Sechzehn - Ich Bin Glücklich Mit Dir

1.3K 205 199
                                    

🎶 Now Playing : I Love You, I Remember You - IOI


Senyummu, bahkan aromamu
Yang selalu ku tunggu, menghitung mundur dengan jari-jariku
Di manapun aku berada, hanya ada dirimu
Yang ku impikan, yang ku harapkan
Apa kau tahu? (Kau tidak tahu)
Aku hanya berharap untukmu
Aku ingin mengakui bahwa aku sudah menunggumu
Saat aku berteriak aku mencintaimu setiap hari
Saat aku memanggil namamu setiap hari
Aku ingat saat-saat kau berdiri di depanku
Hari demi hari, aku tidak bisa tidur dengan memikirkanmu
Hari demi hari, hanya ada dirimu
Apa kau dapat mendengar suara hatiku yang bergetar?
Aku mencintaimu, Aku mencintaimu, Aku mencintaimu - Terjemahan



Changbin mengedarkan pandangannya ke langit-langit kamar nya tak minat, Ia merasa benar-benar bosan. Karena sakitnya yang belum sembuh, Daniel tidak memperkenankan dirinya untuk bekerja padahal Ia merasa bahwa Ia telah baik-baik saja.

"Hufftt!! Membosankan," keluhnya, bibirnya sejak tadi terus mengerucut sebal. Yang Ia lakukan sehabis bangun tidur dan mandi adalah menggelepar di lantai kamar asramanya. Ia ingin melakukan sesuatu untuk mengusir kebosanan, namun Ia tak tahu harus melakukan apa.

"Bosaaannnn," lagi-lagi sebuah keluhan keluar dari bibirnya, ingin keluar pun Ia tak tahu harus kemana. Selama hampir dua bulan tinggal di Berlin, Changbin sama sekali tidak tahu apapun tentang kota itu. Ia bukan orang yang suka berpergian, yang Ia lakukan jika sedang libur hanya tidur di asrama dan begitulah seterusnya.

Ting nong....

Kepala Changbin otomatis terangkat kala mendengar suara bel dari luar kamarnya, Ia mengernyit heran karena tidak biasanya ada orang yang berkunjung ke kamarnya.

"Siapa?!!," Tanyanya sambil berteriak, namun Ia belum beranjak dari posisinya. Changbin terlalu malas untuk bergerak.

Tidak ada jawaban apapun, dahi Changbin makin berkerut penasaran.

"Tidak ada orang! Pemilik kamar sedang tidur!!," Changbin kembali berteriak, tak peduli lagi dengan siapapun yang berkunjung ke kamarnya itu. Sedangkan seseorang di balik pintu kamarnya itu sedang tertawa geli, entahlah Changbin cukup menggemaskan baginya.

Ting nong....

"Ishh! Siapa sih?!," Merasa sebal, Changbin akhirnya bangkit dari tidurnya dengan jengkel. Kaki pendeknya melangkah dengan dihentak-hentakan menuju pintu kamarnya.

Changbin membuka pintu kamarnya dengan kesal, dan begitu pintu kamar itu terbuka raut wajah Changbin berubah datar "mau apa kau?,"

"Bukankah tadi katanya si pemilik kamar tidak ada? Lalu kau siapa?," Changbin makin mendengus, seharusnya Ia tetap tidur saja tadi.

"Kalau kau hanya ingin bermain-main, lebih baik kau pergi. Jangan membuang-buang waktu ku, aku sibuk!," Si tamu terkekeh, Ia mengangguk tak peduli akan sikap yang ditunjukkan Changbin padanya.

"Aku tau kau itu pemalas Changbin, pasti yang kau lakukan sejak tadi hanya mengepel lantai dengan tubuhmu kan?!," Changbin tak ingin peduli, namun kenyataan dimana ternyata pria dihadapannya ini tahu kebiasaanya membuat Changbin menahan senyumnya.  Jangan lemah Changbin, jangan lemah.

"Ya terus, mau apa kau kemari?," Changbin terus memasang wajah judesnya, tak bisa dipungkiri pria dihadapannya itu malah tersenyum makin lebar.

"Kau belum makan kan? Aku bawa makanan," pria itu mengangkat tas belanja yang ada di tangan kanannya, tahu saja kalau Changbin daritadi menahan laparnya.

"Aku tadi sudah makan mi,"

"Jangan terbiasa makan mi, kau harus menjaga kesehatan mu," Changbin mendecih, sebenarnya seseorang dihadapannya ini tengah melakukan peran seperti apa? Kenapa sok perhatian sekali.

[6]Home | ChanBin | Chan x Changbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang