Dreiunddreißig - Wir sind uns einig

875 101 41
                                    

🎶 Now Playing : I Love You 3000 - Stephanie Poetri


[Pilih antara tiga opsi ini. - mendengarkan now playing - | - menonton multimedia diatas - | menyanyikan Nothing's Gonna Change My Love For You (Westlife)]



Pernik kelam yang tampak sayu itu berpendar ke segala penjuru ruangan yang kini tengah jadi tempatnya berdiri. Jemarinya meraba setiap permukaan rata dari bingkai foto yang dimana terdapat hasil jepretan dirinya yang tengah tersenyum sembari merangkul seseorang. Bangchan kecil yang tersenyum tulus layaknya malaikat dengan mata menyipit memperlihatkan deretan giginya yang belum sempurna tumbuh semua, dimana gigi depannya yang masih berada di dalam angan-angan semata; sebut saja itu ompong. Dengan seseorang lainnya yang memeluk tubuh kecil itu dengan salah satu tangannya berada di atas kepala Bangchan kecil, mengelus surai hitam serta lebat itu dengan senyum merekah. Sedang tangannya yang lain memegang sebuah medali emas.

Ah, Bangchan ingat.

Foto itu diambil ketika Ia memenangkan lomba berenang antar sekolah saat sekolah dasar. Bibirnya menyungging senyum, tergambar dari pancaran manik pekatnya bahwa Ia merindukan masa itu.

"Kau menggemaskan waktu itu, dan tidak disangka kau sudah se-besar ini. Waktu berjalan begitu cepat ternyata." Suara yang berasal dari belakangnya itu menyita perhatian, Ia memutar tubuhnya dan senyum nya makin terkembang ketika mendapati sosok yang Ia nobatkan sebagai bagian pen
ting dari hidupnya.

"Aku juga tidak menyangka akhirnya bisa bertemu denganmu lagi, Kak." Seseorang yang Ia panggil sebagai 'Kak' itu tersenyum teduh, kedua kelopak sipitnya membentuk garis lengkung tipis ketika tersenyum. Sama seperti dirinya. Mereka itu layaknya sebuah cermin, persis tapi tak sama.

"Aku tidak akan bertanya kabar mu, karena kau terlihat baik-baik saja. Jadi, bagaimana denganmu?" Bangchan memicing, sebenarnya ada haru yang Ia tahan jauh didasar hatinya. Namun akan sangat memalukan jika Ia menangis dihadapan orang yang paling Ia kagumi.

"Pernah terpikir olehmu bahwa bocah yang gigi depannya ompong ketika besar menjadi seorang bajingan para wanita? Kurasa kau akan terkejut padaku, tapi itu semua karena mu." Kekehan kembali meluncur dari bibir seorang Christopher Henry atau Henry atau yang biasa Bangchan panggil dengan 'Idolaku' dan 'Kehidupanku' itu.

"Aku tidak terkejut Chan, kau kira aku benar-benar meninggalkan mu? Bagaimana bisa aku pergi begitu saja tanpa mau peduli pada bocah ompong yang sempat jadi seorang player gadungan dan sudah tobat ini?" Raut heran menghiasi wajah Bangchan, antara terkejut dan senang juga marah entah karena apa. Terkejut karena kakaknya ternyata tak pernah meninggalkannya, senang karena fakta bahwa sang kakak sangat menyayanginya, atau marah karena ternyata sang kakak selalu mengikutinya dirinya tanpa Ia sadari.

"Caranya? Bukankah kau pergi sangat jauh? Bahkan aku pernah berpikir, bahwa sekarang dirimu berada di belahan dunia lain. Bagaimana bisa?" Henry tak mampu menahan geli, sudah lama raut polos adiknya itu tak Ia lihat. Kenangan masa lalu kini terasa kembali menyapa hatinya.

"Sebelum itu, biarkan aku mengenalkan seseorang padamu. Yang punya andil besar akan semua yang terjadi. Termasuk pertemuan kita ini." Bangchan makin tak bisa menyembunyikan kebingungan nya, meski Ia tak paham Ia hanya diam sembari menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Dan ketika seseorang muncul dari sebuah ruangan yang Bangchan kira sebagai kamar tidur kakaknya itu membuat tubuh Bangchan mematung. Sungguh Ia tidak bereaksi apapun ketika sosok tersebut berjalan mendekat, kemudian berhenti tepat disebelah Henry, dan Bangchan makin tak habis pikir ketika sang kakak merangkul pinggang sosok tersebut. Sembari berkata.

"Kim Seungmin, tunanganku."

🌸


[6]Home | ChanBin | Chan x Changbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang