Fünf - Ich Gehe

1.8K 302 149
                                    

🎶 Now Playing : Goodbye - 2Ne1

Andai waktu bisa ku putar kembali, tak akan pernah aku menyimpan rasa ini padamu.
Andai waktu bisa ku putar kembali, tak akan pernah aku sudi mengenalmu.
Andai waktu bisa ku putar kembali, tak akan pernah aku bertahan untukmu.
Andai....
Andai aku diberi  kesempatan untuk membuat sebuah permohonan, aku ingin meminta pada Tuhan agar membuat dirimu berbalik melihat padaku. Menyapa perasaan ku, membalasnya dan melakukan hal yang sama.
Dan semua kata andai itu, berulang kali menamparku.

"Berhenti mendengarkan hal menyedihkan seperti ini, kau jadi ikut tampak menyedihkan sekarang," Jisung mematikan radio yang sejak tadi menyala di ruangan Changbin. Sedangkan Changbin, hanya memainkan jarinya tanpa mengatakan apapun sejak selama dua jam di dalam ruangan itu bersama Jisung.

"Dia benci padaku," suara pertama yang Changbin keluarkan sejak dua jam mereka berdiam diri, Changbin masih enggan menampakkan wajahnya yang menunduk.

"Dia hanya terlalu terkejut," Changbin menggeleng, Ia masih tertarik memainkan jarinya.

"Dia sekarang menganggap ku seperti kotoran, dia tak mau lagi melihat wajahku. Dia menaj--,"

"Hentikan Changbin, yang kau katakan itu tidak benar. Kau tak tahu apa yang ada dipikirannya soal dirimu," Jisung tak ingin Changbin berpikiran buruk soal Bangchan, setidaknya jika Bangchan memang berpikiran seperti itu, sahabatnya itu tak perlu terlalu memikirkannya.

"Aku akan pergi Sung, aku akan ke Jerman," Changbin perlahan mengangkat wajahnya, memperlihatkan senyum getirnya. Jisung tertegun, sebegitu terlukanya kah sahabatnya ini.

"Sudah kau pikirkan matang-matang?," Changbin mengangguk, Jisung menghela nafas panjang.

"Aku tidak punya hak untuk melarangmu, tapi biarkan aku mengantarmu. Maafkan aku karena tidak bisa membantu banyak hal," Jisung menepuk pundak Changbin, dan Changbin hanya membalas dengan senyuman tipis yang begitu tampak menyakitkan.

💮

Seminggu sejak kejadian dimana Changbin menyatakan perasaannya pada Bangchan, segalanya berubah. Tidak lagi ada Bangchan yang merangkul pundaknya, mengambilkan makanan untuknya, menggodanya dan segala yang biasanya mereka lakukan.

Sekarang ketika Bangchan bertemu Changbin, maka pemuda itu akan segera menghindar. Di klinik pun Bangchan selalu enggan berdekatan dengan Changbin. Ketika mereka ke kantin untuk makan, Bangchan akan duduk di meja teman-temannya dan kekasihnya daripada duduk satu meja dengan Jisung dan Changbin. Pemuda itu benar-benar menjauhi Changbin.

"Baiklah, sebelum kelas ini aku tutup ada hal yang ingin aku sampaikan," Dr. Lee melepaskan kaca matanya, lalu memandang ke seluruh penjuru kelas yang berisi semua mahasiswa dan mahasiswi jurusan kedokteran hewan. Dirinya selain dokter pemilik klinik hewan tempat Changbin, Bangchan, dan Jisung melaksanakan praktek mereka juga adalah seorang dosen di universitas Changbin. Oleh para mahasiswa Ia dikenal dengan Prof. Lee.

"Mungkin diantara kalian sudah ada yang mendengar kabar tentang pertukaran pelajar ke luar negeri. Dan satu-satunya orang yang beruntung untuk mendapatkan kesempatan berharga itu berada di kelas ini," Dr. Lee menemukan Changbin, Ia tersenyum pada Changbin dan Changbin membalas dengan senyum tersipu.

"Dapatkah kalian tebak siapa orang beruntung itu?," Para mahasiswa tampak saling melirik satu sama lain, kepala mereka tengah berpikir kemungkinan terbesar si orang beruntung ini.

"Tentu saja orang itu adalah Park Woojin," salah satu teman Changbin yang memiliki warna kulit eksotis bernama Park Woojin tampak menyunggingkan senyum sombongnya. Membuat sorakan sebal terdengar dari teman-temannya.

[6]Home | ChanBin | Chan x Changbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang