Dreißig - Du Bist Meine Farbe

951 115 42
                                    

🎶 Now Playing : Color Me - Weki Meki



You make me feel brand new love is colorful
Gonna be fine

I used to have so much fear
Never thought of stepping out of my zone in this familiar world
But suddenly, you smiled and waved your hands
And I started to follow you and smile too

It’s gonna be fine
When I’m with you, time stops
I emptied my head and filled it up again
With new things, with the colors of the rainbow that resemble you
I’m erasing the me before you

Color me happy baby
I won’t worry about this and that
Through you, there is a small change within me
Color me brightly baby
Just like this, the word perfect
I learned through you

I used to be so ordinary, always the same days and nights
In the same schedules, I just lived
But you’re so different from me
I don’t know where you’ll bounce off next
Maybe that’s why I liked you more

It’s gonna be fine, it’s such a relief
That you’re here, the past is forgotten and I’m being filled
With new things, with the colors of the rainbow that resemble you
I’m erasing the me before you

The blurry world is finding its color again
It’s so clear, the pink color
It resembles the bright you, so dazzling
All mine, you’re a star fallen into my arms

Color me happy baby - Terjemahan






Satu langkah Ia ambil, berjalan mundur adalah pilihan yang tepat untuknya saat ini. Meski lemas kini merajainya, Ia berusaha untuk tidak tumbang saat itu juga. Kepalan tangan yang makin menguat itu jadi pertanda bahwa hatinya sedang di hujam oleh ribuan batu tak kasat mata, darah-darah imajiner kini mengalir dengan derasnya mencerminkan bertapa banyaknya luka yang terdapat di Ia rasakan. Pertama kalinya Ia merasa sesakit ini, se menyedihkan ini, pun se pengecut ini. Bahkan kehilangan berbagai macam gadis cantik di fakultas atau di bar yang Ia datangi tak mampu membuatnya se sakit saat ini. Kekehan pahit lolos dari bibirnya, mungkin lebih tepatnya ringisan perih yang terdengar menyayat. Dinginnya malam jadi saksi akan keremukan hatinya.

"Cih, menyedihkan," gumamnya lirih, berharap bahwa apa yang baru saja terjadi hanyalah mimpi belaka. Oh ayolah, Ia hanya berniat untuk menyapa sekaligus melepas rindu sebab dirasa beberapa waktu terakhir tidak sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama. Namun kenapa yang Ia dapat malah kenyataan menyakitkan? Haruskah semesta pun menghukumnya sebab memiliki perasaan khusus untuk sang sahabat yang kini tidak lagi bisa Ia peluk sesuka hati, sebab dia milik orang lain.

"Kak Jisung? Sedang apa disini?," Kepalanya mendongak, pernik sendu itu menyipit kala seseorang muncul dihadapannya. Dengusan sinis muncul setelahnya, seseorang yang tak pernah Ia sukai keberadaannya sejak awal.

"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan disini?," Seungmin mengerjap polos, lalu mengangkat tangan kanannya ke atas yang tengah membawa laptop. "Aku dan Kak Changbin sudah berencana untuk mendesain brosur untuk klub fotografi malam ini. Dan aku sekarang ingin bertemu dengannya? Kak Changbin ada kan?,"

"Sejak kapan Changbin masuk klub fotografi, anak itu malah benci kamera. Jangan mengada-ada," Jisung memicing, sedangkan Seungmin tersenyum manis seolah tak peduli jika seniornya itu secara terang-terangan menyatakan perang dengannya.

"Kak Changbin memang tidak ikut, tapi dia bilang mau membantuku. Jika kau tidak percaya, bisa kau tanyakan langsung pada orangnya," entahlah, Jisung selalu merasa kesal ketika melihat senyum manis pemuda itu, terasa seakan tengah mengolok dirinya.

