Dreizehn - Hilf Mir!

1.4K 226 183
                                    


🎶 Now Playing : My world - Weki Meki

Mungkin inilah kenyataan, ketakutanku
Terkadang, aku merasa seperti terjebak di tempatku berada, aku takut
Saat aku merasa seperti orang bodoh dan kepalaku seakan tergantung
Seseorang tiba-tiba mendatangiku, itu adalah dirimu
Kau membuatku terbang, seperti seekor burung yang terbang di langit, kecil dan lembut
Tapi aku harus tahu di mana aku berada, bahkan saat angin bertiup, peganglah aku, dengan begitu aku tak akan gemetar
Hanya kau yang bisa melakukannya, kaulah satu-satunya, duniaku, cintaku
Dunia masih begitu rumit dan penuh dengan hal-hal yang tak diketahui
Aku membutuhkanmu, saat aku dalam pelukanmu, aku kan beristirahat


Changbin merasa hangat, bukan hanya tubuhnya hatinya pun ikut merasa nyaman bersama pelukan itu. Juga kata-kata penenang yang dilontarkan untuknya itu membuatnya tenang.

"Prof...," Panggilnya, walaupun Ia tak sempat melihat wajah orang yang memeluknya, Ia sedikit banyaknya hapal akan bau wangi pria yang tengah memeluknya ini, itu karena mereka kenal cukup lama.

"Masih memanggil ku profesor?," Changbin tersenyum tipis di dalam pelukan itu, walaupun pria yang tengah memeluknya ini tak dapat melihat.

"Kapan kau datang?," Pria itu melepaskan pelukan mereka, keduanya tangannya memegang pundak Changbin, menatap yang lebih muda teduh.

"Kemarin," jawabnya singkat, senyum ramahnya itu benar-benar membuat siapapun merasa sejuk.

"Sendirian?," Yang lebih tua menggeleng, Ia lalu menoleh kebelakang, dan ketika Changbin mengikuti nya seseorang lainnya muncul dihadapan Changbin. Membuat senyum otomatis tergambar di wajah manisnya, begitupun seseorang tersebut tampak begitu senang bisa bertemu dengan Changbin.

"Merindukan ku teman?," Seseorang tersebut menghampiri Changbin, lalu memeluk pemuda itu segera.

"Tidak,.aku bahkan tidak mengingatmu," Changbin membalas pelukan itu, ada rasa lega ketika bisa melihat sahabatnya kembali, Changbin merasa seperti Ia tidak lagi sendirian.

"Oh ya? Kau baik-baik saja kan?," Pertanyaan sepele itu membuat hati Changbin terenyuh, sudah lama Ia ingin mendengar pertanyaan itu untuk dirinya.

"Aku tidak baik-baik saja," sahabatnya itu mengelus punggung Changbin menenangkan, dan Changbin merasa lega. Akhirnya Ia bisa menjadi dirinya sendiri tanpa harus menyembunyikan perasaannya.

"Maafkan aku," Changbin melepaskan diri, lalu menggeleng tak setuju akan ungkapan sahabatnya itu, Jisung.

"Jangan minta maaf, kau tidak salah apapun,"

"Aku minta maaf untuk Chan, aku merasa bersalah padamu, karena si tolol itu," lalu seseorang yang lain, yang tadi Changbin panggil 'Prof' itu mendekat pada keduanya, lalu mengelus kepala Changbin lembut.

"Sudahlah, jangan bahas itu. Ayo cari makan,  bersedih pun butuh tenaga," keduanya mengangguk atas ajakan pria yang paling tua diantara mereka, lalu mereka pergi ke kantin bersama-sama. Changbin lupa kalau disana ada seseorang yang seharusnya tidak perlu Ia temui, walaupun hatinya ingin.

💮


"Ini makan," Dr. Lee meletakkan telur gulung di nampan Changbin sebab pemuda itu sejak tadi hanya memainkan makanannya, dan matanya menatap nanar pada seseorang yang duduk tak jauh dari mereka.

"Berhenti memandang mereka, dan makan makanan mu," Jisung menyuapi Changbin satu sendok penuh nasi beserta lauk pauknya, membuat Changbin gelagapan.

"Aku sejak tadi makan, kok!," Changbin memberikan tatapan sebal pada Jisung, sedangkan yang ditatap tak mau hirau.

"Kau tidak berhasil kan?," Pertanyaan Jisung itu membuat Changbin yang tadinya akan menyuap kembali nasinya urung, walaupun Jisung bertanya tidak spesifik namun Ia tetap mengerti apa maksud sahabatnya itu.

[6]Home | ChanBin | Chan x Changbin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang