2. JANGAN TAKUT

1.6K 106 0
                                    

2. JANGAN TAKUT

Aku di sini untuk membantu dan menemanimu, bukan untuk mengganggu atau bahkan membuatmu takut.

☘️☘️☘️

Pagi ini saat bangun tidur, Kaila kembali merasakan hal yang sama seperti yang ia rasakan pagi kemarin. Sebuah pelukan hangat kembali ia rasakan saat ini. Sehangat pelukan pagi kemarin.

Dan ia masih bingung. Apakah pelukan yang ia rasakan ini nyata atau hanya hayalannya saja? Namun jika ini hanya hayalan, kehangatan ini terasa sangat nyata baginya.

Saat ingin bergerak untuk keluar dari pelukan hangat tersebut, sesuatu seperti menahan tubuhnya agar tidak bergerak.

“Jangan takut, aku di sini untuk membantu dan menemanimu, bukan untuk mengganggu atau bahkan membuatmu takut.” Tubuh Kaila menegang.

Apa ini? Kenapa ia merasa jika suara seseorang berbisik tepat di telinganya? Kambali ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamarnya.

Tidak ada siapapun di dalam ruangan ini kecuali dirinya.

Namun ia kini dibuat terkejut ketika ia melihat sebuah bayangan hitam yang mendekap tubuhnya. Apakah karena bayangan hitam yang mendekapnya ini hingga ia merasakan kehangatan sebuah pelukan?

Bayangan apa ini sebenarnya? Kenapa sebuah bayangan bisa memeluknya, bahkan berbisik padanya.

Keringat mulai mengalir di pelipis Kaila. Ia merasa takut. Ya, takut akan bayangan yang kini masih memeluknya erat.

“Sudah kukatakan, jangan takut. Aku hanya akan menemanimu dan membantumu setiap saat hingga waktuku habis.” Suara tersebut kembali terdengar di telinga Kaila.

“K-kau si-siapa?” tanya Kaila terbata karena rasa takut masih menyerangnya.

“Kau tidak perlu tahu aku siapa. Karena aku benar-benar tidak akan membuatmu terganggu. Aku hanya akan membantumu saat kau dalam kesulitan dan aku akan menemanimu kapanpun kau membutuhkan teman.” Kaila masih bingung. Apa maksud ucapan bayangan ini?

“Sudah azan subuh, segeralah bangun dan bantu nenekmu juga.” Kaila akhirnya merasakan jika pelukan dari bayangan itu merenggang. Kehangatan dari pelukan tadi mulai menghilang setelah bayangan itu mengatakan kalimatnya yang terakhir.

ůůů

Sesuai yang dikatakan bayangan tadi, Kaila langsung bangkit dari tempat tidurnya dan menjalankan ibadah sholat subuhnya. Setelah sholat, barulah ia mandi dan memasak untuk dirinya dan sang nenek sarapan.

Kaila hanya tinggal berdua dengan sang nenek di sebuah rumah yang kondisinya jauh dari kata layak huni. Rumah yang diberikan oleh salah seorang tetangga sejak Kaila masih kelas 7 SMP dulu. Neneknya yang sudah sejak dua tahun lalu mengidap penyakit stroke ringan hingga membuat Kaila harus mengurus sang nenek yang usianya sudah memasuki kepala tujuh. Apalagi kecelakaan yang menimpa mereka tiga hari yang lalu harus membuat neneknya itu mengalami kelumpuhan pada kakinya.

Kaila kerap kali bertanya tentang keberadaan saudara maupun anak neneknya, namun nenek Kaila langsung mengalihkan pembicaraan setiap Kaila menanyakan hal tersebut. Ia bahkan tidak tahu di mana keberadaan kedua orang tuanya. Apakah mereka masih hidup, atau sudah tiada. Neneknya seperti menutupi sesuatu setiap Kaila menanyakan hal yang menyangkut tentang saudara maupun anaknya.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Kaila lantas mengantar sang nenek menuju kamarnya.