"Lupakan saja rencana kalian itu, kembalilah besok. Changbin tengah istirahat," Seungmin mengernyit, Ia tidak mau percaya pada Jisung. "Tapi dia sudah berjanji,"

"--Channhh,"

Tampa banyak bicara, Jisung segera meraih salah satu tangan Seungmin lalu menarik pemuda itu untuk menjauh dari one-room milik sahabat nya. Pernik kelabu nya menatap lurus ke depan, kakinya kini menapak kuat di setiap ketukan langkahnya yang dipercepat seakan ingin pergi sejauh-jauhnya. Tanpa disadari genggaman tangannya pada tangan pemuda manis yang bernama Seungmin itu berubah menjadi cengkraman kuat, menuli kan telinga akan teriakan Seungmin sebab tangannya terasa panas dan sakit disaat bersamaan. Tak mengindahkan gertakan Seungmin yang minta dilepas tangannya. Jisung sungguh tak peduli.

🌸

Hyunjin, begitulah orang-orang memanggilnya. Meski kadang di imbuh dengan akhiran 'si datar dan dingin' tak membuatnya ingin merubah opini publik terhadap dirinya. Bukan berarti Ia suka dengan julukan itu, hanya saja menyangkalnya sunguh membuang-buang waktu. Sebenarnya tidak buruk juga, sebab dengan begitu hidupnya menjadi tenang sebab Ia tak perlu sibuk meladeni para gadis yang tergila-gila padanya; meskipun kadang itu sering terjadi, tapi setidaknya itu tidak selalu terjadi. Image itu membuat dirinya segan untuk didekati oleh orang lain, termasuk para lelaki sekalipun.

Tapi kenapa si kelinci ini malah mendekatinya? Seakan buta akan sikapnya yang kelewat dingin, bahkan pada sepupunya sendiri; Kim Seungmin.

Kenapa dia selalu mengajaknya bicara? Bertanya sesuatu yang tidak penting dan menuntut jawaban padanya? Bukankah sudah jelas tertulis di dahinya; meski tak terlihat, bahwa Ia tak suka di usik. Apakah kelabu di sekeliling dirinya menghilang? Tergantikan oleh pelangi menyenangkan untuk di ajak bicara? Ia tidak yakin.

"Hyunjin, kau ingin makan apa? Kue beras pedas, atau gorengan saja?," Suara itu kembali menyapa indera pendengarannya, Ia sungguh tak mau tahu, mengabaikan adalah jawaban terbaik yang Ia berikan. "Sama kan saja denganmu," lihat kan? Otaknya sering tidak mau Ia ajak kompromi akhir-akhir ini. Selalu saja melenceng dengan apa yang tubuhnya inginkan.

Sebenarnya, apa yang sedang terjadi dengannya? Mungkin saja otaknya menjadi malfungsi, Ia terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini hingga otaknya lelah.

"Minumnya?," Si kelinci itu bertanya lagi, lagi-lagi Hyunjin diminta untuk menjawab. Ayolah Hwang Hyunjin, abaikan saja. Berbicara terlalu banyak bukanlah jati dirimu sesungguhnya.

"Sama kan juga," kemudian si kelinci mengangguk sembari tersenyum padanya. Ia segera membuang muka, berpura-pura memandangi ponselnya yang dalam keadaan tertidur.

"Kau kenapa Hwang? Gelisah begitu," lelaki lainnya yang sejak tadi tanpa Ia sadari memerhatikan dirinya itu tampak tersenyum tengil padanya, pasti sedang mencari celah untuk mengolok-olok dirinya.

"Diam," desisnya tajam, memperingatkan bahwa Ia tak ingin diganggu, oleh siapapun bahkan sepupunya sendiri.

"Jika kau menyukai Kak Changbin aku sarankan kau harus mengambil langkah cepat untuk mendapatkannya. Dengan begitu, aku juga akan mendapatkan bagianku," ujar lelaki yang menyandang sebagai sepupunya itu, seseorang yang dikenal bernama Kim Seungmin.



-tbc-

I see that Chan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I see that Chan.... 👀

I Know he's yours


23 Agustus 2019

[6]Home | ChanBin | Chan x Changbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang