4. Percobaan Pertama

79.2K 6.7K 2K
                                    

.
.
.
.
.

Aku menidurkan tubuhku-yang masih berbalut gaun putih-dengan nyaman di kasur. Hari ini aku benar-benar lelah karena pernikahanku dan Mas Jaehyun baru saja selesai. Aku dan Mas Jaehyun juga langsung pindah ke apartement. Awalnya aku menolak, dan ingin tinggal dulu di rumah Mamah untuk seminggu kedepan. Tapi Mas Jaehyun tidak mau. Jadi sebagai istri yang baik, aku menghormati kemauan Mas Jaehyun itu.

Aish, aku masih tidak menyangka jika aku menikah dengan orang yang baru aku kenal. Ya meskipun Mas Jaehyun tampan, aku sama sekali tidak tertarik dengannya. Dia itu terlalu dingin menurutku, bicara saja hanya seperlunya. Tidak asik.

Aku merasakan kasur ini sedikit bergoyang. Pasti Mas Jaehyun ikut tiduran di sebelahku.

Tuhkan benar!

Mas Jaehyun membaringkan tubuhnya sambil menghadapku, "Mas jauh-jauh sana!" Kataku malu. Karena jarakku dan Mas Jaehyun sangat dekat sekarang.

"Tidak usah malu-malu. Kamu harus ingat tujuan kita menikah untuk apa."

"Punya anak laki-laki?"

"That's right, malam ini kita coba. Kamu mau?"

Seketika pipiku memanas. Oh ayolah! Aku baru ingat jika ingin memiliki anak, pasangan suami istri harus melakukan hubungan intim.

Aku tidak mau melakukannya, apalagi dengan Mas Jaehyun. Tapi aku ingat, jika aku sudah terikat dengan perjanjian yang aku dan Mas Jaehyun buat. Aku harus membantunya agar ia bisa mendapat apa yang ia mau. Dan sebaliknya.

Aku mengangguk ragu, "Tapi saya mau mandi dulu Mas."

"Tidak usah mandi, besok saja."

Aku menggeleng, "Badan saya bau. Nanti Mas Jae nggak nyaman, mending saya mandi dulu," Aku beringsut turun dari kasur dan mencari koperku untuk mengambil pakaian. Sudah hampir tiga menit aku mencari koper, tapi tidak ketemu juga.

Ah! Aku baru ingat jika aku tidak membawa koperku ke apartement. Dasar Jia bodoh! Kalau sudah begini aku akan memakai pakaian siapa?

"Sudah saya bilang, mandinya besok saja. Lagipula kamu tidak membawa baju kan?" Mas Jaehyun menghampiriku yang kini mematung di depan kamar mandi.

Aku mengangguk, "Terus saya pakai baju apa dong Mas? Yakali saya pakai dress gini buat tidur."

"Tidak usah pakai baju. Kamu akan hangat dipelukan saya sampai pagi," Seketika bulu kudukku meremang mendengar suara bariton dari Mas Jaehyun.

"Tapi Mas____," Ucapanku terhenti saat Mas Jaehyun menggendong tubuhku tiba-tiba dan meletakannya di tengah-tengah kasur.

Mas Jaehyun mengurung tubuhku, "Jangan mencari-cari alasan Jia. Saya akan melakukannya malam ini, dan jika kamu kesakitan, kamu boleh mencakar punggung saya sepuasnya, atau kamu mau menggigit lengan sayapun tidak masalah. Kamu mengerti?"

Aku mengangguk dengan pasrah. Mas Jaehyun mengecup keningku lebih dulu, setelah itu turun ke bibirku.

"Sebentar Mas," Aku menjauhkan tubuhku dari Mas Jaehyun. Berusaha menetralkan detak jantungku yang berdegup semakin cepat.

Sepertinya aku akan mati mendadak.

"Kenapa? Kamu tidak siap?"

Aku menggeleng pelan, "Jangan kencang-kencang ya Mas. Saya takut. Ini pertama kalinya untuk saya."

Mas Jaehyun tersenyum manis. Membuat hatiku mendadak tenang, "Tidak akan. Percaya sama saya. Saya akan membuat kamu senyaman mungkin," Dan ya, Mas Jaehyun melakukannya. Aku harap di percobaan pertama ini, aku langsung hamil.





Nikah ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang