Malam pergantian tahun itu menjadi saksi atas pengakuan cinta Boruto kepada Sarada. Malam itu menjadi bukti atas kebesaran dan ketulusan yang diberikan olehnya. Dan pada malam itu juga adalah sebuah kebahagiaan untuk keduanya.
Saat itu, Sarada berfikir jika pengakuannya akan ditolak oleh Boruto. Mengingat dirinya yang sudah keterlaluan saat itu, hingga kesalahpahaman yang tejadi. Namun ia salah, justru ia mendapatkan apa yang tidak ia sangka. Boruto pun begitu. Ia berfikir kalau Sarada akan menolaknya karena ia sudah sering menyakiti Sarada. Namun, gadis itu sangat baik. Ia menerima cintanya karena ia juga mencintai Boruto.
Keduanya mempunyai rencana untuk mengungkapkan perasaannya pada saat perayaan kembang api, benar benar tidak mereka duga sebelumnya. Merekapun saling terkejut mengetahuinya.
Dan akhirnya, semua terlewati.
Tahun sudah berganti, kini mereka menjalani hari hari yang berbeda dari sebelumnya. Dimana mereka menjalani hari dengan status yang baru dan hari yang baru.
.
.
.
.
.
.
.
.
Banyak yang terjadi pada masa sekolahnya. Menjadi murid kelas tiga sangat berat karena ujian sudah berada didepan mata. Mereka menjalaninya dengan semangat bersama dengan teman temannya yang lain.
Satu tahun menjadi kelas tiga sudah mereka lalui, masa masa mereka disekolah telah mereka lalui dengan suka dan duka. Kini, Boruto dan Sarada sudah menduduki bangku perkuliahan. Boruto menjadi mahasiswa jurusan IT semester 8 (semester akhir), sedangkan Sarada menjadi mahasiswa jurusan politik semester 8 (semester akhir).
"Boruto, mau pesan apa?" tanya Sarada. Ia menatap sang kekasih sembari tersenyum.
"Hei, harusnya aku yang bertanya seperti itu ttebasa" ucap Boruto.
"Tidak. Boruto sudah sering melakukannya padaku, kali ini aku yang akan melakukannya dan kau tunggu saja disini. Oke?"
Boruto pun mengangguk dan tersenyum.
"Baiklah, aku pesan seperti yang kamu pesan saja" ucapnya. Gadis itu mengangguk, lalu pergi untuk memesan pesanannya.
Boruto memandangi Sarada dari belakang. Ia tersenyum tipis melihat Sarada yang memiliki banyak perubahan. Ia bertambah tinggi, rambutnya pun sudah memanjang, dan ia terlihat semakin dewasa.
'Ah.. Sarada ku memang luar biasa ttebasa'
'Aku beruntung memiliki gadis yang baik, pintar dan cantik seperti Sarada. Aku menyesal karena sering membuatnya menangis saat dulu ttebasa'
Orang yang pernah menjadi rivalnya, orang yang pernah menjadi sahabatnya, kini telah menjadi kekasihnya. Boruto yakin untuk terus melanjutkan hubungannya dengan Sarada begitupun sebaliknya. Kedua orang tua mereka pun mengetahui dan mereka setuju jika Boruto dan Sarada berpacaran. Hanya saja Sasuke, ayah Sarada selalu menginterogasinya jika ia menjemput dan mengantar Sarada kerumah.
Ia teringat saat dimana ia pernah menjemput Sarada untuk mengajaknya pergi ke atrium Konoha. Saat itu adalah kencan pertamanya dengan Sarada setelah beberapa hari yang lalu mereka resmi berpacaran. Saat menghadapi Sasuke, Boruto meringis karena melihat wajah menyeramkan dari calon ayah mertuanya tersebut.
'Sasuke san sangat menyeramkan dattebasa'
Ayahnya sangat posesif kepada putrinya. Boruto pun mengerti jika itu semua demi kebaikan Sarada. Namun, sekarang Sasuke sudah sangat mempercayai Boruto untuk terus menjaga putrinya. Ia percaya kalau Boruto bisa membuat putrinya bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomodachi To Ai no Kizuna [END]
Fanfic• Boruto Fanfiction • Pilihan terberat bagiku saat itu adalah saat dimana aku harus memilih. Apakah aku harus berjuang mempertahankan persahabatan, perasaanku padamu, atau aku harus merelakanmu bersama dengan orang lain. Dan sekarang, kita berdua sa...