Chapter 5

2.8K 180 21
                                    

Rencana mereka berhasil, dan acaranya pun berlangsung cukup menyenangkan. Setelah cukup lama menikmati, mereka semua memutuskan untuk pulang.

Seperti biasa, saat di perempatan, InoShikaChou berpisah dengan Boruto dan Sarada disana. Karena mereka bertiga searah dan rumah mereka berdekatan.

"Sayang sekali hari ini Mitsuki tidak bisa ikut" ucap Boruto sembari menerawang ke langit.

"Um, kau benar."

"Hei Sarada.." panggil Boruto.

Sarada yang berjalan di belakang Boruto bertanya,

"Ada apa, Boruto ?"

Boruto terdiam sejenak.

"Untuk semuanya di hari ini..arigato"

Sarada masih terdiam.

"Mengapa kau berterimakasih padaku?" tanya Sarada.

"Karena yang melakukan semua itu adalah kau, aku sangat senang ttebasa"

Sarada sedikit tersenyum tipis.

"Heee.. Aneh sekali tiba tiba berterimakasih. Tapi sudah kubilang kan, kalau itu semua karena teman teman yang lain ikut membantu"

"Hai' hai'"

🍃🍃🍃

.

.

.

.

.

Pagi ini Sarada bangun pagi seperti biasa. Ia sudah berada di dapur untuk sarapan. Dan ada Sasuke yang mengobrol dengan Sarada.

"Kudengar kau mendapatkan nilai bagus saat ulangan kemarin" ucap Sasuke. Wajah tampannya itu menatap Sarada dengan senyuman yang tulus.

"Hmm ya, dan aku sangat senang" ucap Sarada senang.

"Aku bangga pada mu. Terus asah kemampuan mu dan jadilah yang terbaik" ucap Sasuke. Dan Sarada tersenyum mendegar kata kata semangat dari papa tercintanya.

Sakura tiba tiba datang. Ia tidak sendiri. Ada seseorang di belakangnya.

"Pagi ini akan ada yang ikut sarapan pagi bersama kita" ucap Sakura.

Sarada menoleh. Dan ia terkejut sekaligus senang karena orang tersebut adalah..

Boruto.

"Yoo! Ohayo Sarada!" ucapnya dengan senyum lima jari seperti biasa.

Sebenarnya Sarada sedikit bingung. Mengapa Boruto bisa berada di rumahnya ? Bukankah Boruto tidak mengajaknya berangkat bersama lagi.

"Aku yang mengajaknya untuk sarapan bersama disini" ucap Sasuke. Lalu ia menatap kearah Boruto yang sedang tersenyum lima jari itu.

'Jadi, papa yang mengajaknya? Kapan papa mengajaknya? Apa waktu kemarin ketika dia datang ke rumah?' batin Sarada.

Mereka berempat sedang sarapan. Di sela sela sarapan mereka pun banyak mengobrol dan tertawa. Boruto yang sangat dekat dengan kedua orang tua Sarada pun sangat bersyukur karena hubungan Boruto dengan keluarganya berjalan sangat baik.

'Kamii sama, aku sangat bersyukur kalau baka Boruto ini akur dengan orang tua ku. Terutama papa.' Batin Sarada.

"Hmm Boruto, bagaimana kabar Naruto san?" tanya Sarada.

"Dia sangat baik. Tapi terkadang ia selalu melakukan hal aneh yang selalu saja merepotkan aku dan kaachan" ucapnya.

"Bukankah kau sama saja dengan Naruto. Selalu melakukan hal hal aneh" ucap Sakura.

"Aku ini berbeda baachan, aku ini terlalu keren untuk melakukan hal bodoh seperti touchan" ucapnya.

'Ayah dan anak sama saja' batin Sasuke dan Sakura.

"Dari dulu ia selalu seperti itu. Dan kurasa semua kebodohannya itu menurun padamu" ucap Sasuke. Baru kali ini ia berbicara panjang lebar selain kepada Sakura dan Sarada.

"Suatu kehormatan untukku karena kau bicara panjang lebar kepadaku Sasuke san. Mungkin benar aku mirip dengannya, kecuali kebodohannya, tapi aku masih jauh lebih keren darinya ttebasa." ucap Boruto sembari melipat tangannya bangga.

"Bahkan kata katamu saja mirip seperti Naruto dan Kushina baasan" ucap Sakura.
"Ttebane ttebane, Ttebayo ttebayo, Ttebasa ttebasa"

Lalu mereka semua tertawa. Kecuali Sasuke yang hanya tersenyum tipis.

"Boruto, kau makan banyak sekali" ucap Sarada kagum. Dirinya bahkan tidak bisa seperti Boruto yang dapat menghabiskan sarapan sebanyak itu. Ditambah dengan beberapa lauk.

"Masakan Sakura baachan sangat enak. Jadi aku menghabiskan makanannya ttebasa. Hehe"

"Ah, Terimakasih. Makanlah yang banyak. Setelah itu kalian berangkat sekolah yaa" titah Sakura.

Setelah selesai, mereka berdua pun berpamitan dan segera pergi.

Di dalam bis..

"Hari ini Mitsuki akan sekolah. Aku penasaran bagaimana hasil yang ia dapat" ucap Boruto pada Sarada.

"Um, aku juga sama. Aku sangat penasaran apakah semua berjalan sesuai rencananya atau tidak"

"Sudah pasti terencana dengan baik. Pasti dia akan membawa kabar baik yang akan membuat kita semua bangga padanya"

"Hn. Kau benar"

"Heeee.. Kau mulai lagi dengan kata 'Hn' mu itu"

"Terserah aku"

.

.

.

.

Konoha High School

Sarada dan Boruto segera menuju kelas. Di bangku Mitsuki berada terlihat teman temannya (Shikadai, Inojin, dll) sedang mengerumunginya.

"Yoo Mitsuki!" Boruto menyapanya penuh dengan enerjik khas anak hiperaktif.

Mitsuki menunjukkan senyum, sekaligus senang bisa bertemu dengan Boruto.

"Ohayo Boruto, ohayo Sarada"

"Ne, bagaimana hasilnya?" tanya Sarada.

Pemuda itu tersenyum,

"Aku hanya mendapat peringkat satu"

????

"P-peringkat satu?!" ucap Boruto. Mitsuki mengangguk.

"K-kau bilang hanya?! HANYA?!" ucapnya lagi.

"Lalu aku harus bilang apa?" ucapnya polos.

Entah memang ia terlalu rendah hati atau sebaliknya, Sarada ingin sekali menjitak pemuda tersebut.

"Aku dengar akan ada olimpiade lagi, apa itu benar?" tanya Shikadai.

"Benar, Kakashi sensei sudah menentukan siapa saja yang akan ditunjuk untuk mengikuti olimpiade tersebut."

"Pasti kau" ucap ChouChou kepada Mitsuki.

"Aku sih sudah pasti" ucapnya.

Boruto dkk: 'Sial, dia ini benar benar..'

"Lalu siapa lagi?"

"Lihat saja nanti"

Setelah itu bel berbunyi dan mereka fokus belajar.

.

.

.

.

.

.

Disekitar kantin, terlihat Sarada yang baru saja membeli sekotak minuman dari mesin minuman, lalu dari belakang ada seseorang yang memanggilnya.

Dia Sumire.

"Ada apa inchou? tanya Sarada.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu"

"Apa yang ingin kau bicarakan, inchou?"

Tomodachi To Ai no Kizuna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang