40. AFTER EVERYTHING HAS PASSED

704 55 0
                                    

40. AFTER EVERYTHING HAS PASSED

Malam harinya, setelah semua acara selesai, orang tua Kaila masih berada di rumah. Begitu juga dengan Dewa beserta Nanta dan ibu mereka. Pak RT dan para tetangga telah mengetahui berita jika Kaila selama ini bukanlah cucu kandung nenek Rusmi. Wanita itulah yang dulu menculik Kaila saat masih kecil.

Sempat terkejut memang, tapi begitu mengetahui hasil tes DNA yang ditunjukkan mereka bisa percaya. Oleh sebab itulah, kini dua keluarga itu masih berada di dalam rumah duka itu. Kembali menceritakan semua hal yang terjadi dalam kurun waktu lima belas tahun belakangan.

“Jadi selama ini nenek nggak pernah mau ngomong soal orang tua ke aku itu karena kasus penculikan itu?” Kedua orang tuanya sontak mengangguk.

“Beliau pasti tidak akan memberitahu kamu kalau kamu itu adalah korban yang diculik.”

“Tapi, kenapa nenek dulu menculik Kaila?” Dewa yang penasaran langsung bertanya.

“Menurut informasi, Ibu Rusmi adalah seorang janda yang diceraikan oleh suaminya karena beliau tidak bisa memiliki anak. Dan karena perceraian itu, beliau sempat mengalami depresi berat karena suaminya kemudian menikah lagi dengan wanita lain dan mereka memiliki anak. Beliau kemudian menjadi sangat terobsesi pada anak kecil karena hal itu. Dan mungkin karena itu, beliau menculik kamu saat tahu kamu sedang sendirian di depan panti.” Penjelasan panjang ibunya membuat Kaila semakin terkejut.

“Yang paling penting, sekarang kamu sudah kembali.” Kaila terkejut saat Yuda yang berasa di sampingnya langsung memeluknya dengan tiba-tiba. “Itu sebabnya Kakak selalu merasa nggak asing sama wajah kamu. Kakak juga merasa kalau kita ini dekat, dan ternyata ini jawabannya.”

“Kami merasa sangat berterima kasih pada Ibu Rusmi, karena beliau yang telah merawat kamu dengan baik selama ini. Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain, beliau telah pergi lebih dahulu sebelum kita sempat mengucapkan terima kasih.” Kaila melepas pelukannya bersama Yuda saat suara ayahnya terdengar.

Semua orang di sana kini bisa merasakan bahagia yang sebenarnya. Terutama Kaila yang seakan masih belum percaya jika yang berada di hadapannya saat ini adalah orang tua kandungnya.

“Sudah malam. Kami pamit pulang dulu ya, Li.” Suara ibu Dewa membuat Kaila kembali dari lamunan.

“Oh, iya. Terima kasih, Tari, sudah membantu di sini.” Kedua wanita paruh baya itu kemudian melanjutkan percakapan mengenai beberapa hal. Sampai akhirnya ibu dua anak itu melangkah keluar rumah bersama putra bungsunya.

“Lo, gak ikut balik?” Kaila yang sedari tadi memang masih duduk, menatap Yuda yang bertanya pada Dewa yang masih berada di dekat Kaila.

“Nanti dulu deh, masih mau di sini.” Dewa menggaruk kepalanya canggung.

“Kai, Kakak pamit dulu ya.” Yuda berdiri dari posisi duduknya. Laki-laki itu lantas keluar rumah menghampiri orang tua Kaila yang memang berada di luar saat mengantar ibu Dewa pulang tadi.

Kini hanya tersisa Kaila dan Dewa yang masih berada di dalam rumah. Kaila yang sedari tadi memang banyak diam, bahkan tak menyadari jika laki-laki di sampingnya tengah bergerak gelisah.

“Kai.” Kaila tersentak saat Dewa memanggilnya.

“Eh, maaf malah ngelamun.” Dewa hanya menampilkan senyumannya.

“Gue, pamit ya.” Laki-laki itu mulai berdiri yang langsung diikuti Kaila.

“Loh Dewa, kamu juga mau pulang?” Dewa menoleh ke arah pintu saat seseorang bertanya padanya.

“Iya, Tante. Udah malam soalnya, nggak enak juga sama tetangga.” Laki-laki itu kemudian menyalami tangan orang tua Kaila.

“Yaudah, hati-hati ya. Maaf nggak bisa nganter ke depan. Mau lanjut beres-beres dulu.” Dewa hanya mengangguk kemudian melangkah keluar rumah dengan diikuti Kaila di belakangnya.

SADEWA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang