16. Promise

56.9K 5.4K 677
                                    

.
.
.
.
.

Jaehyun pergi ke taman yang berada di rumah sakit untuk menenangkan pikirannya yang kacau karena Sheila.

Tapi ia sedikit terkejut saat ada benda dingin yang menempel di pipi kanannya, "Loh Jia? Kok kamu di sini?" Tanya Jaehyun bingung saat melihat Jiae sudah di sebelahnya dengan kursi roda.

"Minum dulu Mas," Ujar Jiae menyerahkan satu kaleng minuman dingin yang tadi ia tempelkan ke pipi putih Jaehyun.

Jaehyun menggeleng, "Kita balik ke ruang rawat lagi ya? Kamu harus istirahat dan tidak boleh banyak gerak."

"Aku nggak mau. Aku udah tidur terus dari semalam," Keluhnya, "Diminum dulu dong minumannya, aku belinya penuh perjuangan loh ini. Pergi ke kantin pake kursi roda itu susah."

Jaehyun terkekeh lalu meminum minuman kaleng yang dibelikan Jiae, "Terimakasih."

"Nggak usah mikirin Sheila lagi Mas," Jaehyun mendongak menatap Jiae.

"Kamu tahu?"

Jiae mengangguk, " Tadi saya liat Mas Jaehyun sama Sheila bertengkar dari balik pintu," Wanita itu menghela nafasnya, "Sebenernya dua minggu belakangan ini saya selalu ngeliat Sheila pergi bareng cowok, malah saya pernah liat dia pergi ke dokter kandungan."

"Tapi kenapa kamu tidak memberitahu saya Ji?"

Jiae menggedikan bahunya, "Saya mau ngebiarin Mas Jaehyun tahu dengan sendirinya."

"Tapi jika saya terus-terusan tidak tahu, itu akan lebih menyakiti saya."

"Tapi kalau saya ngasih tau Mas Jaehyun tanpa bukti, Mas Jaehyun pasti nggak akan percaya dan terus membela Sheila. Bahkan lebih parahnya, Mas Jaehyun bisa aja nyerain saya karena udah nuduh Sheila yang engga-engga."

Jaehyun diam. Menanti apa yang akan dikatakan Jiae selanjutnya.

"Saya nggak mau itu terjadi Mas, saya nggak mau kita pisah," Lirih Jiae, "Saya cinta sama Mas Jaehyun."

Jiae tidak bisa menahan perasaannya lagi pada Jaehyun. Hatinya juga lega setelah mengatakan itu. Urusan Jaehyun membalas perasaannya atau tidak, itu urusan nanti. Yang terpenting sekarang, ia sudah mengungkapkan apa yang harus di ungkapkan.

"K-kamu mencintai saya?" Tanya Jaehyun tak percaya.

Jiae tersenyum lalu mengangguk, "Lucu ya, padahal kita nikah cuma buat bisnis. Tapi saya malah jatuh cinta beneran sama Mas Jaehyun," Katanya terdengar miris, "Saya nggak akan maksa Mas Jaehyun buat balas perasaan saya. Jadi Mas Jaehyun nggak usah khawatir."

Kemudian keduanya terdiam cukup lama. Baik Jiae dan Jaehyun, keduanya sibuk bertarung dengan pemikirang masing-masing.

"Saya tidak akan membiarkan perempuan sebaik kamu jatuh cinta sendiri Jia," Setelah cukup lama terdiam, akhirnya Jaehyun bersuara, "Bantu saya agar saya bisa membalas perasaanmu."

Jiae menggeleng, "Kan udah saya bilang tadi, nggak apa-apa kalau Mas Jaehyun emang nggak bisa balas. Jangan dipaksa. Saya udah cukup bahagia karena bisa menikah dengan Mas Jaehyun."

"Tidak. Saya ingin mencoba membalasnya," Suara Jaehyun terdengar sungguh-sungguh.

"Mas Jaehyun begini bukan karena ingin menjadikan saya sebagai pelampiasan setelah putus dari Sheila kan?"

"Saya tidak berniat menjadikan kamu sebagai pelampiasan. Dari hati saya yang terdalam, saya tulus ingin mencobanya Jia. Mungkin kamu tidak percaya, tapi itu yang saya rasakan."

Jiae diam. Bukannya ia tidak percaya.

Tapi.....

"Jiae," Panggil Jaehyun membuat Jiae berhenti berpikir. Tiba-tiba saja laki-laki itu meraih tengkuk istrinya dan mencium bibirnya.

Nikah ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang