.
.
.
.
.Mas Jaehyun itu memang benar-benar! Sudah tahu akan pergi keluar kota, tapi ia belum menyiapkan barang bawaan sama sekali. Jadi, mau tidak mau aku bangun sangat pagi dan membantu Mas Jaehyun untuk packing barang.
"Ish Mas Jae! Mandi sana, jangan nempel terus sama saya!" Aku berdecak kesal saat Mas Jaehyun terus memelukku dari belakang. Aku ini masih mengantuk, tapi sudah harus merapihkan barang bawaan Mas Jaehyun. Tapi mau bagaimanapun juga, ini sudah bagian dari tugasku sebagai istri.
Mas Jaehyun menghela nafas, lalu melepas pelukannya, "Seharusnya kamu minta maaf sama saya Jia."
"Minta maaf buat apaan?" Tanyaku sambil menutup koper yang sudah siap untuk dibawa.
"Kamu lihat ini Ji," Mas Jaehyun menunjukan telapak tangannya, terdapat banyak helaian rambut di sana, "Rambut saya rontok gara gara kamu."
Aku memutar bola mata malas, "Bukan salah saya. Udah sana mandi! Kamu itu satu jam lagi harus berangkat," Aku mendorong tubuh Mas Jaehyun masuk kedalam kamar mandi.
"Bagaimana kalau kita mandi bersama?"
"Upin Ipin makan getah , OGAH!"
******
"Saya berangkat ya, kamu hati-hati dirumah, kalau butuh uang telpon saya saja."
Aku mengacungkan jempol, "Beres Mas. Udah sana berangkat, kasian Pak supirnya udah nungguin dibawah."
Mas Jaehyun tiba-tiba mengecup keningku, membuatku sukses mematung.
Menurutku, ciuman kening itu lebih manis daripada bibir, "Saya pergi dulu," Ujarnya lalu meninggalkanku. Sedangkan aku masih mematung di depan pintu apartement. Aku masih terlalu terkejut.
"Duuuuhh ini jidat nggak bakal gue cuci," Kataku sambil terkekeh.
Karena bosan sendirian di apartement, aku lebih memilih tinggal di rumah Mamah untuk sementara waktu, sampai Mas Jaehyun kembali pulang. Aku juga sudah meminta izin Mas Jaehyun untuk tinggal di rumah orang tuaku.
"Kasian banget sih lo, baru nikah beberapa hari, udah ditinggal Jaehyun," Ledek Bang Taeyong sembari ikut duduk disebelahku-yang sedang menonton televisi di sofa.
"Dia pergi juga karena lagi berjuang buat nafkahin gue. Katanya dia nggak mau ngeliat istrinya susah. Ngerti nggak lo? Halah orang kayak lo mana ngerti," Balasku nyolot. Sengaja. Aku memang ingin memulai pertengkaran dengan Bang Taeyong, "Lagian lo ngapain masih di sini? Pulang sana ke Kalimantan."
"Sumpah dek, si Jaehyun kok betah sih punya istri mulut pedes kayak lo?"
"Mbak Jennie sendiri kok betah ya punya suami rese kayak lo?"
"Dih asu ya," Bang Taeyong mencubiti wajahku dengan keras. Ia bahkan memelintir bibirku.
"Abang sialan! Sakit!" Omelku sambil menjauhkan tangan Bang Taeyong dari wajahku.
"Ayah, Jicung mau beli es klim," Jisung berjalan kearahku dan Bang Taeyong yang tengah asik bertengkar.
"Tae, kamu temenin Jisung beli es krim sana. Aku nggak kuat banget buat jalan, perut aku masih mual," Ujar Mbak Jennie yang baru saja keluar dari kamar.
"Eh, sama Onty aja ya? Nanti Onty beliin es krim yang banyak. Mau nggak?" Tawarku. Aku sekalian ingin mengajak Jisung main di taman komplek. Bosan jika harus dirumah terus.
"Widih, tumben lo baik. Ya udah sana, tapi hati-hati ya, jangan sampai anak gue lecet," Ucap Bang Taeyong.
"Paling gue jual," Jawabku acuh, "Ayo Sung, kita ke toko klontong buat jual kamu," Aku menggandeng tangan Jisung dan mengajaknya keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah ; Jung Jaehyun [END✔]
Fanfiction[15+][Sudah terbit di nayya_publishing]"Pekerjaannya tidak sulit. Kamu cukup menjadi istri saya saja. Bagaimana?" -Jung Jaehyun High rank #6 in Jaehyun (12/6/2019) #4 in NCT (13/6/2019) #7 in Taeyong (20/6/2019) ...