.
.
Di lorong sekolah yang sepi, nampak seorang gadis yang berlari dan berusaha bersembunyi.
Sedangkan di belakagnya, nampak seorang pemuda yang sedang membawa pisau.Gadis itu berhasil bersembunyi di bawah meja. Ia berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sedikit pun.
"Dimana kau...? Kenapa kau bersembunyi, hmm?"
Gadis tersebut menutup mulutnya dengan kedua tangannya."Aku menemukanmu...."
Mata gadis tersebut terbelalak. Ia sangat ketakutan. Penuda tersebut mengangkat pisaunya dan-.."Kau tidak akan pernah bisa mendekati senpai ku lagi.."
-... Pisau itu menancap pada dada gadis tersebut.
.
.
"Ah, waktunya pergi ke sekolah."
Aikawa Mafuyu, atau lebih sering dikenal dengan panggilan Mafumafu, melangkahkan kakinya keluar dari rumah.
Dengan santainya, ia berjalan menuju sekolah.Tiba-tiba di pertengahan jalan, seseorang tak sengaja menabraknya sampai ia terjatuh.
"Itte..." Ringis Mafu.
"Ah, maaf, aku terlalu buru-buru. Makannya aku jadi menabrakmu." Ujar orang yang menabrak Mafu sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Mafu berdiri.
Mafu terpesona dengan orang itu.
'I-itu kan... Senpai?!'
Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Perasaan apa itu?"Hei, kau mendengarku? Apa kau tidak apa-apa?" Suara itu membuat lamunan Mafu buyar.
"I-iya.." Perlahan, Mafu menerima uluran orang tersebut.
"Ngomong-ngomong, namaku Soraru, kelas 3-B" Soraru berusaha tersenyum dan berkata seramah mungkin.
"N-namaku Mafumafu, kelas 2-A"
"Wah, benarkah? Teman masa kecilku, Lon, berada di kelas yang sama sepertimu."
"B-begitu ya..."
"Yasudah, aku duluan ya. Daah.." Soraru pergi mendahului Mafu, sedangkan Mafu hanya bisa menatap kepergian Soraru.Dadanya masih berdebar. Dia belum pernah merasakan ini sebelumnya.
"Suatu hari, kamu akan menemukan orang yang spesial dalam hidupmu"
Seketika, Mafu langsung teringat perkataan ibunya. Mungkin inilah yang dimaksud oleh ibunya.
"Baiklah, aku akan berusaha mendapatkan hatinya." Gumam Mafu sambil tersenyum.
Tetapi, senyuman Mafu langsung hilang ketika melihat Soraru sedang bersama seorang gadis. Ia pun menguping pembicaraan mereka berdua dibalik tembok."Apa kamu kesiangan lagi?! Ugh, kau selalu membuatku menunggu lama disini!" Gadis itu nampak kesal.
"Iya.. Maaf... Jika itu membuatmu tidak nyaman, mungkin lebih baik kita tidak usah berangkat bersama.." Ujar Soraru.
"A-aku tidak bermaksud-.. L-lupakan! Ngomong-ngomong, temui aku di atap sekolah saat jam makan siang!" Ujar gadis itu.
"Huh? Kenapa?" Tanya Soraru.
"Gak usah banyak nanya! Turuti saja perkataanku barusan!"
"Baiklah..." Lalu, keduanya berangkat bersama menuju sekolah.Sedangkan Mafu hanya mengepalkan tangannya kesal.
'Tidak ada yang boleh menghalangi jalanku untuk mendapatkan hati senpai! Aku harus melakukan sesuatu...' Batin Mafu.
Ia pun akhirnya pergi menuju ke sekolah juga..
.
.
"Hei, hei, kau dengar soal kematian Kuroneko kemarin?"
"Iya... Kudengar Kuroneko-san sudah ditemukan tak bernyawa dengan pisau yang tertancap di dadanya."
"Dan pelakunya juga tidak diketahui."
"Ya.. Kita hanya bisa berharap dan berdoa agar kita tidak menjadi korban berikutnya"