Chapter 10

2.1K 162 13
                                    

Aku bertanya tanya pada diriku sendiri. Kenapa semua bisa terjadi?

Aku adalah orang yang pendiam, tidak banyak bicara dan tak pernah seceria orang lain.

Lalu, kau hadir ke dalam kehidupanku sebagai anak dari sahabat kedua orang tuaku. Dan kau pun mengajakku berteman.

Awalnya aku tidak peduli, dan aku tidak ingin dekat dengannya dan dengan siapapun. Namun ia menyadarkanku.

Bahwa dunia akan terasa lebih indah saat ada teman teman di sekelilingmu.

Saat itu, aku mulai mencoba untuk sedikit terbuka. Perlahan, aku mendapatkan seorang teman. Hingga saat ini, aku memiliki seorang teman yang selalu ada bersamaku. Dan itu karena dia.

Dia telah merubahku. Menyadarkanku tentang betapa pentingnya seorang teman. Jika kau selalu sendiri dan tidak ada teman yang menemanimu, kau akan kesepian. Hiduplah sesukamu dan terbanglah bebas diangkasa.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Melewati hari demi hari bersamanya aku rasa tidak buruk. Aku begitu menikmati semuanya.

Hingga akhirnya kami menjadi sahabat. Dia selalu berada bersamaku, dia selalu ada di dekatku. Menolongku dan menjagaku. Dia benar benar tidak pernah mengingkari perkataannya.

Dan tak kusadari, aku telah terjatuh. Semua yang ia lakukan padaku membuatku merasa..merasa aman. Entah sejak kapan perasaan ini muncul, tetapi aku benar benar mencintainya.

Dia sangat peduli padaku, karena orang tuaku selalu sibuk bekerja. Terkadang ia datang ke rumahku hanya untuk membawakan masakan yang dibuat ibunya, bermain atau sekedar untuk bertemu denganku. Itu membuatku merasa senang. Ya, lagi lagi aku terjatuh karena perbuatannya.

Jantungku selalu berdebar saat melihatnya. Terkadang aku menjadi gugup saat ia mengajakku berbicara. Dan tiba tiba aku merasa cemas jika terjadi sesuatu padanya. Dan terkadang, aku selalu memikirkannya setiap hari tanpa mengenal waktu.

Dia sahabatku, tapi aku benar benar mencintainya.

Tetapi..apakah yang aku rasakan ini terjadi padanya juga? Atau hanya aku saja yang merasakan perasaan ini?

Dia terlihat sangat tenang. Bahkan jika ada aku disampingnya. Tidak seperti aku saat ada dia disampingku, aku merasa gugup. Karena terlalu gugup, akhirnya aku membuat kesalahpahaman. Dia mengira kalau aku marah atau sedang tidak dalam kondisi yang baik.

Dia itu tidak peka.

Dia terlalu bodoh untuk memahaminya.

Tetapi..aku ingin dia tau tentang apa yang kurasakan. Namun aku pun masih ragu.

Apa yang harus kulakukan. Bisa saja aku mengatakannya tapi aku sadar akan satu hal. Aku adalah sahabatnya. Pasti dia akan kecewa, jika persahabatan yang sudah dibuat ini akan hancur begitu saja.

Lagipula, sedang ada seseorang yang memasuki lingkaran hubunganku dengannya.

Yang kupikirkan saat ini adalah..
Mengatakan apa yang sebenarnya kurasakan, atau memilih memendamnya demi persahabatan kami?

Atau..membiarkannya bahagia bersama dengan yang lain?


Aku hanya ingin tau..

Apakah kau memiliki perasaan yang sama sepertiku? Boruto?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Chapter 11 update besok ya!😉

Terimakasih yaa yang udah baca cerita aku. Monmaap gaje banget ceritanya. Banyak yang typo pula:"

Tomodachi To Ai no Kizuna [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang