluarga akan bahagia. Selamanya.
End
Readers : "Lah kok chapter nya pendek beud?!"
Maap, maap, stok persediaan ide belum di produksi lagi :v
Sambil nyari ide, author publish dulu yang ini =w=)
Btw, kalau kalian suka cerita nya boleh kali vote dan comment~ jan lupa subskreb //bukan yutup woe
Dan juga maap jika ada typo atau kata yang gak nyambung atau gaje, bla.. Bla.. Bla...
Stay safe gaes
See you in the next chapter >w<)/