.
.
Mafu melangkahkan kakinya, menelusuri lorong-lorong gelap. Merasa diikuti, ia pun mempercepat langkah kakinya.
Lalu secara tak sengaja ia menabrak seseorang di depannya.
"M-.. Maaf, aku tidak senga-.. Eh? Soraru-san?" Mafu pun menatap Soraru dengan penuh keheranan.
"Aku datang untuk menjemputmu." Soraru tersenyum tipis.
"Eh? Kenapa?"
"Karena kau selalu pulang kerja larut malam. Jadi aku takut terjadi sesuatu padamu." Ujar Soraru sambil memeluk Mafu. Mafu merasa nyaman berada di dalam pelukan Soraru."Ayo kita pulang." Soraru menggendong Mafu ala bridal style.
"E-eh...".
.
Mereka berdua pun sampai di sebuah rumah yang cukup besar itu. Saat pintu dibuka, mereka langsung disambut oleh empat orang yang berada di dalam.
"Okaerii~!" Seru mereka berempat.
"A-ah... T-.. Tadaima..""Oi, Soraru, tidak adil jika hanya kau yang bermesraan dengan Mafu." Ujar Urata.
"Kalian tidak usah iri begitu. Mafu ini milik kita semua." Ujar Soraru dengan senyum tipisnya.
"Yaah, aku rasa kau benar.." Kali ini Amatsuki menimpali.
"Bagaimana kalau malam ini kita bersenang-senang bersama Mafu-kun." Ujar Luz.
"Ide bagus." Ujar Sakata setuju.
"M-mou... Kita bisa bermain setelah makan malam..." Ujar Mafu. Mereka pun setuju dan duduk di bangkunya masing-masing.Mereka berlima adalah orang yang melindungi Mafu sejak kecil. Karena Mafu menjadi incaran para penyihir untuk menjadi kelinci percobaan mereka.
Setidaknya mereka berlima cukup kuat untuk melindungi Mafu dari para penyihir tersebut.
Pertama, ada Soraru. Vampire bangsawan yang Mafu temui di sebuah mansion tua.
Kedua, ada Urata yang merupakan nekomata. Mafu menemukan Urata saat wujud Urata hanya seperti kucing biasa. Jadi Mafu berniat membawanya ke rumah untuk dipelihara.
Ketiga, ada Sakata. Seekor rubah yang Mafu temui di hutan saat tersesat.
Keempat, ada Amatsuki. Dia merupakan Satori seer dan sahabat Mafu sejak kecil. Dengan kata lain, dia bisa meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan dan membaca hati orang lain.
Lalu terakhir, ada Luz yang merupakan seorang penyihir. Tapi bukan berarti ia juga bagian dari para penyihir yang mengincar Mafu.
Sedangkan Mafu, hanya seorang utaite yang cukup banyak dikenal oleh orang-orang.
Ia sendiri tidak tahu mengapa Amatsuki mengatakan bahwa ia spesial.Yang jelas, Mafu senang dikelingi sahabat-sahabatnya ini. Meski ia harus melayani mereka di malam hari.
"Soraru-san haus?" Tanya Mafu.
"Iya, nanti akan ku hisap darahmu itu." Ujar Soraru sambil menyeringai.
"Soraru-san, kau membuat Mafu-kun takut." Ujar Amatsuki.
"Hee~ tapi dia akan menikmatinya juga kok. Apalagi saat aku bermain kasar." Wajah Mafu langsung memerah.
"Mafu-kun imut saat sedang merona. Akan ku buat malam ini wajahmu terus merona" Luz berujar sambil mencubit kedua pipi Mafu.
"Akan ku buat rambutmu sangat berantakan malam ini." Ujar Urata yang mengelus kepala Mafu.
"Dan akan ku tinggalkan tanda-tanda kepemilikanku padamu." Ujar Sakata sambil mengendus leher Mafu.
"M-.. Mou, alangkah baiknya kita makan malam terlebih dahulu." Ujar Mafu.
"Tapi aku hanya meminum darahmu, Mafu." Ujar Soraru
"Yasudah Soraru-san diam saja."
"Hee~ jahatnya. Akan ku balas kau nanti, Mafu." Ujar Soraru sambil menyeringai.Mereka berenam pun memulai makan malam tersebut sambil berbincang-bincang.
.
.
"A-aahhn... H-hentikan... Soraru-san.."
"Berhenti? Tapi kau kelihatan menyukainya."
"Hyaaah! A-.. Amatsuki-kun... Jangan.."
"Tenang saja, Mafu-kun... Aku hanya akan membuatmu merasakan kenikmatan."
"U-.. Urata-san?! Sakatan?! A-.. Apa yang-..!"
"Daijoubu.."
"Lagipula memberi tanda kepemilikkan kami padamu bukan masalah besar, bukan?"
"I-.. Iya sih... Tapi-... Uwaaah! L-.. Luz-kun?!"
"Hee~ bagian disini mengeras."
"J-.. Jangan! Aahh! Aaahhnn!"