.
.
Mafu akan melaksanakan konser selama dua hari. Dan tentu saja para seme-nya sangat jenuh tanpanya.
"Apa ada rencana mengusir kebosanan ini?" Tanya Soraru sambil memasang ekspresi seperti orang kurang tidur.
"Bagaimana kalau kita bercerita saja." Ujar Amatsuki sambil berbinar.
"Kedengarannya membosankan." Ujar Soraru.
"Jangan salah paham dulu, maksudku itu adalah bercerita tentang pertama kali kita bertemu Mafu-kun." Tambah Amatsuki.
"Hm.." Soraru melihat sekelilingnya. Dan sepertinya mereka semua setuju.
"Terserah deh...".
"Sepertinya Soraru-san yang harus bercerita pertama kali." Ujar Luz.
"Loh kok aku?"
"Karena kau yang pertama kali bertemu dengan Mafu." Ujar Urata dingin.
"Aku juga ingin mendengar ceritanya pertama kali darimu, Soraru-san." Ujar Amatsuki.Soraru hanya menghela nafas.
"Sebenarnya, sebelum kita mengungkapkan perasaan pada Mafu, aku sudah menyatakannya duluan waktu itu." Ujar Soraru yang membuat mereka semua terkejut.
"EEEHHHH?!?!" Yak, begitulah. Kecuali dengan Urata yang masih berusaha bersikap tenang.
"Soraru-san kok gak bilang sih?!" Ujar Sakata ngegas.
"Ya makannya, hari ini akan ku ceritakan." Kemudian mereka semua duduk rapi, seperti anak-anak yang siap mendengar cerita..
Soraru P.O.V
Waktu itu, aku adalah aktor yang sangat terkenal. Namun, tidak ada seorang pun yang tahu bahwa aku adalah seorang vampire.
Pada suatu hari, seorang anak kecil masuk ke dalam mansionku sembarangan. Ku hampiri anak itu dan ku berikan tatapan tajam padanya.
Tapi anak itu malah tersenyum manis!
Ukh, imutnya..
Tapi! Aku tidak mungkin membiarkan anak ini mencuri hatiku!
Ku usir dia, tetapi dia malah mengatakan bahwa dia akan kembali besok.Dan kalian tahu?
Besoknya dia benar-benar datang lagi!
Hah.. Yasudahlah, ku biarkan saja.Ku tanyakan nama anak itu, dan dia menjawab dengan senyuman lebarnya.
"Namaku Maffffhuu!!"
Ah, suaranya terdengar seperti malaikat.Malaikat maut yang bisa kapan saja bisa membuatku serangan jantung mendadak.
Waktu berlalu, aku makin dekat dengan anak itu. Anak itu selalu ku lindungi. Aku seperti ayah baginya.
Tetapi...
Apa ini...?Saat aku tahu bahwa dia dekat dengan orang lain, kenapa hatiku terasa sakit?
Dia selalu bercerita padaku tentang temannya. Cih, apa-apaan.
Contohnya seperti ini."Soraru-san, aku main sama Amatsuki-kun, yaa~"
"Soraru-san, aku ada janji dengan Amatsuki-kun."
"Maaf, Soraru-san. Aku tidak punya banyak waktu. Aku ada janji dengan Amatsuki-kun."
"Aku tidak bisa melihatnya bersamamu, Amatsuki-kun sudah mengajakku duluan."
Aku tahu dia masih berumur 12 tahun dan polos, tidak mengetahui apa-apa soal pacaran dan sebagainya. Tapi tetap saja aku tidak akan membiarkannya jatuh pada perasaan itu. Apalagi pada anak bernama Amatsuki itu!
Lama-lama, aku menjadi semakin muak dengan tingkah Mafu. Dia lebih mementingkan Amatsuki dibandingkan denganku.
Apa dimatanya aku sudah tidak berarti lagi? Baiklah jika itu yang diinginkannya. Maka aku yang akan menjauhinya.
.
.
Hari itu liburan musim dingin bagi Mafu. Dia berniat menginap di mansionku sepanjang liburannya. Jujur saja, aku masih kesal padanya. Tapi, aku sedikit senang karena dia mau menginap disini selama liburannya.