Neunundzwanzig - Du Gehörst Mir!

967 112 56
                                    

Warning 🔞

Aku mohon kalian cermat ya sayang-sayang
Mungkin disini adegan tidak terlalu eksplisit, tapi aku nggak mau kalian mencontohnya di dunia nyata :) yang belum waktunya tolong ditahan aja yaa
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.

🌸

🎶Now Playing : Like I'm Gonna Lose You - Meghan Trainor ft John Legend

I found myself dreaming
In silver and gold
Like a scene from a movie
That every broken heart knows

We were walking on moonlight
And you pulled me close
Split second and you disappeared
And then I was all alone

I woke up in tears
With you by my side
A breath of relief
And I realized
No, we're not promised tomorrow

So I'm gonna love you like I'm gonna lose you
And I'm gonna hold you like I'm saying goodbye
Wherever we're standing
I won't take you for granted
'Cause we'll never know when, when we'll run out of time - Lirik




Si pemilik surai hitam legam itu melangkah berat menuju one room-nya, pundaknya yang merosot syarat akan kelelahan yang jadi beban tubuhnya. Setelah satu harian menunggu ponselnya yang diperbaiki, lalu Ia harus pergi ke seminar bersama Minho dan baru pulang pukul 11 malam. Sungguh hari yang melelahkan baginya.

Ceklek

Pintu one room-nya Ia buka, lalu tanpa curiga masuk kedalam sana sembari melepas sepatunya. Tubuhnya segera Ia rebahkan ke kasur, kepalanya pening begitupun tubuhnya yang tak lagi mampu untuk diajak kompromi. Se-melelahkan itu kehidupan perkuliahannya. Ia benar-benar tidak ingin melakukan apapun, meski perutnya lapar ataupun tubuhnya yang bau badan. Ia hanya ingin tidur, tanpa perlu memikirkan tugas yang cukup menumpuk bak sebuah gunung.

"Darimana saja seharian?," Changbin mengeryit, kelopak matanya yang terpejam menukik heran, suara itu berasal darimana. Mungkinkah Ia bermimpi? Tapi kenapa rasa-rasanya sangat nyata?

"Baby, aku tanya kau kemana saja seharian ini?," Tone suara yang berat itu kembali membuyarkan acara istirahatnya, mau tak mau Ia segera membuka mata mencari sumber suara yang Ia pikir berasal dari alam bawah sadarnya.

"Chan? Kau disini?," Kelopak matanya menyipit kala mendapati sosok kekasihnya yang entah sejak kapan berada di dalam one room-nya tengah terduduk sambil bersidekap pada sebuah kursi. Kenapa Ia tidak sadar jika sedari tadi Ia tidak sendirian? Faktor kelelahan mungkin.

"Cutie, kau belum menjawab pertanyaan ku. Darimana saja kau seharian?," Bangchan, sang kekasih kembali menuntut pertanyaan. Namun karena terlalu lelah, Changbin memilih untuk mendiamkan. Terkadang Ia ingin Bangchan mengerti dirinya tanpa harus dikatakan, namun memangnya apa yang bisa Changbin harapkan dari orang se-tidak peka seperti kekasihnya itu.

"Chaaaannnn, aku lelah," Changbin kembali memejamkan matanya, Ia sedang tidak ingin berbicara bahkan bergerak pun Ia enggan.

"Aku dengar kau tadi pergi bersama seorang lelaki? Kemana? Kenapa kau tidak memberi tahuku? Siapa laki-laki itu? Apa dia tampan? Lebih tampan dariku? Ehey..tidak mungkin," Changbin menggeleng pelan, mendengkus karena Bangchan sama sekali tidak mendengar apa yang Ia katakan barusan.

"Satu-satu, Chan," percayalah, Changbin sebenarnya sedang tidak ingin meladeni ocehan Bangchan yang tiba-tiba menjadi sangat cerewet ini, namun Ia tidak bisa mengabaikan pria berkulit pucat kesayangannya itu.

Merasakan kasurnya berderit, Changbin tersenyum kecil ketika tahu Bangchan kini tidur disampingnya. Apalagi ketika lengan kekar itu meraba perutnya, hingga berakhir memeluk pinggangnya posesif, Changbin suka hal itu. Ia suka segala yang Bangchan lakukan padanya.

[6]Home | ChanBin | Chan x Changbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang