5. Pacar Tercinta Atau Istri Biasa

68.8K 6.4K 1.1K
                                    

.
.
.
.
.

"Bang Tiwai, anterin koper gue ya ke apartement? Nanti kalau lo udah nyampe, buka aja pintunya sendiri. Paswordnya tanggal lahir gue," Ujarku pada Bang Taeyong di telpon. Bang Taeyong itu kakak kandungku satu-satunya. Ia tinggal bersama istri dan anaknya di Kalimantan, tapi waktu pernikahanku kemarin, Bang Taeyong datang dan memutuskan untuk menginap di rumah Mamah selama dua minggu ke depan.

"Wuidih, sesayang itu si Jaehyun sama lo ya? Sampe sampe paswordnya tanggal lahir lo," Pret! Sayang dari mana? Aku sengaja merubah paswordnya dengan tanggal lahirku agar tidak mudah lupa.

"Nggak usah banyak omong! Buruan anterin, gue mau ganti baju!"

"Iya-iya. Gue mau otw, tapi nemenin Jennie yang lagi muntah muntah dulu di kamar mandi."

Aku mengernyitkan dahi, "Muntah-muntah? Lo kasih makaan apaan Mbak Jennie sampe muntah-muntah gitu."

"Sembarangan lo! Dia lagi bunting, makanya muntah-muntah."

"Lah Mbak Jennie hamil lagi? Widih, topcer juga lo Bang. Selamat ya, sekarang buruan anterin baju baju gue," Selesai menelpon Bang Taeyong, aku kembali melanjutkan makan. Tadi sebelum Mas Jaehyun pergi, ia menyempatkan diri untuk membelikanku makanan. Kukira Mas Jaehyun hanya bisa berbuat mesum, ternyata ia juga pria yang perhatian. Beruntung sekali si Sheila itu memiliki kekasih seperti Mas Jaehyun.

Tiga puluh menit aku menunggu kedatangan Bang Taeyong, sampai akhirnya aku mendengar suara orang masuk kedalam apartement, "JIA LO DIMANA?"

Aku menghela nafas. Kebiasaan Bang Taeyong, ia selalu berteriak dimanapun berada, "GUE DI KAMAR!"

Pintu kamar terbuka, menampakan Bang Taeyong yang menyeret koper sembari menggendong Jisung, anak pertamanya, "Jicung!" Pekikku gemas. Rasanya aku ingin berlari menghampiri Jisung, tapi bagian bawahku masih terasa sakit. Jadi mau tidak mau aku hanya duduk diatas kasur.

"Onty~" Jisung merentangkan lengannya, meminta dipeluk olehku.

"Bang, bawa sini Jisungnya, gue nggak bisa jalan," Kataku jujur.

Sepersekian detik berikutnya, tawa Bang Taeyong meledak, "Habis di hajar Jaehyun ya lo semalem?" Tebaknya sambil menyerahkan Jisung padaku, "Sampai berapa ronde?"

"Ronde-ronde, dikira gue lagi adu jotos," Ketusku, "Kayaknya ya, adik ipar lo itu mau bunuh gue. Masa gue nggak di biarin istirahat."

"Tapi nikmat kan?" Tanya Bang Taeyong sembari memasang wajah mesum andalannya.

"Nikmat pala lo meledak. Udah ah, gue males ngomonginnya," Kataku menyudahi pembicaraan dewasa ini, "Jisung mau punya adik ya?" Tanyaku yang dibalas anggukan lucu oleh Jisung.

"Onty juga mau punya dedek bayi ya?"

"Loh, Jisung kata siapa?"

"Ayah bilang sama Jisung, katanya Onty lagi bikin dedek bayi sama Om Jaehyun," Aku mendelik kearah Bang Taeyong. Astaga, apa saja yang sudah Bang Taeyong ajarkan pada Jisung?

"Bang tobat, jangan ajarin anak lo yang aneh-aneh," Peringatku yang dibalas kekehan oleh Bang Taeyong.

"Dek, lo kok nggak pernah bilang kalau lo punya pacar selama ini? Gue pikir, lo nggak akan punya cowok lagi setelah putus sama yang onoh."

"Gue emang nggak punya pacar Bang. Mas Jaehyun itu ngajak gue nik___," Ucapanku terhenti saat sadar kalau aku hampir saja keceplosan.

Alis Bang Taeyong saling bertautan, "Jaehyun ngajak lo nikah, terus?"

Aku menggeleng cepat, "Nggak papa. Udah sih nggak usah dibahas, toh gue sama dia udah nikah."

Bang Taeyong hanya mengangguk-nganggukan kepalanya. Andai Bang Taeyong tahu, kalau aku menikah dengan Mas Jaehyun hanya untuk mendapatkan pekerjaan, dan Mas Jaehyun menikahiku agar ia bisa mendapatkan anak laki laki. Mungkin Bang Taeyong akan memarahiku habis habisan.

Nikah ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang