Masih lanjutan flashback dari chapter 32
"Kau sungguh ingin meminta maaf padanya?" tanya Shikadai yang duduk disebelah Sarada.
Sarada mengangguk, "Kurasa waktu itu aku sangat berlebihan padanya. Aku mengaku salah" ucap Sarada.
"Tapi aku juga ingin memberinya pelajaran agar dia mengerti. Si bodoh itu memang payah." ucap Sarada lagi.
Shikadai terkekeh mendengar ucapan Sarada,
"Kalau begitu, akan kuberitahu sesuatu" ucap Shikadai.
"Apa?"
Shikadai mendongak kearah langit, memandangi langit yang sudah menggelap.
"Boruto itu sebenarnya ingin mengajakmu berbicara, sejak kalian bertengkar"
"Kurasa ia pun sadar kalau dirinya juga bersalah"
.
.
.
.
.
.
Flashback Off
Wushhhh...
Angin berhembus pelan menerpa rambut hitam gadis berkacamata tersebut. Sarada masih setia disana menunggu sosok yang ia tunggu tunggu sejak tadi. Ia sudah mengetahui dari Shikadai, kalau Boruto juga memikirkan hal yang sama dengannya. Merasa saling bersalah namun tidak tau bagaimana cara agar bisa membicarakannya. Dan ia pikir, dialah yang harus memulai semua ini agar tidak terjadi kesalahpahaman yang tidak ada ujungnya.
Ia terus menunggu, dan juga meyakinkan dirinya kalau ia berani menghadapi pemuda kuning itu. Dan tak lama, sosok yang ia tunggu telah berdiri tak jauh darinya.
Mereka saling memandang dari kejauhan, perasaan canggung pun mulai berperan dalam keadaan tersebut. Boruto yang masih berdiri didekat pintu itu pun mulai melangkahkan kakinya untuk melangkah ke tempat Sarada berdiri.
Deg deg
Deg deg
Tiba tiba jantungnya berdetak kencang, perasaan aneh itu muncul lagi setiap mereka bertemu dan bertatap. Baik Boruto dan Sarada masih diam untuk waktu yang cukup lama.
"Maaf kalau tiba tiba menyuruhmu datang kesini" ucap Sarada.
"Tidak apa." ucap Boruto.
"Kupikir akan mengajak dia" ucapnya sedikit sinis. Tentu membuat Boruto terhentak.
"Dia tidak ikut" ucapnya. Ia tau siapa yang dimaksud gadis itu.
"Ada apa ttebasa?"
TtebasaSudah lama gadis itu tidak mendengar kebiasaan Boruto yang selalu mengatakan kata itu. Ia benar benar merindukan sosok yang ada di hadapannya ini. Namun mati matian ia sembunyikan dibalik sikap tsunderenya.
"Sudah lama kita tidak seperti ini. Biasanya kita selalu menikmati saat saat seperti ini bukan? Tetapi karena saat ini kita sedang bertengkar, kita hanya bisa menikmati ini masing masing" ucap Sarada sembari berpegangan pada besi panjang dengan tatapannya yang mengarah ke depan tanpa melihat Boruto sama sekali. Boruto bingung, apa maksud Sarada mengatakan itu? Sebuah curhatan? Atau apa?
"Ah maaf terlalu panjang lebar" ucap Sarada di sela sela tawanya yang sedikit garing,
"Aku hanya ingin mengatakan ini padamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tomodachi To Ai no Kizuna [END]
Fanfiction• Boruto Fanfiction • Pilihan terberat bagiku saat itu adalah saat dimana aku harus memilih. Apakah aku harus berjuang mempertahankan persahabatan, perasaanku padamu, atau aku harus merelakanmu bersama dengan orang lain. Dan sekarang, kita berdua sa...