8. Datang Bulan

62.2K 5.9K 1K
                                    

.
.
.
.
.

"Mas? Saya punya satu pertanyaan deh. Kenapa isi otak Mas Jaehyun selalu berbau hal mesum?"

"Percaya atau tidak, kamu alasan saya seperti ini Jia."

"Ih nyalahin saya. Emang dasarnya Mas mesum dari sananya," Kataku. Kemudian kami saling diam.

"Jia?"

"Apa?"

"Kita kerja membuat bayi lagi malam ini. Mau?"

"Engga."

"Ayo."

"Engga."

"Ayo Jiae."

"Engga."

Aku melirik kearah Mas Jaehyun. Bibir laki-laki itu mengerucut. Mukanya terlihat masam, "Nggak usah masang muka kayak gitulah. Jelek," Ejekku.

"Terserah saya," Jawabnya ketus.

Aku berdecak, "Besok aja ya? Saya nggak mood malam ini," Serius. Mungkin karena Doyoung yang memaksaku untuk balikan dengannya tadi sore, lalu kedatangan Sheila yang barusan, membuat moodku benar-benar hancur.

Mas Jaehyun terlihat pasrah, "Yasudah. Kita tidur saja."

Aku mengangguk, "Sebentar. Saya mau pipis dulu," Aku beranjak pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil dan mencuci muka sekalian.

Tapi saat aku akan pipis, aku melihat bercak darah di sana. Artinya aku datang bulan.

Setelah menyelesaikan urusanku di kamar mandi dan memakai pembalut, aku keluar kamar dan melihat Mas Jaehyun tengah memainkan ponselnya sambil duduk menyender di kepala ranjang.

"Mas," Panggilku.

"Ya?" Jawabnya. Tapi matanya masih terfokus dengan ponsel.

"Saya datang bulan," Entahlah. Aku merasa sedih saat tahu jika aku datang bulan. Mungkin karena beberapa hari ini aku selalu berharap agar cepat hamil.

Mas Jaehyun meletakan ponselnya di nakas, kemudian ia menatapku dengan teduh, "Terus? Kenapa kamu murung seperti itu?"

Aku duduk dipinggiran kasur, "Mas Jae nggak kecewa? Kalau saya datang bulan, berarti saya belum hamil."

"Kecewa? Untuk apa? Jia, kita baru mencobanya beberapa kali. Jadi kamu tidak usah sedih seperti itu," Mas Jaehyun menepuk-nepuk tempat disampingnya, "Sini tidur. Sudah malam."

Aku mengangguk. Baru saja aku akan berpindah tempat, sakit yang teramat menyerang perutku, "Akh......" Aku meringis sembari meremas perutku yang rasanya sangat sakit sekali.

Mas Jaehyun yang melihatku kesakitan, dengan cepat membaringkan tubuhku di kasur, "Apa ini sakit datang bulan?" Tanyanya yang aku balas anggukan.

"Sakit Mas......" Ringisku.

"Kamu tunggu sini, saya mau mencari sesuatu di ruang tengah," Ujar Mas Jaehyun lalu meninggalkanku.

Tidak lama ia kembali lagi dengan membawa minyak angin ditangannya.

Mas Jaehyun menyingkap kaos yang kugunakan, ia menuangkan minyak angin ke perutku, lalu dengan perlahan Mas Jaehyun mengusapnya. Lumayan juga.

"Apa masih terasa sakit?" Tanyanya. Yang lagi-lagi hanya mampu aku balas dengan anggukan.

Nikah ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang