Tringg!!!! Tringg!!!
Bunyi alarm berbunyi sangat keras hingga membuat gadis bersuraian hitam pekat itu terbangun. Ia mengusap kedua matanya dan sedikit merenggangkan badan. Cahaya matahari memasuki kamarnya melewati celah celah tirai jendela kamar miliknya.
'Ah..'
'Akhirnya hari ini telah tiba!'.
.
.
"Ohayo ma--" sapa Sarada pada mamanya yang sedang menyiapkan sarapan.
"Eh?"
"Papa?" ucap Sarada. Ia terkejut karena yang sedang menyiapkan bukan mamanya. Tetapi Sasuke."Ada apa?" tanyanya.
"Tidak" Sarada melenggang menuju kursinya. Ia duduk dan makan dengan tenang.
"Wah..sudah selesai yaa" Sakura tiba tiba muncul dari belakang. Ia pun segera duduk dikursi sebelah Sasuke dan memakan makanan buatan suaminya. Sakura menyendok satu suap ke mulutnya,
"Hm, ini enak!"
"Hn tentu saja. Itu karena aku yang membuatnya" ucapnya bangga.
"Jadi kalau aku yang masak tidak enak ya?" tanya Sakura cemberut.
"Bukan begitu" ucapnya.
"Sudahlah. Yang penting kita nikmati masakan ini. Ya kan, Sarada?" ucap Sakura senang.
Gadis itu hanya diam. Ia kebingungan dengan sikap ayahnya pagi ini. Sakura tau ada yang aneh dari putrinya pun bertanya.
"Ada apa Sarada?" tanyanya.
"Aku bingung dengan pria yang ada dihadapanku ini, mama" ucap Sarada. Lalu ia mengalihkan pandangannya kearah Sasuke yang sedang makan dengan tenang.
"Papa, apa kau sedang dimasuki roh halus?"
Uhuk uhuk!
Sasuke tersedak mendengar pertanyaan putrinya itu. Dan Sakura dengan cepat langsung memberi air pada Sasuke.
"A-apa maksudmu?" tanya Sasuke, masih sedikit terbatuk.
"Tidak, aku hanya bingung. Tiba tiba kau membuat sarapan. Biasanya mama yang melakukannya. Lalu kau tidak biasanya di rumah pagi pagi begini. Biasanya pagi pagi buta kau sudah berangkat bekerja"
Sakura tertawa mendengar ucapan Sarada.
"B-begitu yaa. Y-yaa..ini memang terdengar aneh ya. Hahaha" ucapnya garing.
.
.
.
Sarada sedang memakai sepatunya. Lalu Sakura memanggilnya.
"Sarada.." panggil Sakura.
"Hm, ada apa ma?"
"Kuberi tau sesuatu" ucapnya.
"Ini tentang papamu yang bersikap aneh sejak tadi"
Sarada semakin penasaran dengan perkataan mamanya,
"Semua ini adalah ungkapan istimewa dari papamu. Kuharap kau tidak menyia nyiakannya. Kau tau, sejak pagi ia sudah menyiapkan semua sendiri. Bahkan ia sengaja tidak berangkat sejak tadi karena ini. Dia itu..sulit mengungkapkan sesuatu dengan perkataan, ia memilih melakukannya dengan tindakan. Jadi..kau mengerti kan apa maksudku?"
Sarada membelalakkan matanya terkejut. Ia sangat senang. Ia kira ayahnya akan melupakan apa yang pernah ia katakan waktu itu. Dan..inilah ucapan semangat darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomodachi To Ai no Kizuna [END]
Fanfiction• Boruto Fanfiction • Pilihan terberat bagiku saat itu adalah saat dimana aku harus memilih. Apakah aku harus berjuang mempertahankan persahabatan, perasaanku padamu, atau aku harus merelakanmu bersama dengan orang lain. Dan sekarang, kita berdua sa...