“Nenek baik-baik aja ya di rumah, Kaila berangkat sekolah dulu. Nanti Kai panggilin Bu Susi buat bantuin nenek kalau mau makan siang soalnya Kai hari ini harus mulai ke tempat Kak Yuda lagi.” Ucapan Kaila hanya dibalas sebuah anggukkan kepala lemah dari sang nenek.

“Kai berangkat, Nek. Assalamualaikum.” Kaila meraih tongkatnya kemudian melangkah keluar rumah untuk menuju ke sekolahnya. Namun ia menyempatkan diri untuk mampir ke rumah Bu Susi yang berada di samping rumahnya.

Ia memang sering meminta bantuan tetangga sekitar rumahnya untuk membantu menjaga sang nenek saat ia pergi ke sekolah.

Kaila berjalan keluar dari kampung dan kini ia melangkah di atas trotoar yang juga digunakan oleh beberapa pejalan kaki. Ia hanya berjalan kaki ke sekolah karena jarak sekolah dengan rumahnya hanya membutuhkan waktu lima belas menit jika berjalan kaki. Namun, karena keadaan kakinya sekarang, Kaila membutuhkan lebih banyak waktu untuk sampai ke sekolahnya.

Pukul 6.32 Kaila telah memasuki gerbang sekolahnya. Dan kini ia bingung. Bagaimana caranya menaiki anak tangga yang cukup banyak? Jika kemarin ada Vera yang membantunya, maka ia harus meminta bantuan pada siapa kali ini?

Tiba-tiba kulitnya merasakan hembusan angin kecil. Tak lama ia juga merasa ada sesuatu yang menggenggam tangannya dan juga sesuatu yang menyentuh punggungnya.

“Sudah kukatakan jika aku akan membantumu jika kau dalam kesulitan.” Kaila menoleh. Suara ini, suara bayangan yang tadi pagi memeluknya.

Dan ia baru menyadari jika saat ini ada sebuah bayangan yang berada di sampingnya. Apakah ini bayangan yang tadi pagi memeluknya?

“K-kau yang tadi pagi?” tanya Kaila yang menatap pada tangannya yang ia rasakan ada sebuah genggaman di sana.

“Iya. Sudah kukatakan kau jangan takut. Aku sungguh tidak berniat untuk membuatmu takut, Kaila,” ucap bayangan itu. Dan Kaila juga bisa mendengar suara kekehan di sana.

“Kau, tahu namaku?” tanya Kaila yang kini dirinya telah dibantu oleh bayangan itu untuk menaiki satu per satu anak tangga.

“Tentu. Aku bahkan tahu segala hal tentangmu,” ucap bayangan itu lagi membuat Kaila mendengus.

“Apa saja yang kau tahu tentang aku?” tanya Kaila.

“Banyak. Sangat banyak. Tapi tunggu, kau sudah tidak takut lagi denganku?” Kaila kembali menoleh saat mendengar ucapan bayangan.

“Ternyata kau tidak semenakutkan yang kukira,” ucap Kaila.

“Memang kau mengira aku semenakutkan apa?” Bayangan itu kembali membalas ucapan Kaila.

“Pocong? Genderuwo? Tuyul?” jawab Kaila sambil terkekeh.

“Aku ini memang hanya bayangan, tapi aku bukan setan,” balas bayangan itu tak suka.

“Iya-iya. Terimakasih sudah membantuku,” ucap Kaila saat dirinya telah sampai di lantai dua. Perlahan, genggaman di tangannya itu melonggar.

“Tidak masalah, sampai ketemu lagi nanti. Kaila.” Kaila mengangguk, dan ia juga bisa merasakan saat angin kecil kembali berhembus bersamaan dengan bayangan yang mulai menghilang.

o0o

Sleman, Yogyakarta
7 Juli 2019

SADEWA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang