Chapter 25

1.3K 139 19
                                    

"Yosh! Hari ini aku akan bersemangat!"
"Lari lima putaran kurasa cukup"

Gadis itu sangat bersemangat menjalani kegiatan rutinitas mingguannya. Karena hari esok ia harus bersemangat karena kejuaraan sudah menanti di depan mata.

Awalnya ia ingin mengajak Boruto. Namun ia mengurungkan niatnya itu.

Ah ya, lagi lagi dia masih belum berani mengatakannya.

Sarada sudah lari empat keliling. Saat putaran terakhir selesai ia memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak.

"Hei" panggil seseorang.

Sarada menoleh,

"Oh kau rupanya"
"Sedang apa kau disini?" tanya Sarada.

"Menikmati pagi hari. Dan kebetulan aku melihatmu" ucapnya.

"Ini.." orang itu memberi satu botol minuman. Dengan senang hati Sarada menerimanya.

"Kau tau saja kalau aku haus" ucap Sarada.

"Kau habis olahraga, jadi sudah pasti kau akan haus" ucapnya.

Gadis itu tersenyum tipis,

"Arigatou, Shinki"

.

.

.

"Borutoo, ayo bangun. Ini sudah sianggg!!"

Hinata berteriak memanggil putra sulungnya itu untuk segera bangun. Jika sudah hari libur pasti Boruto akan susah bangun. Katanya hari Minggu adalah hari libur sedunia, jadi ia tak perlu repot repot bangun pagi hanya untuk berangkat ke sekolah.

"Oni chan bangun!"

Seketika Boruto terduduk kaget. Matanya membelalak karena terkejut adiknya membangunkannya dengan berteriak tepat di telinganya.

"Oi Hima, bisakah kau bersikap lembut pada kakakmu?" ucapnya.
"Gendang telingaku hampir saja pecah ttebasa"

Himawari berkacakpinggang,

"Boruto nii sama saja seperti papa!" Ucap Hima.

"Ha? Apa katamu?!"

"Kau sama seperti papa!"

"Ck, jangan samakan aku dengan kuso oyaji itu!"

"Oi, aku mendengarnya ttebayo.." seketika Naruto berjalan melewati pintu kamar Boruto. Ekspresi wajah dan suaranya menjadi sangat menyeramkan.

Glek

Himawari hanya tertawa melihatnya.

"Ne ne oniichan, ayo kita jalan jalan. Kita main ke mall dan taman bermain" ucap Hima.

"Ah, aku malas ttebasa. Lain kali saja ya" ucapnya malas. Ia berniat ingin melanjutkan tidurnya.

"Mou Niichan!" Himawari mengembungkan pipinya kesal.

Pemuda itu langsung bangun,

"B-baiklah baiklah. Aku siap siap dulu ttebasa" ucap Boruto. Dia tidak ingin melihat kemarahan adiknya. Ia trauma pernah dihajar habis habisan olehnya. Ia berjanji, hal seperti itu tidak akan terulang lagi.

Kakak beradik ini sudah selesai bersiap siap. Kini mereka pergi menuju Konoha Mall.

.

.

.

10.00

Sesampainya disana mereka langsung menuju tempat permainan. Boruto membantu Himawari mendapatkan boneka ukuran besar. Namun yang ia dapatkan hanya yang ukuran kecil.

Tomodachi To Ai no Kizuna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang