18. Hilang

56.3K 5.1K 717
                                    

.
.
.
.
.

"Kamu beneran siap buat ngomong sama Doyoung?" Tanyaku sekali lagi pada Mas Jaehyun.

Hari ini aku dan Mas Jaehyun memang akan bertemu Doyoung di cafe. Mas Jaehyun bilang, ia akan mencoba untuk memaafkan Doyoung. Tapi aku sendiri ragu. Bahkan mungkin ini sudah kesekian kalinya aku menanyakan hal yang sama kepada Mas Jaehyun.

"Siap nggak siap."

"Serius Mas, jangan main-main loh."

"Iya Jia. Yasudah kita berangkat sekarang," Mas Jaehyun menggenggam tanganku lalu kami jalan beriringan ke mobil.

Selama perjalanan menuju cafe tidak ada percakapan diantara aku dan Mas Jaehyun seperti biasanya. Aku sibuk mengelus kandunganku yang kini sudah berusia tujuh bulan.

Asal kalian tahu saja, calon anakku dan Mas Jaehyun sangat tidak bisa diam di dalam perut. Ia sering menendangku dengan sedikit keras. Apalagi kalau Mas Jaehyun mencoba mengajaknya berbicara. Sudah dipastikan ia akan menendangku.

Wah jangan-jangan calon anakku ingin mengajak Ayahnya bertengkar.

"Mas Jae! Cafenya kelewat," Pekikku kaget saat mobil yang dikemudikan Mas Jaehyun melewati cafe di mana aku dan Doyoung akan ketemuan.

"Duh, ya udah kita putar balik," Sebetulnya apa yang sedang di pikirkan Mas Jaehyun?

Suasana awal diantara kami bertiga sangat canggung. Baik Mas Jaehyun dan Doyoung tidak ada yang mau bicara duluan.

Aku menghela nafas, "Kalian berdua jangan terus-terusan saling benci dong. Kan Sheila udah pergi dari kehidupan kalian, jadi Doyoung sama Mas Jaehyun udah nggak punya alasan buat musuh-musuhan," Akhirnya aku membuka suara.

Doyoung menjulurkan tangannya ke arah Mas Jaehyun, "Maafin gue Jae atas semua yang udah gue lakuin ke lo."

Mas Jaehyun membalas uluran tangan Doyoung, "Gue juga minta maaf karena udah ngebenci lo bertahun-tahun Young."

Aku tersenyum melihat pemandangan yang terjadi di depanku. Apalagi saat Doyoung dan Mas Jaehyun berpelukan.

"Nah gitu dong! Masalah Sheila kita lupain aja. Doyoung juga pasti bakal dapet yang lebih baik daripada Sheila," Ujarku.

Doyoung mengangguk, "Makasih ya Ji, berkat kamu, aku sama Jaehyun bisa baikan."

Aku hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

Aku bersyukur karena akhirnya Mas Jaehyun dan Doyoung bisa berbaikan. Aku harap hubungan mereka berdua bisa lebih baik ke depannya.

"Mas, aku mau ke toilet dulu ya?"

"Mau aku temenin?" Tawar Mas Jaehyun yang aku balas gelengan.

Aku pergi ke toilet sendiri. Tapi saat sedang mencuci tangan, aku sedikit terkejut saat melihat Sheila berdiri di sebelahku. Tapi sebisa mungkin aku tidak memperdulikannya, "Hai Jiae," Sapa Sheila. Aku bisa melihat jika perut Sheila sama besarnya dengan perutku.

Aku tidak membalas Sheila, dan lebih memilih untuk keluar dari toilet. Namun belum sempat keluar, Sheila lebih dulu menahan lenganku.

Aku menepis lengan Sheila, "Mau apa lagi lo?" Tanyaku ketus pada Sheila.

"Gue mau hidup lo ancur, dengan begitu gue bisa balik lagi sama Jaehyun."

Aku tersenyum sinis, "Shei, lo nggak punya niatan tobat? Inget, lo udah hamil! Lo juga udah punya suami. Jadi jangan pernah berharap kalau lo dan Mas Jaehyun bisa balikan."

PLAK!

Sheila menamparku, "Gue tanya sama lo, emangnya Jaehyun udah cinta sama lo? Jaehyun itu cuma cinta sama gue! Dia cuma manfaatin lo! Dan lo tau? Lo nggak ada bedanya sama perempuan bayaran di luar sana."

Nikah ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang