Ting Nong!!!
Ting Nong!!!
Ting Nong!!!
Bel itu terus di tekan tekan oleh Boruto. Berkali kali hingga pemilik rumah tersebut keluar karena suara gaduh tersebut. Sakura yang berada di lantai bawah langsung membukakan pintu. Ia tau itu Boruto, mungkin kalau orang lain sudah ia ceramahi menggunakan ceramah no jutsu seperti Naruto.
"Ohayo, Sakura baachan" sapa Boruto tanpa dosa.
"Ohayo Boruto. Sarada sedang ada di kamarnya, ia sedang siap siap" ucapnya. "Masuklah ke dalam"
"Kemarin Naruto meminta izin padaku dan Sasuke kun kalau kalian akan mengajak Sarada liburan"
"Hai'" ucap Boruto.
"Oh ya! Sarada juga mengatakan itu padaku semalam. Katanya Hima chan sudah tumbuh menjadi gadis yang sangat lucu. Jadi, apa kau kesini untuk menjemputnya?" tanya Sakura dengan seringainya.
"I-Itu.. Itu karena touchan yang menyuruhku untuk menjemputnya. A-aku hanya menuruti apa katanya saja ttebasa. Ya, aku hanya mengikutinya saja, haha" ucap Boruto gugup. Wajahnya sedikit memerah.
"Begitu, baiklah. Tunggu sebentar yaa"
Lalu tak lama, Sarada pun muncul.
"Baru saja aku ingin ke rumahmu. Kau malah datang kesini" ucap Sarada.
"Apa kau lupa, semalamkan aku disuruh touchan untuk menjemputmu. Lagi pula sebenarnya aku memang menginkan ini ttebasa" ucap Boruto dengan suaranya yang agak di kecilkan di akhir kata.
"Apa katamu tadi?" tanya Sarada yang tak dengar perkataan Boruto.
"Tidak, bukan apa apa. Ayo kita pergi, Hima dan yang lain pasti sudah menunggu" ucap Boruto. Sarada pun mengangguk.
"Sakura baachan. Aku bawa Sarada dulu ya, tolong sampaikan salamku pada Sasuke san"
Sakura mengangguk dan melambai kepada mereka.
.
.
.
"Kami datang!" ucap Sarada kepada Naruto, Hinata dan Himawari yang sudah menunggu di depan rumah.
"Okaeri.. Okaeri Sarada neechan!" ucap Himawari. Ia memeluk Sarada dengan gembira.
"Aku datang kembali, Hima chan. Maaf aku terlambat" ucap Sarada membalas pelukan Himawari.
"Kita belum terlambat. Kalau begitu ayo kita segera berangkat ttebayo!"
Hari ini akan menjadi hari yang terindah. Baik aku, ataupun dia. Dia pun tersenyum senang.
.
.
.
Butuh waktu setengah jam untuk menuju Konoha Park, kini mereka sudah sampai disana.
"Ne Sarada neechan, ayo kita main ke wahana itu, lalu ke wahana yang disana, lalu..-"
"Kita harus beli tiket dulu," ucap Boruto.
"Ah, iya benar! Dan aku tidak akan membiarkan oniichan mengganggu dan merebut Sarada neechan dari ku!" Hima tiba tiba memeluk Sarada, dan ia pun kaget. "Sarada neechan, ayo ikut mama dan papa beli tiket. Kita tinggalkan saja Boruto niichan disini" ucapnya sembari berjalan meninggalkan anak lelaki bersurai kuning tersebut.
"E-EH?!"
"T-tunggu, apa maksud kau Hima?! Oii!!" ucap Boruto. Wajahnya kini memerah entah kenapa.
"Jangan tinggalkan akuuu""Oniichan itu selalu bersama dengan Sarada neechan setiap hari. Di sekolah atau di tempat lain pasti selalu bersamanya dan tak jauh dengannya. Makanya sekarang aku ingin Sarada neechan menemaniku untuk hari ini" ucap Himawari dengan kedua tangannya yang di lipat di depan dada. Seperti seorang bos yang memerintah kepada bawahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomodachi To Ai no Kizuna [END]
Fanfiction• Boruto Fanfiction • Pilihan terberat bagiku saat itu adalah saat dimana aku harus memilih. Apakah aku harus berjuang mempertahankan persahabatan, perasaanku padamu, atau aku harus merelakanmu bersama dengan orang lain. Dan sekarang, kita berdua sa...