.
.
"Dengar, ya. Ini kamarku. Kau tidur di luar saja sana!" Perintah Soraru.
"T-tapi Soraru-san-.."
"Aku tidak peduli. Mau bagaimanapun juga, pernikahan ini hanya karena permohonan ibuku."
"Baiklah..." Mafu pun keluar dari kamar Soraru."Hah.. Kenapa sih aku harus menikah dengan dia?! Padahal kan aku inginnya menikah dengan cewek manis berdada besar!" Gerutu Soraru.
"Cih... Emang sih, harus ku akui anak itu cukup manis..." Gumam Soraru.
"Tapi dia tidak berdada!" Soraru menjambak rambutnya frustasi.
"Huh... Akan ku ceraikan dia bulan depan. Ibu juga bilang kan, kalau aku tidak bisa mencintainya dalam satu bulan, maka aku berhak menceraikannya." Soraru nampak menimbang-nimbang.
"Hmm.. Yasudah, berarti aku harus menunggu.".
Mafu hanya terduduk di sofa. Dia dapat mendengar suara jam dengan jelas.
'Kenapa Soraru-san terlihat sangat membenciku..?' Batin Mafu.Ia membaringkan tubuhnya di sofa dan mulai memejamkan matanya.
Beberapa saat kemudian, ibu Soraru datang dan betapa terkejutnya ia saat melihat Mafu yang tertidur di sofa. Ibu Soraru langsung menghampiri dan membangunkan Mafu.
"Mafu-chan, kenapa kau tidur di sofa?" Tanya ibu Soraru.
"Umm.. Itu-..."
"Sepertinya aku tahu masalahnya." Kemudian ibu Soraru bergegas masuk kedalam kamar Soraru."SORARU!"
Soraru yang mendengarnya pun langsung terperanjat.
"Kaa-san, ada apa?"
"Kenapa kau membiarkan istrimu tidur di luar?!"
"Ah... Itu... Umm-.."
"Benar-benar keterlaluan! Lain kali, jika ibu melihat Mafu-chan tidur di sofa lagi, ibu tidak akan segan-segan menendangmu keluar dari keluarga ini."
"Ugh.. Baiklah, baiklah..""Mafu, ayo kemari." Panggilnya.
"I-iya...?" Mafu pun menghampiri mereka berdua.
"Kau boleh tidur disini.." Ujar Soraru.
"U-umm.."
"Nah, gitu dong. Kalau begitu ibu tinggal dulu. Awas saja kalau kau tidak memperlakukan Mafu-chan dengan baik!" Begitulah ucapan ibu Soraru sebelum pergi meninggalkan kamar."Ck, merepotkan saja..." Mafu tidak berkata apa-apa dan hanya duduk di sofa di tengah kamar.
"Hoi, apa yang kau lakukan disitu?"
"Mau tidur..."
"Ck.. Aku akan dapat masalah lagi nanti. Tidurlah disini." Ujar Soraru.
"E-eh...? M-memangnya boleh?"
"Sudahlah jangan banyak tanya dan cepat kemari." Ujar Soraru.Mafu pun menghampiri Soraru.
"Apa lagi? Cepatlah tidur."
"U-unn..." Mafu pun berbaring di sebelah Soraru. Mereka saling berbalik badan, tidak mau melihat wajah satu sama lain.Waktu berlalu, dan mereka berdua masih belum tidur.
"Hoi.. Kau sudah tidur?"
"Belum.."
"Oh.."'Eh, buat apa sih aku nanya barusan?!' Batin Soraru.
"Besok kau harus bangun pagi. Besok kita harus pergi ke sekolah. Dan tolong bangunkan aku." Ujar Soraru.
"Tenang saja Soraru-san. Tanpa diberitahu pun aku mengerti kok." Ujar Mafu yang membuat jantung Soraru serasa berhenti berdetak.
'Cih, kenapa anak ini kelihatannya baik, sih?'.
Mereka berdua tertidur setelah malam yang membosankan itu.
Tunggu, Soraru merasa dia memeluk sesuatu. Harumnya membuat Soraru semakin tidak ingin bangun dari tidurnya.
Perasaan gulingnya tidak seharum ini deh."So-.. Soraru-san...? Ayo bangun, kita harus sekolah." Mendengarnya, Soraru pun terbangun dan menyadari kalau dirinya memeluk Mafu tanpa ia sadari. Dengan segera, ia melepaskan pelukannya.
"M-maaf." Soraru pun bergegas pergi menuju kamar mandi.
"E-eh?" Mafu tidak mengerti dengan sikap Soraru barusan.