14. FIRST MEET

948 69 0
                                    

14. FIRST MEET

Sudah hampir dua minggu Kaila menjalani kesehariannya tanpa sosok bayangan hitam yang selalu memberikannya pelukan hangat itu. Bangun saat azan subuh berkumandang, membantu sang nenek untuk ke kamar mandi, menyiapkan sarapan, dan pergi ke sekolah dengan berjalan kaki sendirian. Namun ada yang berbeda sejak tiga hari ini. Kaki Kaila yang semula masih perlu bantuan tongkat jika berjalan, sejak tiga hari yang lalu ia sudah bisa berjalan tanpa tongkat karena dokter mengatakan jika keadaan kakinya sudah cukup memungkinkan untuk berjalan tanpa bantuan tongkat lagi.

Hari ini, sekolah Kaila memulangkan siswanya lebih cepat dari waktu pulang sekolah biasanya. Jika jam pulang sekolah biasanya pukul setengah tiga, hari ini para siswa dipulangkan pukul setengah dua atau satu jam lebih cepat.

Setelah bel pulang dibunyikan, gadis itu segera menuju ke kafe setelah tadi sempat berpisah dengan Vera yang sudah dijemput sang ibu di dekat gerbang sekolah. Berjalan dengan ditemani alunan musik dari earphone yang terhubung dengan ponselnya membuat langkah Kaila tidak begitu membosankan.

Sepuluh menit berlalu, kini Kaila telah sampai di dapur D'coffee. Setelah mengganti seragam sekolahnya, Kaila mulai melangkah menemui Yuda yang sedang berada di kasir bersama Laras. Ia akan mengatakan pada Yuda jika mulai hari ini ia akan kembali pada bagian awalnya, menjadi pelayan karena kini kakinya sudah mulai membaik.

“Anter ke meja nomor lima ya, Kai.” Baru saja sampai ke dapur, suara Damar langsung membuatnya berjalan menuju ke arah laki-laki itu. Kaila langsung menuju ke meja yang dimaksud Damar dengan membawa nampan tadi.

Meja yang ditempati oleh seorang laki-laki yang masih memakai seragam sekolah. Namun tidak terlalu terlihat karena laki-laki itu memakai jaket yang menutupi atasan seragamnya.

“Selamat menikmati,” ucap Kaila ramah sambil tersenyum saat meletakkan isi nampan tadi di atas meja.

Untuk sejenak Kaila terdiam saat tak sengaja menatap ke arah laki-laki yang menempati meja itu. Bukan karena laki-laki itu tak membalas ucapannya, tapi karena wajah laki-laki itu sangat mirip dengan seseorang yang beberapa hari lalu berbincang dengannya.

“Terima kasih.” Kaila tersadar dari lamunannya saat suara laki-laki tadi terdengar. Setelah mengangguk, Kaila kembali melangkah menuju dapur. Namun pikirannya masih tertuju pada sosok laki-laki tadi.

“Kaila!” Seruan Aster membuat Kaila menoleh.

“Anter ini ke mejanya Yuda. Sekalian bilangin kalau aku mau keluar sebentar ke rumah temen. Tapi nanti balik lagi ke sini.” Aster menunjuk nampan yang berisi beberapa makanan dan dua gelas minuman.

“Memang Kakak mau ke mana?” Kaila bertanya saat melihat Aster yang sedang melepas apron dan kini tengah merapikan rambutnya.

“Mau ngambil tugas di rumah temen. Abis itu mungkin ke fotokopian dulu. Baru deh balik ke sini.”

“Oke, nanti aku bilangin.” Kaila kembali melangkah menuju ke depan. Mencari keberadaan Yuda dan setelah menemukannya, ia langsung melangkah mendekat.

Terlihat jika laki-laki itu tengah duduk bersama seorang perempuan yang matanya sedang fokus menatap layar laptop dengan beberapa buku dan kertas yang tersebar di atas meja.

“Makasih, Kai.” Yuda berkata sambil sedikit merapikan buku dan kertas tadi agar semua isi yang ada di nampan bisa diletakkan di atas meja.

“Sama-sama, Kak. Oh iya, tadi Kak Aster izin keluar. Mau ngambil tugas di rumah temennya, tapi nanti bakal balik katanya.”

“Iya gak papa. Kamu kalo capek istirahat dulu aja. Jangan terlalu dipaksain. Devi sama Nova juga bakal dateng awal kok hari ini.” Untuk sejenak, Kaila ikut duduk di kursi sebelah Yuda yang kosong.

SADEWA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang