27. JANGAN KANGEN

659 54 0
                                    

27. JANGAN KANGEN

Satu bulan berlalu, kini tiba waktunya bagi para siswa di seluruh negeri untuk menikmati liburan semester mereka. Ya, liburan yang berada di antara semester satu menuju semester dua.

Waktu dua minggu tersebut digunakan Kaila untuk terus memacu otaknya agar nantinya tak lupa dengan pelajaran, dan juga agar bisa mendapatkan hasil yang memuaskan saat ujian kelulusan. Sebenarnya Yuda sempat menawarkan pada dirinya untuk ikut bimbingan belajar, namun gadis itu menolak dengan alasan tidak ada biaya. Dan Yuda juga dengan tegas telah mengatakan jika dirinya lah yang akan menanggung biayanya, namun Kaila kembali menolaknya karena tidak ingin merepotkan laki-laki itu.

Dan pada sore ini, Kaila tengah berada di dalam sebuah mobil bersama seorang laki-laki yang terlihat fokus menatap jalanan. Mereka tadi memang berangkat dari kafe karena Kaila masih jam kerja, namun setelah meminta izin pada Yuda akhirnya mereka dibolehkan untuk pergi.

“Sampai.” Kaila mengedarkan pandangannya saat mobil berhenti. Di parkiran sebuah pusat perbelanjaan rupanya.

Mereka berdua kemudian turun dan melangkah memasuki tempat yang dari keadaan parkiran saja sudah terlihat sangat ramai itu. Mungkin karena saat ini masih waktu libur sekolah, atau juga karena dua hari lagi adalah hari raya Natal.

Setelah beberapa kali menaiki tangga berjalan, Dewa akhirnya menarik Kaila menuju sebuah toko busana. Saat memasuki tempat tersebut, Kaila tak bisa berhenti untuk berdecak kagum. Karena hampir semua pakaian yang dipajang membalut mannequin adalah baju dengan desain yang sangat bagus. Tak hanya itu, bahan yang digunakan pun kebanyakan menggunakan kain batik tulis.

Ia sudah tak menghiraukan Dewa yang kini tengah berbincang dengan salah seorang pegawai di tempat tersebut. Namun laki-laki itu akhirnya mendekati Kaila hingga membuatnya terkejut.

“Bagus-bagus ya?” Kaila sontak menoleh, menatap Dewa yang kini tersenyum padanya.

“Iya bagus-bagus banget. Pasti mahal ya, De?” Kaila berpindah tempat. Ia kini mengamati sebuah kebaya yang dipasangkan pada sebuah mannequin. Kebaya bergaya modern tersebut terlihat elegan dengan warna merah maroon. Tak lupa kain yang digunakan sebagai bawahan dari kain batik dengan warna dasar yang hampir sama semakin membuat setelan tersebut semakin terlihat menarik di mata Kaila.

“Mas. Kata ibu, Mas di suruh ke ruangannya.” Seorang penjaga toko tersebut tiba-tiba datang dan membuat fokus Kaila teralihkan.

“Oke. Makasih, Mbak. ” Dewa langsung menarik tangan Kaila menuju sebuah ruangan di tempat tersebut. Setelah mengetuk pintu berwarna putih itu, mereka kemudian melangkah masuk. Di dalamnya, tampak seorang wanita yang Kaila perkirakan usianya sekitar empat puluhan tampak tengah duduk di kursi dengan tangan yang bergerak lincah di atas sebuah kertas putih dengan pensilnya.

“Duduk dulu, De.” Wanita itu berkata tanpa mengalihkan perhatiannya pada dua orang di hadapannya.

Dewa kemudian mengajak Kaila duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut. Tak lama, wanita tadi meninggalkan mejanya dan ikut duduk di samping Kaila.

“Eh, kamu bawa siapa ini, De?” Wanita yang baru menyadari kehadiran Kaila itu bertanya.

“Temen Dewa, Tan.”

“Kaila, Tante.” Kaila mencium punggung tangan wanita itu setelah sebelumnya Dewa melakukan hal yang sama.

“Beneran cuma temen nih? Padahal kalau lebih dari temen juga gak papa loh.” Wanita tersebut tertawa ringan setelah melihat Dewa dan Kaila yang saling melempar lirikan mata.

“Oh iya, Tante ambilin barangnya dulu.” Wanita itu berlalu keluar ruangan.

Untuk sejenak, mata Kaila kembali dimanjakan dengan gambar-gambar desain yang dipajang pada dinding ruangan tersebut. Tak sedikit pula gambar desain dari kertas yang dipajang itu di sampingnya juga ada foto yang menampilkan hasil pakaian yang telah jadi dan dikenakan oleh beberapa model yang namanya tengah meroket.

SADEWA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang